Analisaaceh.com | Mabes Polri mengungkap metode yang digunakan Tim Disaster Identification (DVI) Polri dalam mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Cara pertama yakni mencocokan jenazah dengan data-data sebelum korban meninggal. Petugas memeriksa kantung jenazah berisi potongan tubuh korban pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Jakarta.
“Pertama adalah pengumpulan data antemortem yaitu data fisik dari korban sebelum korban meninggal dunia. Nanti akan dicari data umum antara lain nama, umur, berat badan, tinggi badan, pakaian, warna kulit, golongan darah, jenis rambut ataupun aksesoris yang digunakan terakhir oleh korban,” terang Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono, Selasa (12/1/2021).
Baca: Black Box Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh di Kepulauan Seribu Ditemukan
Selain itu, Tim DVI juga mencocokan dengan data medis sebelum korban meninggal. Kemudian, mencocokan data fisik korban yang memiliki ciri-ciri khusus.
“Kedua adalah pengumpulan data postmortem yaitu data-data fisik yang didapat melalui personal identification oleh tim DVI setelah korban meninggal dunia. Data tersebut antara lain ciri-ciri korban secara spesifik, konstruksi gigi geligi dan sebagainya,” jelas Karo Penmas.
Baca: 3 Alutsista dan Pasukan Khusus TNI Dikerahkan Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Dari kedua data tersebut, Tim DVI akan mencocokan dengan jasad atau potongan tubuh yang ditemukan. Kemduian, ketika diketemukan kecocokan antara dua data tersebut maka status korban dinyatakan teridentifikasi.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Baca: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Diduga Jatuh dan Meledak di Pulau Laki
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar