Satu Dekade JKN Mengabdi Tanpa Batas, Temani Kaminah di Pelosok Negeri

Oleh : Chairul

Salah satu bentuk nyata dari kesejahteraan umum yang tertuang dalam cita-cita bangsa Indonesia adalah kesehatan diwujudkan dalam berbagai upaya agar dapat dirasakan kemanfaatan dan keadilannya oleh seluruh rakyat Indonesia, tertuang di dalam Undang-Undang 1945.

Dalam mewujudkan kehidupan yang layak dan memenuhi kebutuhan dasar, Pemerintah Indonesia membentuk sebuah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat hingga ke seluruh pelosok negeri.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di Kelola oleh BPJS Kesehatan terbukti telah memberikan dampak positif yang signifikan. Kepastian akan perlindungan jaminan kesehatan inilah yang dirasakan langsung selama 11 tahun secara inspiratif oleh Kaminah (59) seorang petani dipedalaman Provinsi Aceh tepatnya di Desa Bukit Seulemak, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Kaminah atau minah merupakan seseorang yang menggarap kebun karet miliknya sendiri bersama suaminya sampai sekarang. Adanya jaminan kesehatan yang iurannya ditanggung oleh pemerintah daerah sangat memberikan kepastian bagi dirinya yang berpenghasilan tidak menentu. Kepada Analisaaceh.com, ia menceritakan bagaimana menghadapi permasalahan kesehatan dihari tuanya, saat menggunakan Program JKN sejak tahun 2014 silam.

“Pada tahun 2014, saya mengenal BPJS ini hanya bisa di pakai pada tingkat Puskesmas saja, ternyata tidak. Tidak ada keraguan bagi keluarga kecil kami untuk memanfaatkan program yang sangat luar biasa ini ketika sakit karena tidak perlu khawatir akan uang yang akan dikeluarkan untuk biaya pelayanan kesehatan. Sejak pemerintah bisa menjamin kesehatan keluarga saya melalui BPJS Kampung, saya bisa menabung untuk keperluan lain salah satunya menyekolahkan anak saya hingga lulus kuliah. Tidak perlu lagi rasanya saya menjual ladang untuk sesuatu yang mendadak ketika terkena musibah saat terkena penyakit misalnya” kata Minah, kepada jurnalis Analisaaceh.com, Selasa (11/2/2025).

Minah mengaku disaat masa tua yang ia rasakan seperti saat ini, Program JKN merupakan teman setia yang selalu ia andalkan. Dari pengalamannya pada tahun 2015, JKN sudah menjadi payung dirinya ketika hujan.

“Saya sudah mulai memanfaatkan BPJS untuk berbagai penyakit yang menyerang saya. Dimulai dari rematik, asam lambung dan tipes, BPJS selalu menanggung biaya pengobatan saya. Banyak perubahan dari BPJS yang sudah saya rasakan, misalnya dalam rawat inap. Saya dan suami juga telah beberapa kali menjalani rawat inap di RSUD Langsa saat terkena penyakit batu ginjal dan tipes, semua itu alhamdulillah terselesaikan berkat layanan JKN,” ungkapnya dengan penuh harapan.

Sepanjang satu dekade memanfaatkan layanan kesehatan dengan Program JKN, ia selalu merasakan puas dengan menggambarkan senyum kebahagian saat diwawancara oleh Analisaaceh.com. Minah tidak hanya mendapatkan pengobatan, dirinya juga selalu diberikan semangat oleh petugas tenaga kesehatan baik di puskesmas pembantu (pustu), pukesmas kecamatan hingga sampai ke rumah sakit ketika berkunjung.

“Selama memanfaatkan BPJS tidak pernah saya merasakan adanya iur biaya dari pihak puskesmas atau rumah sakit, justru saya yang diberikan bonus berupa semangat untuk sembuh setiap harinya oleh perawat atau dokter. Tidak ada perbedaan antara saya dan peserta yang berobat secara umum. Saya tergolong kepada keluarga berpendapatan rendah, namun berkat adanya BPJS, beban saya setengahnya berkurang. Kami bisa bertahan hingga sekarang karena bisa menyimpan biaya pelayanan kesehatan yang tidak perlu kami keluarkan. Jika tidak ada BPJS, mungkin saya akan memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dan saya tidak akan sanggup untuk membiayai kuliah anak saya hingga lulus, begitulah dampak BPJS ini bagi kehidupan saya,” ungkapnya.

Walaupun sudah memasuki masa tua dan tidak sanggup mengikuti perkembangan zaman di era digital ini, Minah tetap berusaha mencari tahu alur pelayanan JKN dan terobosan inovasi yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan di zaman yang serba instan.

“Saya memang sudah tua, tapi setidaknya saya berusaha untuk tetap update tentang informasi seputar BPJS. Melalui anak saya, layanan untuk mengakses BPJS semakin mudah, hanya dengan menggunakan handphone sudah bisa dilayani sekarang. Meskipun saya tidak paham menggunakannya, dengan uang yang saya tabung untuk menambah kepintaranya selama ini, saya bisa mengakses layanan menggunakan aplikasi yang diberi nama Mobile JKN oleh BPJS. Tidak ada hal yang menjadi beban saya dimasa tua ini sekarang, semua sudah bisa saya nikmati, ini juga merupakan pengaruh BPJS dilingkungan kehidupan saya,” ujarnya dengan bangga.

Masih dengan rasa bangga dan penuh haru, Minah juga menyampaikan kenangan bahwa dahulu ia pernah selalu membawa kartu Kartu Indonesia Sehat (KIS) setiap kali ingin berobat, namun pada tahun 2023 kartu tersebut sempat hilang. Hal tersebut, membuat dirinya khawatir dan takut.

“Saya sempat kehilangan kartu BPJS yang selalu ada saat saya kesusahan, walaupun anak saya sudah menginformasikan bisa menggunakan kartu digital dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), saya masih sempat merasa sedih. Sedih yang disebabkan kehilangan teman yang sejak tahun 2014 sudah menemani saya untuk melewati setiap kesusahan yang saya rasakan. Tetapi tidak masalah, sekarang kartu tersebut telah tersedia pada aplikasi digital. Saya tidak paham menggunakannya, akan tetapi setiap saya bertanya kartu BPJS, anak saya menunjukan kartu yang ada pada aplikasi Mobile JKN, saya sangat senang sekali,” sebut Minah.

Dengan mata terpancar, kepuasaan dan kebahagiaan diatas ladang tumbuhan yang ia tanami, Minah mengungkapkan rasa terimakasih kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu keluarganya selama 10 tahun lebih dengan pelayanan kesehatan yang sangat baik.

“Pesan dari petani daerah pedalaman seperti saya, jangan pernah ragu dan termakan berita yang salah dari mulut ke mulut. Jika sempat ragu, bertanyalah kepada petugas BPJS. Saya sendiri sudah merasakan pelayanan yang tidak pernah dibeda-bedakan, padahal saya selalu mendengar kata-kata yang tidak enak tentang BPJS dari orang lain. Tentu makin tinggi pohon, makin tinggi anginnya. Saya selalu meluruskan informasi tersebut, bahkan ketika saya dirawat pasien umum pun saya ajak menjadi peserta BPJS. Terimakasih BPJS yang selalu menjadi tulang punggung kesehatan keluarga saya selama 10 tahun lebih. Besar harapan saya untuk keberlanjutan Program JKN ini agar bisa dirasakan oleh anak dan cucu-cucu kita yang akan datang. Bagi masyarakat yang belum terdaftar sudah saatnya mendaftar diri kepada BPJS Kesehatan, sudah saatnya sifat ragu itu dibuang dan diyakinkan dari pengguna layanan BPJS,” tuturnya.

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Harga Emas Perhiasan Hari Ini per Gram dalam Rupiah, Beli Lebih Murah dengan Promo Payday February 2025!

Emas perhiasan bukan sekadar simbol kemewahan, tetapi juga menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati…

5 jam ago

Pemkab Abdya Tetapkan Meugang Puasa 1446 Hijriah Tanggal 27 Februari 2025

Analisaaceh.com, Blangpidie | Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menetapkan hari pelaksanaan meugang Ramadhan 1446…

5 jam ago

Dinilai Serang Pribadi dan Tak Pantas, Partai Gerindra Sesalkan Pernyataan Ketua DPR Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Aceh, H Teuku Irsyadi…

16 jam ago

Ketua DPRA Aceh Tegaskan SK Plt Sekda Bukan dari BKA

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Zulfadli, dengan tegas menyatakan bahwa…

22 jam ago

Armada Pemadam Mogok Saat Kebakaran, Dewan Minta Pemko Lakukan Peremajaan

Anisaaceh.com, Banda Aceh | Satu unit Mobil Pemadam Kebakaran mengalami mogok di Pango saat akan…

1 hari ago

Imigrasi Banda Aceh Tunda 54 Calon Pekerja Migran Indonesia Ilegal di Bandara SIM

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Imigrasi Banda Aceh menunda keberangkatan 54 calon penumpang ke Malaysia melalui…

1 hari ago