Categories: ADVERTORIALArtikel

Cakupan Imunisasi di Pidie Masih Rendah, Dinkes Intensifkan Edukasi Imunisasi

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Penyakit Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) melalui berbagai program edukasi dan kampanye. Langkah ini bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya imunisasi, terutama bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, mengakui bahwa meskipun program edukasi dan kampanye sudah berjalan, dampaknya terhadap perubahan perilaku masyarakat masih minim. Hal ini terlihat dari cakupan imunisasi yang tetap rendah di Kabupaten Pidie.

“Program edukasi yang diberikan oleh petugas Puskesmas kepada masyarakat masih belum berhasil mempengaruhi perilaku secara signifikan. Ini sangat terkait dengan cakupan imunisasi yang masih sangat rendah,” jelas dr. Dwi Wijaya dalam wawancara dengan Analisaaceh.com pada Rabu 18 September 2024.

Data dari Dinkes Pidie menunjukkan bahwa cakupan imunisasi untuk berbagai jenis vaksin, seperti DTP, Polio, MMR, dan Hepatitis B, masih jauh di bawah standar yang ditetapkan secara nasional.

“Kondisi ini memperlihatkan bahwa risiko penularan penyakit PD3I di Pidie masih tinggi. Salah satu buktinya adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2 yang terjadi di Indonesia pada tahun 2022 hingga 2023, termasuk di Kabupaten Pidie.” Ujarnya.

dr. Dwi Wijaya menambahkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) dan imunisasi bagi anak di bawah dua tahun (Baduta) di Pidie juga masih jauh dari target. Imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah dasar, seperti dosis DT, campak rubella, dan Td, juga belum mencapai standar yang diharapkan.

“Cakupan imunisasi untuk anak-anak usia sekolah dasar, seperti DT dan campak rubella, sangat rendah. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya KLB, yang sangat merugikan masyarakat,” tegasnya.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam meningkatkan cakupan imunisasi adalah maraknya informasi palsu atau hoaks mengenai vaksinasi. Misinformasi ini menimbulkan ketakutan dan keraguan di kalangan masyarakat, yang kemudian berdampak pada rendahnya partisipasi dalam program imunisasi.

“Kami terus berkomitmen untuk melawan hoaks dengan memperkuat kampanye berbasis bukti ilmiah. Kami juga bekerja sama dengan media untuk menyebarkan informasi yang benar dan akurat,” kata dr. Dwi Wijaya.

Dalam kampanye ini, berbagai pendekatan dilakukan untuk menjangkau masyarakat. Edukasi rutin diberikan, termasuk ajakan untuk membawa anak-anak ke pos pelayanan imunisasi sesuai jadwal. Informasi yang disampaikan juga menekankan bahwa imunisasi aman dan efektif, termasuk imunisasi ganda yang sangat dianjurkan bagi ibu hamil dan wanita usia subur.

dr. Dwi Wijaya menegaskan bahwa kampanye PD3I merupakan strategi penting untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, baik di tingkat nasional maupun daerah. Edukasi ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi, mengurangi keraguan, dan memberikan pemahaman bahwa imunisasi adalah bagian integral dari upaya pencegahan penyakit.

“Selain melalui media, kami juga memperkuat komunikasi langsung dengan masyarakat melalui forum-forum diskusi. Dengan cara ini, informasi yang diberikan lebih akurat dan terpercaya,” katanya.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan Pidie juga terus berupaya membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan elemen masyarakat lainnya, untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

Menurut dr. Dwi, KLB PD3I tidak hanya menunjukkan potensi wabah, tetapi juga memperlihatkan kelemahan sistemik yang harus segera diatasi. Oleh karena itu, kampanye ini juga bertujuan untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh dan responsif terhadap berbagai ancaman penyakit. Melawan PD3I bukan hanya sekedar mengatasi ancaman kesehatan langsung, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh.

“Dengan fondasi sistem kesehatan yang kuat, kita bisa menangani krisis kesehatan dengan lebih baik, melindungi kesejahteraan masyarakat, dan mencegah terjadinya KLB di masa depan,” jelas dr. Dwi.

Ia pun menegaskan bahwa kesuksesan program imunisasi memerlukan dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun media. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa cakupan imunisasi dapat ditingkatkan dan masyarakat terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Kami membutuhkan dukungan semua pihak untuk melawan wabah PD3I dengan terus melakukan kampanye edukasi tentang pentingnya peran imunisasi dalam melindungi kesehatan masyarakat,” tutupnya. (Adv)

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

KIP Banda Aceh Terima 686 Kotak Suara untuk Pilkada 2024

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Banda Aceh telah menerima 686 kotak suara…

31 menit ago

PT TUN Medan Batalkan Putusan PTUN Banda Aceh soal Tanah Terlantar di Aceh Barat

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Medan telah memutuskan untuk…

44 menit ago

Zaman Akli: Siap Dampingi Safaruddin untuk Abdya Lebih Maju

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Zaman Akli menyatakan bahwa pencalonannya sebagai Wakil Bupati Aceh Barat Daya…

19 jam ago

Pelatihan Jadi Kunci Sukses Program Imunisasi di Kabupaten Pidie

Analisaaceh.com, Sigli | Untuk mengurangi ketidakpatuhan terhadap jadwal imunisasi di kalangan orang tua atau wali…

23 jam ago

Dinkes Pidie Terapkan Strategi Kejar Sasaran Imunisasi Anak

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie telah menerapkan serangkaian strategi untuk menjangkau anak-anak yang…

23 jam ago

Dinkes Pidie Tingkatkan Cakupan Imunisasi Lewat Pelatihan Nakes

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie terus berupaya meningkatkan kualitas program imunisasi di…

23 jam ago