Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 di Aceh, Bidang Penanganan Kesehatan, per 19 Mei 2020, telah mengambil 303 sampel swab cairan tenggorokan dan hidung Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di seluruh Aceh.
Hasilnya, sebanyak 278 sampel negatif, dan sisanya 19 sampel konfirmasi positif.
“Pemeriksaan sampel tersebut dengan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), bukan lagi rapid test,” tegas Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada Analisaaceh.com, Minggu (24/5/2020).
Pria yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, jumlah pasien corona yang telah dilakukan rapid test di seluruh Aceh sudah mencapai 4.831 orang. Hasilnya, 4.793 nonreaktif, dan 38 lainnya raktif rapid.
“Meski rapit test menunjukkan hasil reaktif, tapi tidak semuanya positif Covid-19 setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR,” jelasnya.
Dari 19 yang konfirmasi Covid-19 itu, sambung SAG, yang sembuh mencapai 17 orang, 1 orang masih dirawat di rumah sakit, dan hanya 1 orang meninggal dunia.
“Jumlah penderita Covid-19 di Aceh memang tidak sebanyak daerah lain. Kita tetap harus waspada dan mencegah penularannya di gampong-gampong supaya tidak terjadi lonjakan kasus,” terang Jubir Covid SAG.
Rendahnya kasus Covid-19 di Aceh mendapat apresiasi dari Gugus Tugas Covid-19 Indonesia. Hal itu terkait keberhasilan dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, kunci penyelesaian masalah COVID-19 di ‘Bumi Serambi Mekkah’ itu adalah adanya masyarakat yang patuh dengan anjuran pemerintah dan melaksanakannya dengan baik.
“Kunci penyelesaian masalah (COVID-19) ini ada di masyarakat. Pemerintah hanya membuat pedoman, ketentuan, anjuran dan ini tidak akan ada hasilnya kalau masyarakat tidak patuh. Kalau masyarakatnya patuh pasti akan bagus. Aceh adalah salah satu provinsi yang luar biasa masyarakatnya patuh ,” kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (24/5/2020).
Baca Juga : Jubir Covid-19 Indonesia Apresiasi Masyarakat Aceh Dalam Memutus Penyebaran Corona
Selain itu, Yuri juga menyoroti peran serta tokoh masyarakat Aceh dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19. Menurutnya para tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat dan tokoh yang lain menjadi kunci keberhasilan dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, sehingga dapat menerapkan apa yang menjadi langkah upaya pencegahan penularan virus corona jenis baru itu.
“Pasti ini peran dari tokoh masyarakat, bukan hanya dari peran pemerintah. Tapi tokoh masyarakat memegang peran kunci. Karena saya paham betul masyarakat Aceh itu masyarakat yang masih sangat patuh kepada tokoh-tokoh masyarakat,” katanya.
Oleh sebab itu, Yuri sangat berterima kasih atas peran tokoh masyarakat Aceh karena telah berpengaruh terhadap upaya melandaikan kurva kasus COVID-19, yang telah dibuktikan melalui data landai.
“Karena itu saya sangat berterima kasih kepada para tokoh masyarakat yang ada di sana, karena apa yang telah dilakukan buktinya ya ini, kasus terkendali, penambahan kasus dapat dikatakan tidak ada,” kata Yuri.