Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan Ramadhan memiliki beberapa keutamaan. Banyak hal bermanfaat yang dapat kita lakukan untuk melengkapi ibadah puasa di bulan Ramadhan. Contohnya adalah melakukan Shalat tarawih, merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di setiap malam bulan Ramadan.
Pasalnya, apabila seorang muslim menjalankan sholat tarawih maka akan mendapat pahala yang besar dan semua dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW dalam suatu hadits bersabda,
“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni dosa yang telah lampau.” (HR. Bukhari, Muslim).
Pada tahun-tahun sebelumnya, umat muslim pada umumnya melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid. Namun, karena mewabahnya virus corona (Covid-19) hingga kini belum mereda, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih di rumah. Yang bisa kita lakukan adalah ibadah Ramadhan di rumah, shalat tarawih di rumah dan shalat witir di rumah.
Sholat Tarawih
Cara mengerjakan sholat tarawih di rumah sama dengan mengerjakan shalat wajib maupun sunat yang lain, yaitu diawali dengan membaca niat dan diakhiri dengan salam.
Sholat tarawih berjumlah 20 rakaat dan dikerjakan masing-masing dua rakaat dengan satu salam. Jadi apabila kita mengerjakan sholat tarawih 20 rakaat maka terdapat 10 salam di dalamnya, baik dilakukan secara berjamaah maupun sendirian.
1. Bacaan niat sebagai imam sholat tarawih
Apabila bertindak sebagai imam atau pemimpin sholat tarawih, maka bacaan niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:”Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”
2. Bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih
Sementara untuk bacaan niat sebagai makmum dalam sholat tarawih adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:”Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah SWT.”
Dalam bacaan niat sebagai imam atau sebagai makmum, perbedaannya adalah terletak pada kata setelah أَدَاءً (adaan). Ketika sebagai imam, kata berikutnya adalah إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى (imaman lillahi ta’ala).
Sedangkan bagi makmum, usai kata أَدَاءً (adaan) diikuti kemudian oleh kata مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى (ma’muman lillahi ta’ala).
Umat muslim yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah di rumah dipersilakan untuk mengikuti dua pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih di atas, sesuai dengan keyakinannya.
Urutan tata cara sholat tarawih berjamaah adalah sebagai berikut:
- Mengucapkan niat sholat tarawih sesuai dengan posisinya, sebagai imam atau makmum
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucap takbir saat takbiratul ihram
- Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Salam pada rakaat kedua/rakaat keempat.
Adapun doa sholat tarawih yang bisa dibaca setelah selesai rakaat keduapuluh atau delapan adalah doa berikut, doa ini bisa juga disebut doa kamilin.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ،
وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ،
وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ،
وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahummaj’alna bilimani kamilin, wa lil Faraidi Muaddin, walis shalati hafidzin, wa lizzakati fa’ilin, wa lima indaka thalibin, wa li afwika rajiin, wa bil huda mutamassikin, wa ‘anil laghwi mu’ridhi, wa fid dunya zahidin, wa fil akhirati raghibin, wabil qadhai radhiin, wa lin na’mai syakirin,
wa ‘alal bala’ shabirin, wa tahta liwai sayyidina muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irin, wa ilal haudi waridin, wa ilal jannati dahilin, wa minan nari naajiin, wa ‘ala sariril karamati qa’idin,
wa min khurin ‘inin mutazawwijin, wa min sundusin wa istabraqin, wa dibaajin mutalabbisin, wa min tha’amil jannati akilin, wa min labanin wa’asalin mushaffaini syaribin, bi akwabin wa abariqa wa ka’sin min ma’in, ma’al ladzina an’amta alaihim minan nabiyyina was shiddiqiina was syuhada’i was sholihin, wa hasuna ula’ika rafiqaa, dzalikal fadhlu minallahi. Wa kafa billahi ‘alima.
Allahummaj’alna fi hadzas syahri syarifatil mubarakati minas su’ada’il maqbulin. Wa laa taj’alna minal azkiya’il marduudin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin, wa ‘aalihi wa sahbihi ajma’in. birahmatika ya arhamar rahimin.
“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan ketentuan, yang bersyukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Amin.”
Sholat Witir
Shalat witir adalah sholat sunah berjumlah ganjil yang digunakan sebagai penutup sholat sunah lain, seperti shalat tahajud, sholat hajat, salat istikharah, atau sholat tarawih saat bulan Ramadan. Sholat witir saat Ramadan dapat dikerjakan secara berjemaah atau sendiri.
Terkait waktu pengerjaan sholat witir, diriwayatkan Nabi Muhammad saw. bersabda, “Kerjakanlah sholat witir sebagai sholat malam terakhirmu” (H.R. Bukhari dan Muslim). Salat witir tidak dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah, kecuali pada bulan Ramadan.
Jumlah Rakaat Sholat Witir
Sholat witir dikerjakan minimal satu rakaat dan maksimal 11 rakaat. Umumnya, sholat ini dikerjakan tiga rakaat. Dalam hal ini terdapat perbedaan cara mengerjakan sholat witir tiga rakaat.
Sholat witir tiga rakaat dikerjakan dengan dua kali salam, yaitu dua rakaat kemudian salam, diikuti satu rakaat kemudian salam.
Niat Sholat Witir Berjamaah
Terkait niat sholat witir berjemaah, terdapat perbedaan antara bacaan niat sebagai makmum dan imam. Selain itu, juga ada perbedaan niat saat mengerjakan satu rakaat dengan dua rakaat.
Berikut niat sholat witir yang sudah dibedakan berdasarkan imam, makmum, satu rakaat, dan dua rakaat
Niat Sholat Witir Dua Rakaat Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah bagian dari sholat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Witir Dua Rakaat Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah bagian dari shalat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Witir Satu Rakaat Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”
Niat Sholat Witir Satu Rakaat Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Witir Tiga Rakaat Sebagai Imam
Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan imaaman lillahi ta’aala
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala”
Niat Sholat Witir Tiga Rakaat Sebagai Makmum
Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan ma’muuman lillahi ta’aala
Artinya, “Aku menyengaja sholat sunah witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”
Tata Cara Sholat Witir
- Pelafalan niat salat witir sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum dan berdasarkan jumlah rakaat
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati
- Baca taawud dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Rakaat kedua, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama
- Rakaat ketiga, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama dan kedua
- Salam.