Analisaaceh.com, Blangpidie | Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) pada awal Oktober tercatat mencapai Rp 2.950 per kilogram di tingkat pabrik. Namun, peningkatan harga di pabrik tidak sepenuhnya dirasakan oleh petani secara langsung.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Abdya, Muazam mengungkapkan adanya perbedaan signifikan antara harga jual di pabrik dengan harga yang diterima petani.
Lebih lanjut, sebut Muazam, harga di tingkat petani bervariasi, tergantung agen pengumpul. Biasanya, harga yang diterima petani berada di kisaran Rp 2.800 per kilogram.
“Di pabrik, harga sawit hari ini Rp2.950 per kilogram. Sementara di tingkat petani, harganya bergantung pada agen. Kisaran umumnya sekitar Rp2.800 per kilogram,” kata Muazam, Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, perbedaan harga antara tingkat petani dan pabrik disebabkan rantai distribusi melalui agen pengumpul sebelum buah sawit dipasok ke pabrik. Kondisi ini secara konsisten membuat petani hanya menerima harga yang lebih rendah dibandingkan ketetapan resmi dari pabrik.
Petani, sebut Muazam, berharap besar agar harga TBS tetap stabil dan dapat dipertahankan serta tidak turun drastis. Pasalnya, biaya produksi perkebunan sawit terus meningkat, dan penurunan harga yang signifikan akan sangat memengaruhi kesejahteraan mereka.
“Yang paling penting bagi petani adalah harga tidak turun drastis, karena hal itu sangat berpengaruh pada kesejahteraan mereka. Bahkan, petani sawit Abdya kini menanti perhatian pemerintah daerah agar disparitas harga melalui agen ini dapat dikurangi,” ungkap Muazam.
Untuk diketahui, kabupaten Abdya merupakan salah satu sentra sawit dan komoditas ini menjadi penopang utama ekonomi masyarakat di Pantai Barat Selatan Aceh, selain sektor perikanan dan pertanian pangan, sehingga stabilitas harga sangat diharapkan.