Analisaaceh.com, Banda Aceh | Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) menggelar rapat atau musyawarah wilayah (Muswil) pembentukan pengurus wilayah PISPI Aceh yang dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat PISPI, Nurchalis bersama lima pengurus pemegang mandat dan puluhan anggota lainnya di Bin Hamid Cafe, Banda Aceh, Sabtu malam (30/11/2019).
Dalam rapat tersebut secara aklamasi terpilih Azanuddin Kurnia, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh sebagai Ketua Umum, dan Habiburrahman (Kasi Benih Distanbun Aceh) sebagai Sekretaris, serta Bendahara dipercayakan kepada Agus Husni (Kadis Kelautan dan Perikanan kabupaten Aceh Besar).
Wakil Sekjen BPP-PISPI Pusat, Nurchalis mengatakan, dengan terbentuknya kepengurusan yang baru, perlu kontribusi dalam hal pencapaian target pemberdayaan ekonomi melalui sektor tanaman pangan.
“Dengan kontribusi yang nyata untuk melakukan aksi melalui berbagai program kerja dengan pemanfaatan teknologi industri 4.0, serta melibatkan lembaga riset dan petani milenial melalui UMKM dalam segala aspek,” ujarnya.
Ia juga mengharapkan agar seluruh anggota PISPI Aceh dapat terdata dengan menggunakan sistem database yang benar. Ke depan katanya, pelantikan pengurus perlu diagendakan untuk menghadirkan Menteri Pertanian bersama ketua umum BPP-PISPI yang juga Dirut BRI Pusat.
“Untuk itu, perlu juga dirancang melalui penyelenggaraan kegiatan seminar nasional”, pintanya.
Sementara itu, Ketua umum terpilih Azanuddin memaparkan bahwa, pihaknya akan berusaha untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan Perguruan Tinggi dan lembaga profesi lainnya.
“Membangun pertanian sesuai visi misi pemerintah Aceh kita perlu merangkul petani milenial (mahasiswa) dan lembaga profesi lainnya dengan dukungan stakeholder maupun pengambil kebijakan dari dinas/instansi terkait,” kata Azanuddin yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh.
Untuk menuju Aceh Hebat dan Aceh Troe, selama ini kata dia, pihaknya telah berupaya dalam pemanfaatan limbah yang diolah menjadi rupiah, seperti memperkenalkan gula sawit Aceh ke even nasional yang diproduksi petani Aceh Tamiang.
Ia juga sangat optimis limbah sawit dapat menjadi nilai tambah dan daya saing produk bagi petani di Aceh. Dalam satu hektar petani gula sawit dapat menghasilkan Rp. 60-200 juta per dua bulan dengan harga jual Rp 10.000 – Rp 20.000 per kilogram di tingkat petani dan menghasilkan Nira 5-15 per batang/hari.
Azanuddin yang juga ketua Ikatan Alumni Sosial Ekonomi (IKA-SEP) Unsyiah menyebutkan, dalam satu batang sawit dapat menghasilkan 60 kg gula sawit.
“Maka pendapatan petani akan lebih sejahtera karena keuntungan yang diperoleh berlipat ganda. Selain itu potensi organik yang sudah dikembangkan oleh berbagai pihak coba kita dorong untuk terus ditingkatkan yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas,” pungkasnya.
Muswil tersebut juga turur dihadiri Mantan Ka. BPTP Balitbangtan-Aceh, Dr Basri A Bakar MSi, Dekan FP UNAYA, Elvrida Rosa, Wasekjen Pusat Nurchalis serta puluhan peserta lainnya dari berbagai daerah di Aceh.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar