Categories: NEWS

Kondisi Terumbu Karang di Pulo Aceh Mengkhawatirkan

Analisaaceh.com, Aceh Besar | Kondisi terumbu karang di pesisir laut kawasan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Hal itu dikatakan Koordinator Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh, Munandar usai melakukan pemantauan langsung di kawasan Pulo Aceh, pulau terluar yang berada di perairan ujung paling barat Indonesia.

Munandar menjelaskan, ketika anggota Divisi Marine FJL melakukan pantauan di laut Pasi Lambaro, Gampong Gugop, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 3 Maret 2024, ditemukan adanya terumbu karang yang mengalami bleaching atau pemutihan.

“Ketika menggunakan kartu Coral Health Chart (grafis kesehatan terumbu karang) banyak ditemui terumbu karang yang mengalami pemutihan,” jelas Munandar, Minggu (4/3/2024).

Menurutnya, salah satu penyebab pemutihan terumbu karang ini disebabkan oleh peningkatan suhu laut akibat perubahan iklim. Namun, pihaknya tidak menemukan kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (destructive fishing) seperti yang marak diberitakan selama ini.

Pemutihan terumbu karang juga disebabkan oleh meningkatnya sedimentasi, infeksi bakteri, perubahan kadar garam, penggunaan herbisida, penggunaan natrium sianida untuk menangkap ikan, peningkatan keasaman air laut, polusi dan sebagainya.

“Terumbu karang memiliki segudang manfaat, diantaranya sebagai pelindung daratan (pesisir), ekosistem penunjang kehidupan, mampu mengurangi pemanasan global serta berfungsi sebagai tempat tinggal bagi ikan-ikan karang berharga mahal,” jelasnya.

Munandar berharap agar Pemerintah Aceh dan instansi terkait termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk bekerja maksimal dalam menghadapi ancaman kerusakan terumbu karang di perairan Aceh.

“Terumbu karang adalah keajaiban alam yang indah dan penting untuk keberlangsungan kehidupan laut. Apalagi terumbu karang menjadi rumah bagi ribuan spesies laut, termasuk ikan yang kita makan dan ikan hiasan di rumah kita,” tambahnya.

“Sebelum kerusakan makin parah, sebelum semuanya terlambat. Jika kita tidak bertindak , keindahan dan kekayaan bawah laut ini lambat laun akan hilang selamanya,” pungkasnya.

Naszadayuna

Komentar

Recent Posts

KISSPOL Aceh Nilai Situasi Kemanusiaan Sudah Darurat, Desak Keberanian Negara dan Solidaritas Global

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Lembaga Kajian Sosial dan Politik (KISSPOL) Aceh menilai kondisi sosial, ekonomi,…

7 jam ago

Pengurus IHGMA Aceh Periode 2025–2028 Resmi Dilantik

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Aceh menegaskan komitmennya sebagai mitra…

8 jam ago

Antrean BBM di SPBU Abdya Mulai Normal Usai Listrik Pulih

Analisaaceh.com, Blangpidie | Antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun…

8 jam ago

Kabel Listrik Menjuntai di Seunaloh Abdya Sudah Diperbaiki PLN

Analisaaceh.com, Blangpidie | Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangpidie, Kabupaten Aceh…

8 jam ago

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

1 hari ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

1 hari ago