Analisaaceh.com | Masjid Raya Darul Falah, dikenal sebagai Masjid Raya Kota Langsa, adalah simbol religi yang kokoh di tengah kota. Berdiri megah di Gampong Pekan Langsa, Kecamatan Langsa Kota, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah tetapi juga destinasi wisata religi yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Sejak pagi hingga malam hari, masjid ini selalu ramai dikunjungi umat muslim. Mereka datang untuk memenuhi panggilan Sang Khalik dalam suasana tenang yang dipancarkan dari bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 45 x 45 meter tersebut.
Awal mula Masjid Raya Darul Falah adalah sebuah mushola kecil berukuran 8 x 8 meter yang dibangun pada tahun 1942. Dibuat oleh para pedagang di Pasar Langsa, mushola ini awalnya berfungsi agar para pedagang bisa menjalankan ibadah sholat tanpa harus menjauh dari tempat mereka berdagang.
Seiring waktu, pada tahun 1948, para pedagang memperluas mushola menjadi 16 x 16 meter dan menambahkan delapan kubah. Tempat ibadah ini kemudian diberi nama Masjid Yong Kong Fu.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1964 saat pemerintah Aceh Timur, sebelum Langsa dimekarkan, mengubah bangunan tersebut menjadi Masjid Raya Darul Falah. Hingga kini, masjid tersebut terus direnovasi dan tetap berdiri megah sebagai salah satu masjid terbesar dan tertua di Langsa.
Masjid Raya Darul Falah tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Saat ini, masjid juga menjadi pusat kajian ilmu Islam bagi masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kegiatan-kegiatan ini rutin diadakan pada malam-malam tertentu, menjadikan masjid sebagai tempat belajar agama yang inklusif.
Masjid ini juga menjadi pilihan bagi pasangan yang ingin melangsungkan akad nikah. Dekorasi bangunannya yang anggun dengan ornamen bergaya Arab dan sentuhan modern serta kaligrafi bertuliskan aksara Allah dan Muhammad menciptakan suasana sakral yang indah untuk ikatan janji suci.
Di halaman masjid, terdapat kolam luas yang dikelilingi bak air (kulah) tempat berwudhu. Kolam ini menambah kesejukan suasana, memberikan ketenangan bagi jamaah saat mereka bersuci sebelum sholat. Bagi pengunjung, kolam ini juga menjadi daya tarik estetis, menyimbolkan harmoni dan kedamaian yang selalu dipelihara oleh Masjid Raya Darul Falah.
Salah seorang warga langsa Widia Fitri, menceritakan kenangan istimewa di Masjid Raya Darul Falah. Ia dan suaminya menikah di masjid tersebut pada 2022, menjadikannya momen yang tak terlupakan bagi mereka.
“Tahun 2022 lalu saya menikah di Masjid Raya Langsa. Walaupun saat itu saya merupakan warga Aceh Timur dan suami warga Kota Langsa, namun suami mengurus segala keperluan administrasi untuk menikah di Kota Langsa, karena memang kami berdua memiliki impian yang sama untuk mengikat janji di Masjid Raya Kota Langsa,” ungkapnya kepada tim analisaaceh.com, Kamis (31/10/2024).
Sementara itu, warga lain bernama Irham, seorang pedagang di Pasar Langsa, merasakan langsung manfaat masjid ini. Ia mengakui bahwa kehadiran masjid memudahkan ibadah dan berdampak positif bagi usaha para pedagang.
“Keberadaan Masjid Raya bagi kami pedagang sangat besar manfaatnya, pertama kami bisa sholat setiap hari dengan jarak yang sangat dekat, kemudian para pengunjung dari luar kota yang datang ke Masjid Raya, setelah sholat banyak yang datang ke tempat kami untuk berbelanja,” jelasnya.
Masjid Raya Darul Falah bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol persatuan, kebersamaan, dan identitas masyarakat Langsa. Dari masa ke masa, masjid ini tetap menjadi bagian penting dari kehidupan warga, baik dalam aktivitas religi, sosial, maupun ekonomi.
Di tengah modernisasi kota, Masjid Raya Darul Falah tetap berdiri sebagai saksi perjalanan sejarah dan kebanggaan Kota Langsa. Keberadaannya di pusat kota bukan hanya memudahkan masyarakat dalam beribadah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi warga sekitar. (Adv) – Chairul