Analisaaceh.com, Langsa | Poniyem (57), TKI asal Kota Langsa mengalami sakit parah di Malaysia, membutuhkan perhatian pemerintah untuk bisa dipulangkan dan berkumpul lagi bersama keluarganya di Langsa.
Hal itu diungkapkan oleh anak kangdungnya Dedi Herdiyanto, warga Kampung Teulaga Meuku Kabupaten Aceh Tamiang, bahwa ibunya sudah sakit sejak tiga tahun lalu dan semakin parah pada tahun ini.
“Ibu saya sebelumnya tinggal di Gampong Jawa tepatnya dibelakang Lapas Langsa, namun sekarang rumah itu sudah digusur dan dipindah ke Gampong Timbang Langsa yang saat ini hanya ditempati oleh kedua adik saya,” kata Dedi, kepada wartawan Minggu (4/5/2023).
Dedi menjelaskan, bahwa ibunya pergi ke Malaysia sebagai seorang TKW pada tahun 2015 silam, setelah sang suami meninggal dunia, walaupun sempat dilarang oleh anak-anaknya Poniyem tetap nekat untuk pergi ke Negeri Jiran.
“Ibu awalnya nekat ke Malaysia tahun 2015 setelah Ayah meninggal, kami sempat tidak setuju, tapi karena Ibu tetap memaksa kami pun harus setuju walau dengan berat hati” jelasnya.
Dirinya mengisahkan, ketika awal ibunya sampai di Malaysia, Poniyem bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), namun ibunya mendapatkan perlakuan yang semena-mena oleh majikannya.
“Disana Ibu sering tidak dikasih makan dan gajinya kadang dikasih kadang tidak, hingga kemudian beliau kabur dan sewa tempat tinggal lain disana. Karena kerja serabutan dan mulai sakit-sakitan, Ibu kami diusir oleh pemilik kontrakan sebab tidak sanggup lagi membayar biaya sewa kontrakan” terangnya.
Untuk sementara ini Poniyem ditampung dan dirawat oleh warga Indonesia asal Bandung di Kuantan Malaysia. Menurut Dedi mereka berinisiatif merawat ibunya karena melihat keadaan Poniyem yang sudah sangat memprihatinkan.
“Keadaan ibunda kami saat ini sudah tidak bisa melihat, sering buang air kecil dan besar ditempat tidur karena susah berdiri, jalan pun merangkak dan harus dibantu karena penyakitnya yang sudah komplikasi,” ujarnya.
“Saya mewakili dari anak Ibu Poniyem sangat memohon bantuan dari Pemerintah Kota Langsa dan Lembaga terkait atau siapapun yang memiliki kemampuan untuk dapat memulangkan Ibunda saya, karena kami tidak ada biaya untuk itu,” pungkasnya.