619 Bencana Terjadi di Aceh Selama 2021, Kerugian Rp223 Miliar

Ilustrasi Bencana (Foto: net)

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, sebanyak 619 kejadian bencana terjadi di Aceh sejak Januari hingga November 2021. Total kerugian ditaksir mencapai Rp223 miliar.

Dari jumlah bencana tersebut, sebanyak enam orang meninggal dunia, satu orang hilang, 13 orang luka-luka dan 37.073 KK/123.429 jiwa terdampak bencana, serta 3.605 rumah terdampak.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Dr. Ir. Ilyas, MP mengatakan, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana alam di Aceh, yaitu sebanyak 251 kali kejadian. Jumlah kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini sebanyak Rp94 miliar.

“Kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 131 kali. Lahan yang terbakar seluas 434 hektar,” ujarnya pada Rabu (1/12/2021).

Sementara bencana angin puting beliung terjadi di Aceh sebanyak 80 kali dan merusak 288 rumah warga dengan total kerugian yang dialami sebesar Rp11 miliar.

Kemudian banjir sebanyak 93 kali yang berdampak pada 2.524 rumah dan satu jembatan, satu tanggul rusak serta 210 hektar sawah terendam.

“Banjir bandang terjadi lima kali merendam 272 rumah dengan prakiraan kerugian Rp2,6 miliar. Banjir dan longsor terjadi 10 kali merendam 96 rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 13,2 Miliar, dan banjir ROB terjadi lima kali yang merusak 29 rumah terjadi di Kota Lhokseumawe dan di Aceh Timur,” kata Ilyas.

Kalak BPBA juga menyebutkan, abrasi dari bulan Januari hingga November tercatat sebanyak lima kali kejadian dan merusak enam rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp1,2 Miliar.

Kemudian juga tercatat bencana alam yang terjadi pada 27 Juni lalu yakni kegagalan teknologi di Desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, diduga keracunan gas berasal dari PT. Medco. Sebanyak 531 jiwa dari 112 kepala keluarga terdampak dan terpaksa mengungsi.

“Semua bencana juga berdampak pada 27 sarana pendidikan, dua sarana kesehatan, 12 sarana pemerintahan, 13 sarana ibadah. Berdampak pula pada 148 ruko, sembilan jembatan, tujuh tanggul dan 269 meter badan jalan akibat banjir dan longsor,” jelas Kalak.

Ilyas mengatakan, intensitas kejadian bencana dari tahun 2021 mengalami penurunan jumlah kejadian dari tahun sebelumnya. Pada periode yang sama (Januari-November) tahun 2020, jumlah kejadian bencana mencapai 752 kali kejadian. Sedangkan di tahun 2021 menurun menjadi 619 kali.

“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun,” ungkap Ilyas.

Dalam upaya pengurangan risiko bencana, Kalak BPBA berharap nantinya terwujudnya sebuah langkah pemberdayaan masyarakat yang akan berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian, serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

“Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat atau komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh nantinya,” pungkas Ilyas.

Editor : Nafrizal
Rubrik : BENCANA ALAM
Komentar
Artikulli paraprakPuluhan Ekor Gajah Liar Digiring Keluar Dari Pemukiman Warga Bener Meriah
Artikulli tjetërSafaruddin: Pemeliharaan Jalan Blangpidie – Cot Mane Dikerjakan Tahun 2022