Analisaaceh.com, Takengon | Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengeluarkan petuah berupa ajakan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif dan tidak terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Statement himbauan tersebut turut di unggah di Akun Facebook miliknya (Shabela Abubakar) dan telah ditonton ratusan netizen di Dunia Maya itu.
“Mari kita jaga situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024,” kata Shabela Abubakar, Jum’at (11/10/2019) diruang kerjanya.
Himbauan yang disampaikan pria kelahiran 20 Agustus 1956 itu salah satu bentuk sikap dalam menanggapi berbagai konflik yang terjadi belakangan ini yang dinilai mengganggu stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelumnya, Anak ke enam (6) pasangan (Alm) Abubakar Bintang dengan Syari’ah itu mengapresiasi pihak keamanan TNI dan Polri yang telah mengawal jalanya pesta Demokrasi Pileg dan Pilpres 17 April 2019 yang lalu dengan lancar, aman dan damai.
“Mereka telah “Kerja Keras” menjalankan tahapan demi tahapan Pemilu Pileg dan Pilpres aman, lancar dan damai. Begitupun penyelenggara Pemilu yang telah berjuang secara Jujur dan Adil, begitupun masyarakat yang telah ikut mensukseskanya, terutama di Kabupaten Aceh Tengah,” kata Shabela.
Mantan Camat Silihnara itu juga berharap, seluruh masyarakat di Negeri berhawa sejuk itu ikut berperan menjaga stabilitas keamanan, ia juga mengajak segenap pihak untuk selalu menjaga perdamaian, persatuan dan rasa persaudaraan.
“Mari kita jaga persaudaraan, persatuan dan perdamaian di NKRI ini, selaku warga Negara Indonesia, hendaknya kita harus matang dan dewasa dalam memikirkan serta menyikapi berbagai fenomena sosial yang terjadi, sehingga membuat keamanan tetap stabil,” ajak Shabela Abubakar.
Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Banda Aceh pada tahun 1991 itu turut memberi himbauan kepada masyarakat untuk menghindari berita bohong alias berita yang belum jelas kebenaranya di Media Sosial (Medsos).
“Jangan terlalu mudah percaya dengan Hoaks, begitupun dalam menyebarkan informasi yang belum jelas kebenaranya di Medsos, sampaikan kepada keluarga kita semua untuk tetap mawas diri ditengah derasnya arus informasi dan kemajuan perangkat Gadget sehingga tidak mudah termakan hasutan Hoak,” ajak alumni SLTA Negeri I Takengon pada tahun 1981 itu.
Shabela mengajak seluruh masyarakat Aceh Tengah untuk tetap melakukan Cross Check atas kebenaran sebuah informasi yang beredar sebelum dikonsumsi publik. Terutama menjelang pelantikan Presiden dan Wakil presiden yang akan digelar hitungan jari itu.
“Mari sama-sama kita tabayyun terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi yang belum jelas kebenaranya, bijaklah menggunakan Media Sosisal, jauhi Hoak sehingga tidak berurusan dengan hukum yaitu terjerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik,” ajak Shabela.
Bahkan, saat menggelar pertemuan dilingkungan pegawai Pemerintahan Kabupaten Aceh Tengah Shabela selalu menghimbau untuk tetap bijak ber Medsos serta jauh dari ujaran kebencian. Menurut dia, Hoak merupakan tindakan mengaburkan informasi dari yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang sesungguhnya.
Lanjutnya lagi, penyebaran berita bohong kian marak dikonsumsi publik, terkadang ia geram dengan pegawainya sendiri yang dilaporkan masih membuat postingan dengan ujaran kebencian dan mem-forward berita yang belum jelas kebenaranya.
Alumni SLTP Negeri 1 Takengon tahun 1971 itupun kian menyoroti lintas sektor untuk secara bersama-sama memberantas penyebaran hoak di Kabupaten Aceh Tengah. kesadaran itu katanya, harus dimulai dari diri sendiri.
Tak hanya Dinas Komunikasi dan Informatika yang sigap untuk memberantas serta mensosialisasikan kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Shabela turut menggandeng para Ulama untuk bergandengan tangan berperan aktif mencegah penyebaran berita bohong tersebut.
“Melalui Dinas Syari’at Islam (DSI) kami telah menyampaikan agas bisa mengajak para ulama untuk ikut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pencegahan Hoak melalui Kutbah Jum’at di Mimbar-mimbar atau pada momen-momen keagamaan lainya,” timpal Shabela.
Selain itu, Pemerintah Aceh Tengah turut melakukan sosialisasi tentang pencegahan berita hoak itu melalui Media Radio, himbauan yang dituangkan kedalam Baliho tentang anti Hoak dengan tujuan masyarakat sadar dan tak membuat postingan (informasi) yang kerap meresahkan masyarakat lainya sehingga stabilitas keamanan terganggu.
“Mari sama-sama kita jaga stabilitas keamanan Negeri ini. NKRI harga mati,” tutup Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar sembari mengepal dan mengangkat tangan kananya, dengan harapan, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2019 mendatang berjalan dengan lancar, tertib, aman dan damai.