Analisaaceh.com, Banda Aceh | Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh Bakri, Siddiq didamping Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Jalaluddin dan pengurus jamaah subuh BBC melakukan peletakkan batu pertama pembangunan rumah untuk warga kurang mampu Fakhrurrazi di Gampong Batoh, Kecamatan Lueng Bata, Minggu (14/8/2022).
Peletakan batu pertama pembangunan rumah warga kurang mampu di Gampong Batoh itu dilakukan usai safari subuh berjamaah di Masjid Babuttaqwa.
“Program pembangunan rumah duafa ini untuk membantu warga yang kurang mampu yang dilakukan BBC harus terus dilakukan. Ini bagian dari ibadah, sedekah dari jamaah subuh tersalurkan sesuai harapan,” kata Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq.
Ia juga menyebutkan pada tahun 2022 ini pemerintah melalui Ditjen Perumahan Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp2,23 triliun untuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dengan target 103.000 unit rumah tidak layak huni.
Di Kota Banda Aceh program pembangunan rumah duafa atau yang dikenal dengan bedah rumah sudah berjalan dengan baik, dan akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Bakri Siddiq menyebutkan rumah selain bantuan dari pemerintah, pembangunan rumah layak huni atau bedah rumah juga mendapat perhatian dari lembaga-lembaga BUMN, seperti perbankan yang mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR)-nya untuk program kemanusiaan.
Selain dana CSR dai BUMN dan perusahaan-perusahaan besar, pembangunan rumah dan bedah rumah juga dilakukan lembaga penerima serta penyalur zakat, Baitul Mal Kota Banda Aceh.
“Baitul Mal juga memiliki program pembangunan dan bedah rumah layak huni, sumber dananya dari zakat yang bapak dan ibu salurkan, ini salah satu manfaat dari zakat yang telah kita bayarkan,” katanya.
Sebelum melakukan peletakan pertama pembangunan rumah duafa itu, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Sekretariat Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri yang baru satu bulan lebih ditunjuk sebagai Pj Wali Kota Banda Aceh itu di depan para jamaah subuh meminta dukungan untuk membantu Pemerintah Kota Banda Aceh dalam penguatan penegakan syariat Islam.
“Saya mengajak seluruh warga menghentikan kegiatan saat mendengar suara azan. Mari kita berjamaah, mari kita memakmurkan masjid. Kami mencoba memulai dari kantor pemerintah, saya juga minta ditingkat kecamatan hingga kantor Keuchik dapat menjalankan program ini,” ujarnya lagi.
Bakri Siddiq juga menyampaikan akan terus berupaya menyelesaikan keluhan warga terkait kebutuhan air bersih, pemberdayaan UMKM dan pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan mutu pendidikan.
Sektor lain yang menjadi perhatiannya adalah penguatan dan peningkatan kapasitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau yang dikenal dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada warga dan pembangunan infrastruktur dengan melihat kemampuan keuangan daerah.
“Saya berharap masukan dan saran-saran dari seluruh komponen masyarakat agar pembangunan di kota tercinta ini menjadi semakin baik seperti kota-kota lain di Indonesia,” katanya.