Calon Ibukota RI Banjir, Satu Jembatan Jebol

Analisaaceh.com, Penajam Paser Utara | Banjir yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur mengakibatkan jebolnya satu jembatan di daerah setempat. Akibatnya saat ini tidak dapat dilewati motor dan mobil karena derasnya arus, Selasa (18/02/2020).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, Agus Wibowo mengatakan, sat ini BPBD Kabupaten Penajam Pasir Utara (PPU) masih melakukan pendataan di Kelurahan Riko, Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Yang terdata sebanyak 115 kk/ 379 jiwa terdampak dengan rincian di Desa Bukit Subur 104 kk/336 jiwa yang terdampak di RT 01: 18 KK 64 Jiwa, RT 02: 18 KK 57 Jiwa, RT 03: 5 KK 20 Jiwa, RT 04: 20 KK 64 Jiwa, RT 05: 11 KK 33 Jiwa, RT 06: 22 KK 64 Jiwa, RT 07: 3 KK 12 Jiwa dan RT 10: 7 KK 22 Jiwa. Sedangkan di Kelurahan Riko 11 kk/43 Jiwa terdampak.

“Hujan dengan intensitas yang cukup tinggi pada malam hingga pagi hari (18/2) ditambah kondisi pasang surut air laut mencapai ketinggian muka air mencapai ± 0,8 – 1,9 meter,” ujarnya.

Saat ini, jelasnya TMA terus bertambah naik dan cuaca saat berawan. Upaya penanganan tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Kepala Desa dan Aparat Desa, Bhabinkamtibmas, dan Warga melakukan pendataan korban terdampak Banjir.

“Tim memasang beberapa tali pengaman di jembatan bawah Kantor Desa untuk penyebrangan warga dan untuk mengirim logisitik ke seberang sungai,” ungkapnya.

Tim di lapangan yang terlibat antara lain BPBD PP, Kepala Desa dan Aparat Desa Bukit Subur, Satpol PP, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan warga. Armada di Lapangan RTU BPBD PPU 3 Unit, mobil Satpol PP, motor Bhabinkamtibmas, dan motor trail BPBD 2 Unit. Satgas gabungan juga sudah disiagakan di beberapa tempat dengan perahu kano Polres PPU untuk membantu mobilisasi warga serta evakuasi warga, dan lokasi potensi terdampak parah di RT. 04 kelurahan Riko.

“Kendala di lapangan sinyal jaringan telepon sangat susah sehingga memperlambat proses pelaporan di lapangan ke Pusdalops BPBD PPU. Selain itu, warga tidak bisa memasak karena material kayu bakar tidak bisa digunakan karena basah. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah paket alat pembersih, paket makanan siap saji dan matras,” tutur Agus.

Berdasarkan data BNPB, 31 kejadian banjir yang berdampak di Kabupaten Paser Penajam Utara dari tahun 2010-2019, dengan satu orang meninggal dunia di tahun 2013, tiga rumah hancur di tahun 2018. PPU memang memiliki potensi kerawanan terjadinya bencana banjir sesuai sifat dan kondisi masing-masing kecamatan. Potensi kerawanan bencana banjir akan semakin besar jika intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem dan terlebih lagi ketika pada saat yang bersamaan kondisi air laut dalam keadaan pasang tinggi.

Selain itu, lanjut Agus, penyebab terjadinya banjir yang terjadi di Desa Bukit Subur karena badan sungai terjadi pendangkalan, banyaknya kelokan dan adanya sampah yang berlebihan, sehingga menghambat aliran sungai.

“Sedangkan untuk Kelurahan Riko di samping intensitas hujan tinggi juga karena secara geografis berada pada dataran rendah, terdapat sungai besar yaitu Sungai Riko dan kondisi akan diperparah manakala kondisi air laut pasang tinggi,” pungkasnya.

Komentar
Artikulli paraprak42 Gampong di Aceh Telah Terima Transfer Dana Desa
Artikulli tjetërRaih WTP 11 Kali Berturut-turut, Pemko Banda Aceh Satu-satunya di Daerah Sumatera