Analisaaceh.com, Blangpidie | Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) Wilayah Aceh menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) VI di Kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah, Aceh Barat Daya (Abdya).
Muswil FL2MI Wilayah Aceh VI ini dibuka langsung oleh Ketua STKIP Muhammadiyah Abdya, Afdhal Jihad pada Rabu (10/11) dan dilaksanakan sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Perwakilan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tiap Perguruan Tinggi baik PTN/PTS se Aceh itu menggelar Muswil selama dua hari mulai tanggal 11 s/d 13 November 2021.
Ketua pelaksana, Ayu Rafika dalam sambutannya mengatakan, tujuan kegiatan itu adalah untuk mencari masukan dan ide-ide baru dari legislasi mahasiswa se Aceh.
“Muswil FL2MI Aceh bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota legislatif mahasiswa demi terwujudnya student state ideal secara global yang bisa memberikan ilmu pengetahuan di bidang kelegislasian kepada seluruh mahasiswa di Aceh pada umumnya dan khususnya di Abdya,” jelasnya.
Ayu berharap, FL2MI tersebut dapat menjadi wadah perumusan pergerakan guna membantu pembangunan bangsa dan negara.
“Muswil ini merupakan kegiatan kepengurusan FL2MI wilayah Aceh satu tahun ke depan untuk merumuskan pemikiran dalam menjalankan FL2MI guna membentuk kesejahteraan Aceh,” kata Ayu Rafika.
Ia juga menambahkan, Muswil FL2MI Aceh ini dilaksanakan dalam dua sesi dan dihadiri kurang lebih 100 orang peserta dari perguruan tinggi se-Aceh. Dirinya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tutur serta membantu dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara material maupun materil sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana kita semua,” sebutnya.
Di samping itu, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STKIP Muhammadiyah Abdya, Ulfa Zurida mengatakan, acara Muswil FL2MI Aceh yang ke VI ini mengangkat tema “Optimalisasi dan Eksistensi Lembaga Legislatif sebagai kekuatan utama dalam sistem politik Indonesia”.
Menurut Ulfa, dengan berkembangnya dinamika kehidupan, biasanya selalu diikuti oleh semakin meningkatnya tantangan yang akan dihadapi oleh mahasiswa.
Oleh karena itu, diperlukan suatu forum sehingga berlangsungnya suatu proses evaluasi atas pelaksanaan program kerja dan merumuskan langkah penyempurnaan.
“Serta yang diperlukan untuk kita adalah mengimbangi pesatnya perkembangan zaman,” ujarnya.
Kemudian, tambah Ulfa, FL2MI ini sama halnya dengan organisasi lain. Musyawarah Wilayah merupakan agenda tertinggi dalam sebuah organisasi.
“Kami memandang Muswil FL2MI ini merupakan momentum yang sangat tepat dalam upaya menggairahkan dan menghidupkan serta membawa organisasi ini ke arah perubahan yang lebih baik,” jelasnya.
“Harapan kami, ke depannya agar mahasiswa lebih berperan penting dan aktif terhadap mengawasi jalan pemerintah serta memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara sehingga legislatif mahasiswa lebih baik dan berkemajuan kedepannya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua STKIP Muhammadiyah Abdya, Afdhal Jihad menyampaikan, perwakilan mahasiswa yang ikut dalam Muswil ini diharapkan dapat melakukan perubahan serta bisa mengembangkan budaya literasi kedepannya.
“Jadilah mahasiswa yang melakukan perubahan, menjadi mahasiswa yang selalu mengikuti jejak perjuangan rasul dan mahasiswa yang selalu melaksanakan literasi serta teruslah berjuang dalam membangun aceh,” paparnya.
Selain itu, kata Afdhal, organisasi juga dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan karya serta kemampuannya, guna mengimbangi pesatnya perkembangan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
“Kami berharap, ke depannya agar mahasiswa lebih berperan penting dan aktif terhadap mengawasi jalannya roda kepemerintahan serta memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara sehingga legislatif mahasiswa lebih baik dan berkemajuan kedepannya,” harapnya.
“Tempat tidak menentukan prestasi. Dimana saja kita kuliah, yang paling penting itu adalah apa yang kita lakukan terhadap diri kita dan orang lain. Apa kita ingin seperti itu-itu saja atau berkembang untuk melakukan perubahan,” pungkas Afdhal. (Ahlul)