Analisaaceh.com, BANDA ACEH – General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Aceh, Abdul Mukhlis menerangkan, saat ini ketersediaan energi di provinsi ujung barat Sumatera tersebut, telah melebihi dari kebutuhan konsumsi rumah tangga dan industri saat beban puncak. Dengan kata lain, tambahnya, daerah ini surplus energi.
Hal tersebut dikatakannya saat menerima kunjungan silatuhrami Pengurus Daerah (Pengda) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Manager SDM dan Umum, Yoserianto, dan Asisten Manager Stakeholder, Mukhtar Juned.
Sementara itu, JMSI Aceh, dipimpin langsung Hendro Saky, dan didampingi oleh pengurus inti organisasi media siber tersebut.
Abdul Mukhlis melanjutkan, saat ini, dengan sumber pembangkit yang terpasang disejumlah wilayah di Aceh, seperti PLTMG Arun, PLTU Nagan Raya, dan sejumlah pembangkit listrik diesel, jumlah energi yang dihasilkan dapat mencapai 520 MW, dan sementara beban puncak di provinsi ini hanya pada kisaran 440 MW, atau terdapat surplus energi hingga sebesar 80 MW.
Abdul Mukhlis yang baru beberapa bulan menjabat sebagai GM PLN Aceh itu, kemudian menambahkan bahwa, investasi di sektor pembangkit yang dilakukan pihaknya sudah cukup besar. Karnanya tidak ada persoalan jika ada investor yang masuk ke Aceh ragu atas ketersediaan energi.
“Kita surplus energi, jadi jika ada investor datang, listrik disini masuk cukup,” ujarnya.
Menyinggung soal kemiskinan terkait dengan isu seminar nasional yang akan digelar JMSI Aceh, Abdul Mukhlis menyebutkan bahwa, dibutuhkan sinergitas dan kerjasama semua pihak untuk mengatasi berbagai persoalan ketimpangan yang ada di provinsi ini.
Hal tersebut berarti, sambungnya, semua pihak harus berjalan bersama, dan menjalankan fungsi dan tugas yang dimiliki stakeholder masing-masing untuk melakukan upaya kongkrit dalam mengurai persoalan dari akar kemiskinan tersebut. Sebagai contoh, PLN Aceh melalui berbagai programnya memastikan kesediaan listrik hingga ke desa dengan tingkat elektfikasi 100 persen. Dan hal tersebut mendorong tumbuh dan lahirnya industri kecil dikarenakan adanya listrik.
“Dan kami percaya, lanjutnya, pihak-pihak lain juga dapat melakukan hal serupa,” tukasnya.
Terkait dengan persoalan pemadaman yang masih terjadi di sejumlah wilayah di Aceh, hal tersebut dikarenakan faktor teknis, bukan karna ketidakadaan sumber energi, terang Abdul Mukhlis.
Contohnya seperti ini, saat ini, Aceh hanya memiliki satu jalur transmisi melalui pantai timur didaerah ini. Ibarat jalan raya, tentu saluran ini bisa saja sewaktu-waktu terjadi gangguan. Faktornya macam-macam, bisa berupa gangguan alam, gangguan burung dan juga perilaku manusia.
Untuk itulah, PLN Aceh telah merencakan pembangunan dua jalur transmisi lainnya, yakni dari Sumatera Utara ke Pantai Barat Selatan, dan sebaliknya, dan juga dari wilayah tengah ke Sumut dan sebaliknya.
Sementara itu, Ketua JMSI Aceh, Hendro Saky, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan perihal kegiatan pelantikan organisasi media siber. Dan sekaligus mengundang GM PLN Aceh pada acara seminar nasional yang akan dihadiri Ketua KPK RI FIrli Bahuri.