Analisaaceh.com, Banda Aceh | 2 Desember 2019, Kuasa Tuhan yang tak dapat dielakkan bagi Tgk Amran, Wakil Bupati Aceh Selatan yang harus memimpin sendiri Kabupaten penghasil Pala itu. Sang Bupati H. Azwir, S,Sos berpulang menghadap Ilahi.
Lumrah, memimpin sendiri harus menanggung beban besar, mau tak mau harus diemban sendiri tanpa tempat berbagi meski gonjang-ganjing di sepanjang jalan lintas Labuhan Haji Barat ke Trumon Timur belum usai.
Covid-19 pun turut menggoncang, tak heran masyarakat menilai Aceh Selatan jalan di tempat, buruk, bahkan bobrok jalannya roda pemerintahan, namun juga tak sedikit pula menilai baik dan fantastis dalam kepemimpinan Ketua Partai Orange Aceh Selatan itu.
Agar tak terkatung terlalu lama. Akhirnya, 25 Juni 2020 Plat 1 Bumi Tuan Tapa itu pun digenggam Tgk Amran, Ia dilantik Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, MT sebagai Bupati definitif menggantikan almarhum Azwir dalam suasana penuh haru.
Usai pelantikan, isu di tengah masyarakat mulai gusar terkait kursi dua yang tak bertuan. Nama sosok pun mulai bertaburan di bibir masyarakat, dari warung kopi, pasar, pajak, hingga teras rumah tak henti digoreng.
Padahal, penentuan siapa yang berdiri mendapingi Amran tersebut merupakan hasil rekomendasi dari para partai koalisi kemudian digedor-sahkan di meja Dewan. Meski demikian, tak pula menciutkan bibir dan jari masyarakat dalam mencuitkan beragam pandangan.
Banyak tokoh yang dicocok-cocokkan, memutar track record hingga menafsirkan politik koalisi bak bibir di tepi cawan. Sebab itu, wajar saja saat ini banyak pemerhati politik betulan dan palsu menelisik hingga ke laman facebook para tokoh.
Mengerucutkan yang didengungkan masyarakat, Analisaaceh.com mencoba merangkumkan beberapa nama-nama yang saat ini sedang hangat dibicarakan, baik dari Partai pengusung, birokrat maupun tokoh masyarakat, Senin (6/7/2020).
- Alja Yusnadi, S.TP., M.Si
Pria kelahiran Ladang Teungoh, Pasie Raja 7 Januari 1986 ini merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Aceh Selatan. Ia digadang-gadangkan sebagai kandidat terkuat sebagai pendamping Tgk Amran untuk memimpin Aceh Selatan di sisa pemerintahnnya.
Kuatnya nama ini muncul disebabkan PDI Perjuangan merupakan salah satu partai pengusung selain PKB, PNA dan Hanura pada pilkada 2018 lalu. Tak hanya itu, Alja disinyalir memiliki jaringan ke pusat sehingga memudahkan akses dalam membangun Aceh Selatan.
Ayah dua anak ini juga tercatat sebagai dosen tetap di Univesitas Gajah Putih Aceh Tengah dan menulis kolom untuk beberapa media online.
Bahkan, selain sebagai Ketua DPC PDI Perjuagan, Alja juga tercatat sebagai mantan anggota DPRK periode 2014-2019.
Semasa menjadi anggota DPRK, Alja menempati berbagai posisi strategis, diantaranya anggota Badan Anggaran, Badan Legislasi, Badan Musyawarah, Pimpinan komisi D, Sekretaris Fraksi Mandiri.
Munculnya namanya di tengah masyarakat tak membuat kaget sang Alja, ”Terkait munculnya nama Alja Yusnadi, saya kira sebagai bentuk apresiasi dan kehendak publik, kita ucapkan terimakasih,” ucap Alja kepada Analisaaceh.com.
Namun, Alja menyatakan, persoalan Wakil Bupati belum dibicarakan di internal partai pengusung,”Saya sudah bertemu dengan beberapa pimpinan partai pengusung, belum ada pembicaraan kearah sana, termasuk dengan Tgk. Amran dan Tgk. Abral Muda sebagai pimpinan PNA,” lanjut Alja.
Saat ditanya, apa yang menjadi sayarat utama yang harus dimiliki oleh calon Wakil Bupati nantinya, Alja menyebut ada dua, pertama dapat bekerjasama dengan Bupati, yang kedua dapat diterima oleh partai pengusung.
Pun demikian, menurut Alja, jika partai pengusung nanti ikut merekomendasikan namanya, dirinya mengaku siap,”Dalam hal ini (Wabup-red), saya menunggu arahan DPP partai dan juga kesepakatan partai koalisi, jika dimungkinkan, kita siap aja,” ujar politisi muda ini.
Berbicara aksesnya ke pusat, Alja pun tak menapik hal itu. Sebab, kata Alja, PDI Perjuangan memiliki kekompakan dari pusat hingga ke daerah. Sehingga memudahkan dalam melobi setiap kebutuhan daerah.
Menurutnya, membangun Aceh Selatan memerlukan pemikiran serta tindakan yang hebat, tak hanya cukup dengan usulan dan pembicaraan di wurung-warung kopi. Namun solusi yang pasti yang benar-benar menyentuh langsung permasalahan di tengah masyarakat.
“Berbicara PDI Perjuangan adalah bicara organisasi besar, bukan orang perorang, walau di Aceh minoritas, namun berkuasa di pusat, inilah salah satu daya tariknya dan harus kita maksimalkan,” Bebernya.
2. Jafnimar Jakfar
Sosok Jafnimar Jakfar atau akrab disapa Buk JJ merupakan tokoh yang familiar saat ini di tengah masyarakat Aceh Selatan. Pasalnya, Jafnimar Jakfar merupakan istri dari almarhum Bupati Azwir, S.Sos.
Tak ayal, jiwa sosial JJ menjadikannya hangat di bibir berbagai kalangan, bahkan tak sedikit menafsirkan bahwa semangat dan loyalitas Azwir sangat melekat dalam diri JJ.
Perempuan usia 58 kelahiran Tapatuan ini salah satu orang tak diragukan perpolitakan, bahkan dirinya mengaku sudah mendampingi almarhum Azwir terjun ke politik sejak 13 tahun lalu.
“Saya mendapingi almarhum dalam berpolitik sudah 13 tahun, bahakn sudah lama berpengalam di berbagai organinasi, baik yang melekat dengan jabatan suami maupun di luar itu,” katanya kepada analisaaceh.com.
Menanggapi muncul nama dirinya sebagai kandidat pengisi kursi dua di Aceh Selatan itu, JJ mengaku siap untuk mengembankan amanah tersebut. Bahkan JJ siap menggantikan sosok Azwir dalam melanjutkan visi misi Aceh Selatan Hebat sesuai slogan Azwir-Amran (Azam) masa kampanye silam.
“Bila memang dipercaya, pastinya saya siap. Namun ini juga kembali kepada partai pengusung untuk menentukannya,” imbuh JJ.
Di sisi lain juga tak dapat dipungkiri, JJ sendiri merupakan sosok yang berada di luar partai koalisi. Lihainya masyarakat dalam menilai juga tak dapat tapik, sebab “dalam politik semua bisa”.
Bahkan beberapa sumber menyebutkan, JJ akan mendapat restu dari salah satu partai koalisi untuk mengenakan pakaian pengusung sebagai tiket menuju kursi panas itu.
3. Hernanda Taher
Pria kalem ini tak lupa disebut-sebut masyarakat, bahkan dalam deretan nama-nama yang dibicarakan masyarakat, Hernanda sesekali menjadi berada di urutan nomor satu.
Hernanda Taher merupakan Ketua DPC PKB salah satu partai pengusung pasangan Azwir-Amran 2018 lalu. Maka dari itu, peluang Hernanda tepampang lebar duduk bergandeng dengan Tgk Amran.
Bahkan, pria usia 1971 yang sudah berkarir di PKB sejak tahun 2013 ini juga telah memegang tamping PKB Aceh Selatan selama dua periode. Ia juga tercatat sebagai anggota DPRK saat ini.
Menanggapi isu itu, Hernanda memastikan dirinya siap mengemban amanah itu apabila dipercayakan oleh partainya, meskipun juga terdapat kandidat-kandidat lainnya yang menginginkan posisi yang sama.
“Kita siap kalau memang diperintahkan oleh partai,” katanya kepada analisaaceh.com.
Ketika ditanyai program dirinya apabila diberikan amanah itu, Hernanda mengaku mengetahui secara persis program Azwir-Amran yang belum diterealisasi dikarenkan kondisi saat ini. Sebab itu Hernanda mengaku siap melanjutkan merealisasikan program-program yang telah dijanjikan dahulunya kepada masyarakat.
“Selaku partai pengusung kita sadari masih banyak yang kurang saat ini. Bila kita diizinkan, insyaa Allah kita siap merealisasikannya,” katanya.
- Saiful Azhar, SE
Pejabat yang hampir pensiun ini juga digadang-gadangkan memiliki peluang mendampingi Tgk Amran. Hal ini dikarenakan Tgk Amran disebut-sebut membutuhkan seorang birokrat dalam menjalankan roda pemerintahan.
Munculnya nama Saiful Azahar tak dapat dipungkiri dari sepak terjangnya dalam dunia birokrasi. Pejabat Eselon II ini telah menjajaki berbagai dinas di Aceh Selatan bahkan Aceh Barat Daya (Abdya).
Namun, kehangatan namanya yang dibicarakan masyarakat sepertinya tak bersambut dengan baik dengan sang pemilik badan. Saiful menuturkan bahwa dirinya tak mau ditunjuk untuk menduduki Plat 2 Aceh Selatan.
“Kita tau diri lah, kita bukan siapa-siapa semasa Pilkada dahulu, jadi bukan saja tidak mau tetapi juga tidak mungkin,” kata Saiful kepada Analisaaceh.com.
- Syahril
Politikus PKB ini tak beda jauh dari kandidat lainnya. Selain berasal partai pengusung, Syahril juga disebut-sebut memiliki jaringan kuat dalam membangun akses.
Berkat pengalamannya di DPRK selama dua periode, pria usia 45 tahun ini digadang-gadangkan memiliki modal yang cukup untuk memimpin jalannya roda pemerintahan bersama Tgk Amran.
Bahkan periode keduanya di DPRK, Syahril juga tercatat sebagai pimpinan dewan di lembaga legislatif itu.
Menanggapi isu yang berkembang di masyarakat, Syahril mengaku siap apabila dipercaya oleh partai untuk mendampingi Tgk Amran.
“Kalau memang dipercaya oleh partai, kita siap mengemban amanah itu,” bebernya kepada analisaaceh.com.
pun demikian, ia menyadari keputusan duduk di kursi dua itu merupakan kewenangan partai pengusung dan disetujui oleh DPRK, dalam hal ini dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada PKB untuk mengambil keputusan.
“Kita serahkan semuanya kepada partai siapa yang akan mendampingi Tgk Amran nantinya di sisa pemerintahan ini,” katanya.
- H. Darmansyah, S.Pd., MM
Tokoh masyarakat Aceh Selatan yang lahir di Ujung Karang 23 September 1959 saat ini menjabat sebagai staf ahli Gubernur Aceh bidang keistimewaan, SDM dan kerjasama ini tak luput disenter masyarakat. Pasalnya, birokrat yang sudah lama makan asam garam ini disebut-sebut sosok yang sangat dibutuhkan oleh Tgk Amran.
Darmasyah merupakan birokrat sudah lama melenggang di beberapa dinas di beberapa Kabupaten/Kota hingga provinsi Aceh. Bahkan pria ini juga tercatat sebagai mantan staf ahli pembangunan Kota Subulussalam, Kadis Perindak UKM Kota Subulussalam, Kabid Program Disdik Aceh Selatan, Kabid pembinaan guru dan tenaga pendidik di Disdik Aceh, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Aceh, serta segudang pengalaman jabatan lainnya.
Tak ayal, Darmasyah yang telah sampai ke puncak pangkat ASN ini diprediksi akan mendampingi Tgk Amran untuk mem-balance-kan roda pemerintahan.
“Saya sendiri belum berfikir sampai ke situ, dan saya belum bisa menjawab ini. Karena orang yang akan mendampingi Tgk Amran bukan hanya sosok yang penting saja, namun harus mampu menerjemahkan sosok alm Azwir,” sebutnya kepada analisaaceh.com.
Menurutnya pasangan Azam memiliki harmonisasi yang kuat sejak masa kampanye hingga terpilih. Maka dari itu untuk menduduki kursi 2 Aceh Selatan juga harus mampu membangun harmonisasi sebagaimana pasangan Azam membangunnya.
“Mereka sangat harmonis, jadi sudah pasti sosok yang demikian juga yang dipilih,” ungkapnya.
- H. Karnawi
Siapa yang tidak kenal dengan sosok ini, pengusaha sukses yang sudah berkiprah di Ibukota Indonesia sejak lama, bahkan memiliki jaringan kuat baik nasional maupun internasional.
Pria asal Labuhan Haji ini merupakan tokoh masyarakat Aceh Selatan yang saat ini berada di Jakarta dalam menjalankan bisnisnya yang bertebaran di beberapa provinsi di Indonesia.
Selain pengusaha sukses, H Karnawi disebut-sebut tokoh penting dalam memenangkan pasangan Azwir-Amran pada Pilkada silam, baik secara biaya operasional maupun jaringan pemenangan.
Maka dari itu nama ini muncul ke permukaan sebagai salah satu kandidat yang cocok mendapingi Tgk Amran. Pun, kecocokan ini dilihat dari keterwakilan wilayah Aceh Selatan itu sendiri.
Sayangnya, gayung isu tak bersambut, H Karnawi kepada analisaaceh.com menolak untuk dijadikan sebagai pemilik kursi 2 Aceh Selatan.
“Kita sadari pemilihannya merupakan hak partai pengusung dan dewan. Namun bilapun ditawarkan kepada saya, saya tidak mau,” bebernya kepada analisaaceh.com.
Mengenyampingkan isu tak harmonisnya hubungan mereka, Karnawi tetap digembor-gembor oleh masyarakat. Pun, H Karnawi tak menafikan renggangnya hubungan politik meraka sejak setahun terakhir.
Bahkan pengusaha ini lebih memilih untuk maju dan bertarung pada Pilkada selanjutnya dari pada mengendarai Plat 2 Aceh Selatan saat ini.
“Saya lebih memilih maju di Pilkada nantinya, kita lebih baik nomor satu,” bebernya kepada analisaaceh.com.
Terkait majunya dirinya di Pilkada mendatang juga bukan suatu kepastian. Sebab katanya, maju atau tidaknya dalam pilkada mendatang dalam politik dapat berubah sewaktu-waktu.
8. Samsul Bahri Mamak
Putra Bakongan Timur ini merupakan orang yang tak asing bagi Tgk Amran, Samsul Bahri Mamak tercatat sebagai Ketua Bidang Penerangan PNA Aceh Selatan.
Meski satu partai dengan Tgk Amran, namun tak dipungkiri hal itu dapat terjadi. Apalagi pria yang akrab disapa Mamak ini disebut-sebut kandidat mewakili PNA dari partai pengsung lainnya untuk mendapat kursi 2.
Bahkan, mantan kombatan ini digadang-gadangkan memiliki akses yang kuat di legislatif dalam menjebolkan sosoknya. Hal ini pun tak dapat dielak oleh Mamak sendiri saat ditanyai analisaaceh.com.
“Lebih kurang ya seperti itu, insya Allah kita yang mewakili PNA kalau memang tidak ada halangan lainnya,” katanya.
Pun, dirinya siap bila memang dipilih mendapingi Tgk Amran dalam membangun Aceh Selatan di masa sisa pemerintahan.
“Kita siap bila memang dipercaya oleh partai pengusung untuk membangun Aceh Selatan Hebat,” imbuhnya.
[ays_poll id=4]