
Aceh Utara – Di bawah tenda sederhana di halaman MAN 2 Aceh Utara, Yusrina dengan penuh semangat memamerkan karya-karyanya. Momen itu menjadi bagian dari acara Action Art, Creativity, Talent, and Innovation & Hafalan Khatmil Quran yang berlangsung pada Selasa (25/2/2025) di sekolah tersebut.
Siswi kelas 1C ini dikenal sebagai sosok berbakat di dunia seni lukis. Anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini mulai mengasah kemampuannya secara otodidak sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Berbekal rasa ingin tahu yang besar, ia belajar melukis melalui video di ponselnya tanpa pernah mengikuti kursus formal.
Berasal dari Batu Satu, Desa Rayeuk, Kecamatan Lhoksukon, Yusrina tumbuh di lingkungan yang menanamkan nilai kerja keras. Di sela kesibukannya membantu orang tua—Adnan dan Nur Jamaliah—memetik sawit dan menggarap sawah, ia terus mengembangkan bakatnya. Kemampuan seni ternyata juga mengalir dalam keluarganya, dengan beberapa kakak dan abangnya yang memiliki keahlian melukis. Dukungan mereka menjadi dorongan kuat bagi Yusrina untuk terus berkarya.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Yusrina berhasil meraih juara pertama dalam lomba melukis di MAN 2 Aceh Utara. Meski hanya bermodalkan pensil dan kertas, semangatnya tak pernah luntur. Ia bercita-cita suatu hari memiliki kuas, kanvas, dan perlengkapan melukis yang lebih lengkap agar bisa mengembangkan kemampuannya lebih jauh.
Selain melukis, Yusrina juga gemar menulis puisi sejak SMP. Baginya, kata-kata dalam puisinya ibarat warna di kanvas, mencerminkan perasaan dan harapan untuk masa depan. Dengan bakat yang dimilikinya, ia bertekad menjadi pelukis profesional dan terus mendalami dunia seni dengan serius.
Di sela kegiatan Action Art, Creativity, Talent, and Innovation & Hafalan Khatmil Quran, Yusrina berbagi pesan inspiratif bagi generasi muda.
“Gunakan masa muda untuk belajar dan manfaatkan media sosial untuk hal-hal positif,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Baginya, waktu adalah aset berharga yang harus dimanfaatkan untuk terus berkembang dan berkarya.
Bakatnya tak hanya mendapat apresiasi dari teman dan guru, tetapi juga dari Ketua Komite Sekolah, Iskandar. Terpesona oleh karya-karyanya, terutama lukisan wajahnya yang begitu detail, Iskandar memberikan bantuan biaya pendidikan selama dua tahun sebagai bentuk penghargaan atas kerja kerasnya.
“Saya sangat mengapresiasi semangat dan kerja keras Yusrina. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban keluarganya dan membantunya mencapai cita-citanya,” ujar Iskandar dengan tulus.
Kisah Yusrina membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang bagi mereka yang memiliki tekad dan semangat. Dengan dedikasi, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat, ia terus melukis mimpinya di atas kanvas kehidupan. Semoga perjalanannya menginspirasi generasi muda untuk terus belajar, berkarya, dan berani mengejar impian.