Pascabanjir, Harga Kebutuhan Pokok di Blangpidie Mulai Turun

Tumpukan dan stok beras melimpah pada salah satu toko di Pasar Tradisional Blangpidie Kabupaten Abdya. Foto: Ahlul Zikri/Analisaaceh.com

Analisaaceh.com, Blangpidie | Harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), mulai mengalami penurunan dan stabil dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini dipicu oleh membaiknya pasokan barang seiring pulihnya akses transportasi pascabencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Aceh.

Pantauan di lapangan menunjukkan, harga komoditas cabai mengalami penurunan signifikan. Salah seorang pedagang pasar tradisional Blangpidie, Nurul Zahri, mengatakan harga cabai merah saat ini dijual Rp50 ribu per kilogram, turun dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp70 ribu per kilogram.

“Dua hari lalu harga cabai sempat turun sampai Rp30 ribu per kilogram, lalu naik lagi ke Rp70 ribu. Hari ini kembali turun dan dijual Rp50 ribu per kilogram,” kata Nurul Zahri kepada Analisaaceh.com, Sabtu (20/12/2025).

Selain cabai merah, harga cabai rawit juga turun menjadi Rp60 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp80 ribu per kilogram. Penurunan harga tersebut, menurut Nurul, disebabkan oleh melimpahnya pasokan barang setelah jalur distribusi kembali normal.

“Pasokan sudah banyak dan melimpah karena akses distribusi mulai lancar setelah kendala banjir dan longsor teratasi,” ujarnya.

Sementara itu, harga bawang merah justru mengalami kenaikan menjadi Rp45 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp38 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut telah terjadi sejak sekitar satu minggu terakhir. Sedangkan harga bawang putih relatif stabil di angka Rp38 ribu per kilogram dalam waktu cukup lama.

Untuk komoditas tomat, harganya masih bertahan di kisaran Rp12 ribu per kilogram selama dua pekan terakhir. Adapun minyak goreng curah dijual Rp35 ribu per bambu dan belum mengalami perubahan dalam satu bulan terakhir.

“Minyak goreng kemasan merek Minyak Kita naik dari Rp17 ribu menjadi Rp19 ribu per liter. Sementara merek Bimoli dan Sunco masih stabil di harga Rp22 ribu per liter,” jelas Nurul.

Harga telur ayam juga tercatat mengalami penurunan menjadi Rp65 ribu per papan dari sebelumnya Rp68 ribu per papan. Penurunan harga telur ini telah berlangsung selama tiga hari terakhir dan dipengaruhi oleh lancarnya distribusi barang.

Nurul menambahkan, aktivitas pembeli di pasar tradisional Blangpidie saat ini tergolong ramai. Kondisi tersebut dipicu oleh habisnya stok kebutuhan rumah tangga warga akibat pemadaman listrik sebelumnya.

“Selama listrik padam, masyarakat tidak bisa menyimpan bahan makanan lama. Sekarang kondisi sudah normal, jadi warga kembali berbelanja kebutuhan harian,” ungkapnya.

Selain kebutuhan pokok, harga beras di pasar tradisional Blangpidie juga terpantau stabil dalam dua bulan terakhir. Stabilnya harga beras dipengaruhi oleh melimpahnya stok beras di pasaran serta tingginya pasokan bantuan beras dari pemerintah.

Seorang pedagang beras di Pasar Blangpidie, Sulaiman, mengatakan penurunan harga terjadi pada hampir semua jenis beras, baik kualitas premium maupun medium.

“Saat ini beras premium ukuran 15 kilogram dijual Rp230 ribu per zak, turun dari sebelumnya Rp240 ribu per zak,” kata Sulaiman.

Untuk beras kualitas medium ukuran 15 kilogram, lanjutnya, kini dijual Rp200 ribu per zak, turun dari sebelumnya Rp220 ribu per zak dan telah bertahan stabil selama dua bulan terakhir.

Menurut Sulaiman, stabilnya harga beras disebabkan oleh ketersediaan stok yang cukup banyak di pasaran serta distribusi beras bantuan pemerintah kepada masyarakat.

“Stok beras sekarang banyak, ditambah lagi pasokan bantuan beras dari pemerintah sangat mencukupi. Itu yang membuat harga beras tidak naik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, beras yang dijual di pasar tradisional Blangpidie sebagian besar berasal dari daerah lokal Abdya serta dari Sigli, Kabupaten Pidie. Meski harga stabil, minat beli masyarakat saat ini relatif sepi.

“Pembeli agak sepi karena banyak masyarakat sudah menerima beras bantuan, jadi kebutuhan membeli beras di pasar berkurang,” pungkas Sulaiman.

Komentar
Artikulli paraprakKelangkaan LPG 3 Kg di Abdya, Warga Keluhkan Harga Mahal
Artikulli tjetërPemerintah Ingatkan Potensi Penjarahan Kendaraan Korban Banjir di Aceh Tamiang