ANALISAACEH.com | Idul Adha merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Bagaimana tidak, pada hari itu menjadi momen di mana masyarakat dapat menyembelih dan menikmati daging qurban, baik sapi, kerbau, kambing, maupun domba.
Namun ada saja berita tidak benar atau hoaks seputar daging qurban, baik di media sosial ataupun pesan berantai dari mulut ke mulut. Tidak jarang pula masyarakat percaya terhadap hoaks tersebut.
Kepala Tim Peneliti Penyembelihan Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Drh Supratikno, MSi, PAVet pun menjelaskan beberapa hoaks yang kerap beredar di masyarakat dan tidak perlu dipercaya.
Informasi yang beredar di masyarakat adalah daging qurban tidak perlu dicuci sebelum disimpan atau dimasak agar tidak keras dan tidak menurunkan kualitasnya. Namun Supratikno mengatakan bahwa jika daging kotor sebaiknya tetap harus dicuci terlebih dahulu agar kotorannya tidak terbawa saat dimasak.
Banyak yang beranggapan bahwa kuman-kuman di daging qurban akan mati saat di masak di suhu tinggi, sehingga sebelumnya tidak perlu dicuci terlebih dahulu. Faktanya menurut Supratikno, kuman atau bakteri pada daging memang mati pada saat dimasak, namun racun yang diproduksi oleh kuman ada yang tahan panas dan masih bisa menyebabkan sakit pada manusia.
Sudah bukan rahasia bahwa daging kambing memiliki kolesterol yang tinggi dan dapat menyebabkan darah tinggi. Apakah lebih tinggi daripada daging sapi?
“Faktanya kandungan kolesterol pada kambing dan domba mirip dengan daging sapi bahkan pada kambing kadar kolesterolnya lebih rendah,” ujar Supratikno.
Supratikno menambahkan, daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi dan kolesterol karena cara memasak yang kurang tepat, misalnya menggunakan banyak garam, kecap yang tinggi natrium, santan, dan dimasak lama atau dipanaskan berulang.
Kolesterol yang tinggi pada saat mengonsumsi daging kambing atau domba diikuti dengan mengonsumsi lemak atau gajihnya.
Kerap orang-orang mengatakan daging kambing dan domba prengus. Padahal menurut Supratikno, bau prengus pada kambing atau domba karena penyembelihan yang tidak sempurna, atau pengulitan yang tidak baik serta tercemar dengan isi perut.
“Jika disembelih dan ditangani dengan baik maka tidak akan terlalu bau,” katanya.
Sumber : healt.detik.com
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dua orang oknum taruna yang diketahui sedang menempuh pendidikan di sekolah…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Pelaksanaan ujian seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) formasi tahap…
Analisaaceh.com, Paris | Dalam lawatan Manajemen Persiraja Banda Aceh ke Eropa, Presiden Persiraja Banda Aceh,…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Seorang pria berinisial YA (28) warga Gampong Paya Laba, Kecamatan Kluet Timur,…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Aceh Utara Polda Aceh berhasil menggagalkan…
Analisaaceh.com, Langsa | Banyak bangunan dan fasilitas yang rusak, kondisi objek rekreasi publik Ruang Terbuka…
Komentar