Analisaaceh.com, Jakarta – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman kembali menjadi salah satu nominator Indonesia Visionary Leader (IVL) 2021 season VII yang digelar oleh Media Nusantara Citra (MNC) Portal Indonesia.
Tahun ini, Aminullah berbagi best practice-nya dalam upaya pemberdayaan UMKM dan pemberantasan rentenir di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya, ia pernah didapuk sebagai visionary leader untuk kategori “Best Supporting in Local Entrepreneurship” 2019.
IVL sendiri merupakan program rutin yang diselenggarakan MNC Media untuk mengukur dan menguji kekuatan visi para pemimpin daerah, sekaligus menggali upaya daerah dalam merumuskan, mengomunikasikan, mengimplementasikan, sekaligus membudayakan visi tersebut di wilayah kepemimpinannya.
Di hadapan empat dewan juri ia pun menyampaikan presentasinya, yakni Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik, Ketua Pembina Indonesia Institute for Corporate Directorship Andi Ilham Said, Pakar Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto, dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy.
Mengawali presentasinya, Aminullah mengucapkan terima kasih atas kesempatan tampil kedua di ajang pionir di Indonesia tersebut.
“Saya bahagia bisa bersilaturahmi sekaligus menambah ilmu dari dewan juri nasional yang expert di bidangnya. Dan ini juga kesempatan bagi saya untuk mempromosikan Banda Aceh.” Ujar Aminullah, Rabu (10/3/2021) di Inews Tower, Jakarta.
Kemudian ia memaparkan fokus pemerintahannya selama pandemi. “Mengingat Banda Aceh kota yang bergerak di sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata, kami concern memberdayakan UMKM sebagai pendukung utamanya. Banyak hal kami lakukan agar pelaku usaha mikro bisa keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi,” ujarnya.
Salah satunya dengan mengoptimalkan keberadaan PT Mahirah Muamalah Syariah (MMS) -lembaga keuangan mikro milik Pemko Banda Aceh. Tujuan utamanya pendirian MMS ini guna menghidupkan UMKM dengan memberi pembiayaan secara mudah, cepat, dan berkah, sekaligus memberantas praktik rente di Banda Aceh.
Bantuan modal mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta rupiah pun terus disalurkan kepada pengusaha kecil, termasuk pedagang asongan dan pedagang kaki lima.
“Totalnya kini sudah 7.043 nasabah yang dibantu dengan jumlah pembiayaan Rp 17 miliar lebih sedari 2018 -include selama Covid-19,” ungkap Aminullah.
Hasilnya, walau di tengah situasi pandemi, UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian kota terus tumbuh dan berkembang hingga mencapai 15.107 unit usaha pada 2020.
“Selain bantuan permodalan, kami juga rutin membantu peralatan dan perlengkapan kerja, hingga pelatihan skill,” ungkapnya lagi.
Seiring-sejalan, upaya pemberantasan rentenir pun berbuah manis. Ketergantungan pedagang di lima pasar besar di Banda Aceh hanya tinggal dua persen saja. Jauh menurun dibanding sebelum ada MMS 80 persen dan pada tahun kedua operasionalnya 14 persen. Genderang perang terhadap rentenir terus kami tabuh, karena selain mencekik leher masyarakat, juga jelas bertentangan dengan syariat Islam.
Hal positif lainnya, angka kemiskinan di Banda Aceh terus menurun. Dari 7,44 persen pada 2017 menjadi 7,22 persen pada 2019,
“Hingga saat pandemi pada 2020 pun tetap turun menjadi 6,90 persen. Begitu juga dengan angka pengangguran yang hanya tersisa 6,92 persen. IPM Banda Aceh juga terus naik menjadi 85,41 poin. Ini terbaik kedua nasional setelah Yogyakarta,” ujarnya.
Presentasi mantan Dirut Bank Aceh ini pun mendapat pujian dari dewan juri. Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik sangat mengapresiasi dan memuji terobosan yang dilakukan Aminullah selama pandemi Covid-19.
“Inovasi Pak Wali Kota sudah bagus karena ada relevansi antara kebijakan nasional dan Aceh yang menerapkan syariat Islam,” katanya.
Apresiasi senada juga disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy.
“Saya angkat dua jempol untuk Pak Wali yang berjuang bebaskan warganya dari rentenir. Selama ini akses permodalan menjadi salah satu kendala perekonomian kita. Jika kebijakan Pak Wali diteruskan ke level provinsi atau nasional, bisa-bisa meraih nobel seperti M Yunus dari Bangladesh,” ujarnya disambut aplaus hadirin.
Usai presentasi, Aminullah menyerahkan cinderamata berupa buku “Ala Aminullah Perangi Rentenir” kepada dewan juri dan pimpinan MNC Media. Pada kesempatan itu, ia turut didampingi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Faisal, Kadisdikbud Saminan, Kabag Administrasi Pembangunan M Syaifuddin Ambia, dan Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Said Fauzan.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar