Analisaaceh.com, Banda Aceh | Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi, Dinas Peternakan Aceh mencatat sebanyak 86.709 ekor hewan kurban telah dipersiapkan untuk disembelih di seluruh wilayah provinsi.
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, menyebutkan bahwa jumlah tersebut terdiri dari 30.081 sapi, 8.769 kerbau, 37.325 kambing, dan 10.534 domba yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
“Kami sudah melakukan pemetaan jumlah hewan kurban yang tersebar di Aceh. Hingga saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 86 ribu ekor dan kemungkinan masih akan bertambah mendekati hari pelaksanaan,” ujar Zalsufran, Sabtu (31/5/2025).
Ia mengimbau masyarakat untuk memastikan kondisi kesehatan hewan kurban sebelum disembelih. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setidaknya 14 hari sebelum hari H.
“Pemeriksaan wajib dilakukan oleh dokter hewan atau paramedis veteriner yang ditugaskan, dengan pengawasan dokter hewan yang berwenang. Setelah diperiksa, pemilik akan mendapatkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) atau Sertifikat Veteriner (SV),” jelasnya.
Zalsufran menuturkan, pemeriksaan kedua (ante-mortem) terhadap hewan kurban akan dilakukan paling lambat 12 jam sebelum penyembelihan.
Selain itu, Dinas Peternakan juga mengeluarkan sejumlah pedoman bagi masyarakat dan panitia kurban. Salah satunya mewajibkan hewan yang menempuh perjalanan lebih dari 12 jam untuk diistirahatkan minimal 12 jam sebelum disembelih, sementara hewan dari jarak dekat cukup diistirahatkan tiga jam.
“Pakan tidak diberikan selama 12 jam sebelum penyembelihan, tapi air minum tetap harus tersedia untuk menjaga stabilitas fisiologis hewan,” imbuhnya.
Zalsufran juga menyoroti pentingnya kebersihan dan sanitasi di lokasi pemotongan. Ia mengingatkan agar darah dan isi perut hewan tidak dibuang sembarangan ke saluran air, sungai, atau danau.
“Panitia harus menyediakan tempat penampungan khusus untuk darah dan jeroan, bisa berupa lubang tanah atau septic tank. Ini penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat,” ujarnya.
Dalam proses pemotongan, Zalsufran mengingatkan agar daging tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau lantai. Daging sebaiknya ditempatkan di wadah tertutup, seperti baskom plastik yang kedap air.
“Pisahkan daging dari jeroan. Kulit hewan jangan dikuliti langsung di tanah, gunakan balok kayu, besi, atau gantung agar terhindar dari kontaminasi,” tambahnya.
Ia juga menyarankan agar pemotongan dilakukan di atas permukaan bersih seperti meja atau talenan, dan menggunakan pisau tajam yang berbeda untuk daging dan jeroan.
“Proses pemotongan jangan terlalu lama karena bisa menurunkan mutu daging. Sebisa mungkin, daging kurban harus sudah sampai ke tangan mustahik dalam waktu maksimal lima jam setelah penyembelihan,” tutupnya.