Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hendri Yono, S.Sos., M.Si meninjau langsung Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, setelah menerima keluhan masyarakat dan nelayan setempat terkait dermaga yang sempit.
Dalam kunjungan pada Senin (4/7/2022) tersebut turut hadir Panglima Laot Lok, M. Nazir, Ketua Pelabuhan Hasbi Ibrahim, Ketua Pemuda Sawang Ba’u serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
M.Nazir mengatakan, nelayan di Sawang Ba’u dan daerah sekitar memerlukan dermaga yang besar untuk menampung boat-boat yang berativitas setiap harinya. Sebab, ukuran dermaga 50 x 60 meter tidak dapat menampung jumlah boat nelayan yang lebih dari 100 unit.
Baca Juga: Anggota DPRA Dorong Pemkab Aceh Selatan Perbaiki Fasilitas ODTW Tapak Tuan Tapa
“Kita berharap adanya perluasan dermaga hingga ukuran 150 x 60 meter, karena memang sekarang sudah sempit. Apalagi rata-rata boat nelayan berkapasitas 30 GT ke atas,” ujar Panglima Laot.
Selain itu, kata Nazir, kondisi dermaga yang sudah tidak layak juga menjadi masalah bagi nelayan. Seperti tanggul yang retak dan bahkan sebagian sudah amblas serta dangkalnya perairan sekitar PPI.
“Tinggi tanggul sekarang lebih kurang 12 meter dan kedalaman 4 meter. Sedangkan kedalaman yang dibutuhkan itu 7 meter, akibatnya boat kesulitan untuk bersandar karena dangkal dan sempit,” ungkapnya.
Baca Juga: Harga TBS Anjlok, Hendri Yono Minta Pemerintah Buat Kebijakan yang Memihak Kepada Petani
“Sudah sangat lama kondisi dermaga sudah over kapasitas, jauh sebelum hari raya Idul Adha semua boat sudah bersandar di pelabuhan karena khawatir kalau telat pulang mereka takut tidak ada lagi ruangan untuk bersandar,” sambung Nazir.
Menanggapi hal itu, Hendri Yono meminta Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk segera mengatasi permasalahan nelayan tersebut. Sebab, kata dewan dari dapil IX ini, PPI sudah menjadi kewenangan provinsi sehingga setiap keluhan dan permasalahan harus segera diatasi.
“Kami berharap Pemerintah Aceh untuk segera mengatasi masalah ini terkait pelebaran dermaga, sebab ini masalah ekonomi masyarakat,” sebutnya.
Apalagi, sambung Hendri Yono, masyarakat di Sawang Ba’u sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan perekonomiannya bergantung pada kelautan. Oleh sebab itu apabila masalah dermaga tidak diselesaikan maka tentunya menghambat ekonomi masyarakat.
“Masalah dermaga ini berdampak terhadap seluruh nelayan di Sawang Ba’u, karena masyarakat Sawang secara umum perekonomiannya dari nelayan sehingga perlu diperhatikan secara serius dan tuntas oleh pemerintah Aceh,” pungkasnya.