Analisaaceh,com, Banda Aceh | Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh, Dyah Erti Idawati, menyerahkan bantuan sosial BKM Ikhlas Peduli Program Kotaku Banda Aceh bagi masyarakat rentan Terdampak Covid-19, di Geuceu Menara, Senin 20/04.
Bantuan sembako itu diberikan kepada sedikitnya 60 orang janda dan manula. “Mudah-mudahan bisa sedikit mengurangkan beban di masa sulit seperti ini,” kata Dyah.
Kepada Pemerintahan Gampong Geuceu Menara, Dyah mengingatkan untuk memanfaatkan potensi pemuda gampong. Para pemuda, kata Dyah, punya tenaga ekstra, di mana mereka mampu menggerakkan potensi yang ada di gampong untuk kegiatan-kegiatan positif seperti kegiatan gotong royong.
“Jangan sampai energi mereka lari ke warung kopi. Kita harus mendorong mereka untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,” kata Dyah.
Dalam penanganan covid, Dyah mengaku harus ‘kejam’. Di mana, berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah kadang menjadi suatu hal yang kontroversial. Misal memberlakukan jam malam. Kebijakan itu dilakukan demi keselamatan warga, demi mencegah penyebaran covid-19 di Aceh.
“Maaf jika kadang harus kejam demi keselamatan masyarakat. Kalau ekonomi mati bisa dibangkitkan. Tapi kalau orang, bagaimana cara menghidupkannya?,” kata Dyah.
Paska-pencabutan pemberlakuan jam malam, Dyah mengimbau masyarakat untuk menghindari keramaian dan memakai masker ketika keluar rumah. Masker bisa menjadi proteksi awal bagi masyarakat dari penyebaran virus. Dengan mengenakan masker, orang akan terhindar dari usilnya tangan: mengorek hidung serta mata. “Masker ini penangkal kita nggak usil.”
Sementara itu, Aidil Azhari, Geuchik Geuceu Menara, berterimakasih atas bantuan yang diberikan bagi masyarakat kurang mampu di desanya. Ia mengatakan, bagi orang beriman covid-19 menjadi pengingat bagi mereka untuk lebih dekat kepada Allah.
“Kalau mau berpikir positif ini adalah rahmat bagi kita. Dengan ini kita lebih dekat dengan Allah,” kata Aidil.