Analisaaceh.com, Subulussalam | Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) perwakilan Kota Subulussalam menggelar penggalangan koin dari masyarakat untuk membantu mengurangi beban utang pemerintah kota setempat.
Hal tersebut dilakukan karena keuangan Pemko Subulussalam mengalami defisit dan bahkan turut berdampak dengan tidak dibayarnya gaji tenaga kontrak, honorer hingga aparatur desa.
“Kegiatan ini kita lakukan selama lima hari sebagai niat baik kita untuk membantu Pemko Subulussalam dalam menyelesaikan kondisi defisit, sebagaimana yang kita ketahui bersama hari ini gaji aparatur desa belum terbayarkan dan sudah berjalan selama sembilan bulan, gaji guru honorer/kontrak yang tersisa dua bulan lagi tahun 2021 serta belum jelas gajinya di tahun 2022 ini. Bahkan dana nonsertifikasi guru menyisakan empat bulan di tahun 2021,” kata Ketua YARA Subulussalam, Edi Sahputra Bako kepada analisaaceh.com, Rabu (3/2/2022).
Baca:Â Pria di Subulussalam ini Nekat Bakar Mobil dan Rumah Tetangga Karena Sakit Hati
Edi menjelaskan, permasalahan lainnya juga terjadi pada sisa utang pembayaran proyek yang sudah dikerjakan pada tahun 2021 namun belum dibayarkan hingga saat ini. Bahkan sebagian pekerjaan tersebut bersumber dana otsus.
“Itu baru sebagian dan mungkin banyak lagi utang yang belum terbayarkan,” tegas Edi.
Menurutnya, penggalangan koin tersebut dilakukan untuk membuka peluang kepada seluruh masyarakat Subulussalam agar dapat ikut berpartisipasi dan berkontribusi nyata terhadap daerah dengan menyisihkan sedikit rezeki dalam bentuk koin untuk membantu keuangan kota Sada Kata tersebut.
Baca:Â Miliki Ganja, Tiga Pemuda Diringkus Polisi di Subulussalam
“Walaupun hanya berupa koin namun tentu ini sangat membantu sekali terhadap keuangan daerah kita, maka kita beri tema kegiatan ini ‘Satu Koin Rakyat Selamatkan Negeri Metuah’,” ungkap Edi.
Edi menegaskan, gerakan itu juga untuk membangunkan pihak eksekutif dan legislatif agar jangan hanya sibuk jalan-jalan namun lalai akan tanggungjawab. Sebab, kata Edi, persoalan ini merupakan masalah serius yang harus diselesaikan.
“Kita mengingatkan Wali Kota dan para wakil rakyat Subulussalam ke depan lebih bijak menggunakan uang rakyat, dengan lebih mengutamakan program sesuai dengan kebutuhan, kita menilai selama ini masih banyak program yang tidak urgent terkesan sifatnya hanya pemborosan anggaran,” imbuhnya.
Baca:Â Sempat Berniat Bunuh Ayah Tiri, Anak di Aceh Singkil Kapak Ibu Hingga Tewas
Edi mencontohkan, pemborosan dan penggunaan anggaran yang kurang tepat tersebut seperti pengadaan mobil dinas pejabat daerah, kegiatan studi banding yang berlebihan serta pengadaan-pengadaan lainnya yang tidak menyentuh langsung kepada masyarakat.
“Sementara masih ada kampung yang terisolir akibat akses jalan yang sangat buruk seperti Kampung Longkib, masyarakatnya menggunakan perahu robin, karena jika curah hujan tinggi mengakibatkan jalan banjir dan berlumpur, sangat miris jika itu kita abaikan,” katanya.
Baca:Â Polisi Tangkap Penyelundup Dua Ton Solar Subsidi di Aceh Singkil
“Kita inginkan Pemko fokus terhadap program pembangunan yang menghasilkan PAD, agar dapat mandiri atau tidak tergantung sepenuhnya pada pemerintah pusat, dan kondisi keuangan daerah kota Subulussalam hari ini menjadi catatan terburuk dalam sejarah dimana hampir sembilan bulan gaji aparatur desa belum terbayarkan,” pungkas Edi.