Analisaaceh.com | Tapaktuan – Global Tiger Day (GTD) atau Hari Harimau Sedunia dideklarasikan pada Pertemuan International Tiger Forum di Saint Petersburg, di Rusia Tahun 2010 dan diperingati pada tanggal 29 Juli setiap tahunnya.
Peringatan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) dipusatkan di Taman Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tapaktuan, Minggu (4/8/2019) dengan tema “Mari Menjaga dan Lestarikan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) dan Satwa yang di Lindungi”
Ratusan peserta ikut Fun Walk dalam rangka memeriahkan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day). Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Balai Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) melalui Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tapaktuan Aceh Selatan.
Kegiatan Fun Walk dimulai star dari RTH mengelilingi Kota Tapaktuan dan kembali ke finis awal. Selain itu juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain seperti aksi bersih-bersih, lomba mewarnai tingkat TK sedrajat dan juga Lomba Face Painting.
Kabid Wilayah I TNGL Kabupaten Aceh Selatan Bapak Agung Widodo, SH, MH, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa populasi harimau terus menurun akibat berbagai faktor diantaranya adalah perubahan iklim, deforestasi dan perburuan liar.
“Tujuannya untuk membangun kesadaran pengetahuan masyarakat terkait konservasi Harimau Sumatera agar terjaganya kelestarian di alam, oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya secara masif untuk mengkampanyekannya,” katanya.
Dia menjelaskan, perubahan iklim dapat memicu penurunan habitat harimau deportasi atau pengurangan luasan hutan memicu alih fungsi lahan. Sehingga habitat harimau semakin sempit dan satwa mangsa semakin langka.
“Perburuan liar dan Perdagangan organ-organ tubuh harimau masih terus berlangsung hingga saat ini. Karena dipicu oleh mitos yang salah menganggap bahwa bagian tubuh harimau bisa dikonsumsi sebagai makanan penambahan vitalitas,” paparnya.
Kepala Balai Besar TNGL Medan, diwakili Joko Iswanto, SP, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak khususnya kepada Polres Aceh Selatan dan jajaran yang telah berhasil menggagalkan perdagangan kulit harimau pada bulan Juli tahun 2018 lalu.
“Kami ucapkan terimakasih juga kepada seluruh panitia yang telah menggelar kegiatan itu, mari kita stop perburuan Harimau Sumatera,” ajakannya.
Hal yang sama juga disampaikan Bupati Aceh Selatan yang diwakili Staf Ahli Pemerintah T. Darisman, menjelaskan populasi harimau yang kian waktu terus menurun menyebabkan tercetusnya Gerakan Hari Harimau Sedunia. Tergerusnya kehidupan harimau juga disebabkan maraknya perburuan liar oleh manusia.
Sehingga, lanjutnya, membuat raja hutan kelaparan nyaris seluruh bagian tubuh harimau yang berharga dari daging tulang taring kuku dan kulit serta beberapa pengobatan tradisional meyakini mujarabnya bagian tubuh macan tersebut untuk menyembuhkan penyakit.
“Kita harap agar peringatan Global Tengger memastikan harimau dapat perlindungan yang layak dan habitatnya tetap terjaga tidak mengalami kepunahan. Hal ini dapat terwujud jika kita semua menyadari pentingnya konservasi Harimau,” tutupnya.
Turut hadir dalam acara tersebut yakni Dandim 0107/Aceh Selatan 0107, Letkol Inf R Sulistiya Herlambang HB, Waka Polres Kompol Hardi Meladi Kadir, petugas TNGL, dan tamu undangan serta ratusan peserta Fun Walk. [ngoeh]