Analisaaceh.com, Langsa | Setelah diumumkan secara resmi tentang kenaiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), nelayan di kota Langsa mengaku merasa kesulitan ketika hendak melaut.
Salah seorang nelayan tradisional di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Teupin Bugeng Gampong Alue Brawe Kecamatan Langsa Kota, Sulaiman (34) saat ditemui Analisaaceh.com pada Rabu (7/9/22), mengatakan bahwa setelah harga BBM naik dirinya merasa berat ketika ingin pergi melaut untuk mencari rezeki.
“Hari ini saya baru bisa melaut, karena mau pergi kemarin tidak bisa sebab saya harus mengumpulkan uang dulu untuk belanja perlengkapan. Biasanya hanya dengan Rp150 ribu sudah cukup untuk belanja, tapi setelah kemarin minyak dan hampir semua barang naik terpaksa saya harus menunda untuk melaut,” katanya.
Sulaiman menjelaskan bahwa rezeki melaut sendiri tidak menentu, ditambah dengan harga minyak serta bahan pangan lainnya yang melambung membuat resiko kerugian ketika menangkap ikan akan semakin besar.
“Rezeki melaut inikan tidak tentu, kadang kita pergi kalau banyak dapat ikan Allhamdulillah tapi kalau nanti ketika berada di laut ternyata angin besar, jala koyak dan mesin rusak, mana bisa kita dapat ikan. Jika kami pulang tanpa membawa hasil pasti akan merugi sebab kami sebelum pergi sudah habis belanja bahan,” jelasnya.
Sulaiman juga berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan para nelayan kecil seperti mereka, dimana keputusan pemerintah akan sangat berdampak kepada mereka yang mencari rezeki dengan mempertaruhkan nyawa.
“Harapan saya kepada pemerintah agar lebih perduli dan sayang kepada kami para nelayan, soalnya kami cari uang di laut itu nyawa taruhannya, agar anak kami bisa sekolah, agar istri kami bisa memasak didapur. Setiap keputusan pemerintah diatas kami nelayan kecil pasti akan langsung merasakannya,” pungkasnya.