Capaian Imunisasi Rutin di Pidie dan Pencegahan PD3I

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Imunisasi rutin adalah upaya vaksinasi yang diberikan sesuai jadwal untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit infeksi. Capaian imunisasi rutin mengacu pada jumlah anak yang telah mendapatkan vaksin sesuai dengan ketentuan di Kabupaten Pidie.

Capaian imunisasi suatu daerah merujuk pada persentase anak-anak yang mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah. Capaian ini kerap berbeda antara wilayah urban dan rural, serta antarprovinsi.

Secara umum, daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan dan informasi, sehingga cakupan imunisasinya cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan.

Di daerah pedesaan, masalah seperti jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan dan infrastruktur yang kurang memadai sering menjadi kendala. Selain itu, beberapa provinsi mungkin memiliki program imunisasi yang lebih efektif berkat dukungan dari pemerintah daerah, sementara provinsi lain mengalami kesulitan akibat alokasi anggaran terbatas atau kurangnya dukungan masyarakat.

Beberapa faktor yang memengaruhi capaian imunisasi di daerah antara lain akses ke layanan kesehatan. Kemudahan akses ke fasilitas kesehatan sangat menentukan jumlah anak yang mendapatkan vaksinasi. Di daerah terpencil, akses yang sulit dapat mengurangi jumlah anak yang divaksinasi.

Selain itu, kesadaran masyarakat tentang manfaat vaksinasi juga berperan besar. Edukasi yang tepat dapat meningkatkan partisipasi dalam program imunisasi. Faktor lainnya adalah ketersediaan vaksin, di mana ketidaktersediaan vaksin di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dapat menghambat pelaksanaan imunisasi.

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) mencakup kondisi serius yang berpotensi mengancam jiwa, seperti campak, difteri, tetanus, dan hepatitis B. Campak sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan ensefalitis.

Difteri adalah penyakit infeksi yang memengaruhi saluran pernapasan dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani. Tetanus menyebabkan kekakuan otot yang bisa berakibat fatal, terutama pada bayi dan wanita hamil. Sementara itu, hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan kanker, sehingga vaksinasi sejak dini sangat penting.

Capaian imunisasi yang tinggi memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi beban pada sistem kesehatan, serta menjaga kestabilan ekonomi.

Dengan meningkatnya angka vaksinasi, masyarakat lebih terlindungi dari wabah penyakit, dan tekanan pada rumah sakit serta layanan kesehatan dapat berkurang.

Kesehatan yang lebih baik memungkinkan individu berkontribusi lebih optimal dalam kegiatan ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas masyarakat.

Meski manfaatnya besar, tantangan dalam mencapai cakupan imunisasi yang optimal tetap ada. Misinformasi terkait vaksinasi dapat menyebabkan keraguan dan penolakan terhadap imunisasi.

Faktor sosial dan ekonomi, seperti keterbatasan ekonomi dan kesadaran akan pentingnya kesehatan, dapat menjadi penghalang bagi orang tua untuk membawa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi.

Selain itu, mobilitas penduduk yang tinggi, seperti migrasi, juga bisa menyulitkan pencatatan status imunisasi individu, yang berdampak pada rendahnya angka cakupan imunisasi.

Capaian imunisasi rutin dan pengendalian PD3I merupakan elemen krusial dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, tingkat imunisasi yang lebih baik dapat dicapai, sehingga anak-anak dapat terlindungi dari penyakit serius dan masyarakat menjadi lebih sehat.

Peran pemerintah daerah dalam meningkatkan cakupan imunisasi sangat penting. Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi melalui kampanye penyuluhan, seminar, dan media sosial.

Dengan cara ini, pemda dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat vaksinasi sekaligus menjawab berbagai mitos yang ada.

Data Capaian Imunisasi di Kabupaten Pidie

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr. Dwi Wijaya, memaparkan data cakupan imunisasi dasar bayi dan lanjutan bayi di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Pidie dari Januari hingga Juni 2024.

“Capaian imunisasi dasar pada bayi baru lahir adalah 11.597 bayi, surviving infant 6.508 bayi (51%), dan capaian IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) adalah 156 bayi (2,4%).” Ujar dr. Dwi Wijaya.

Sementara itu, capaian imunisasi lanjutan baduta (usia >12-24 bulan) adalah 8.116 anak, capaian DPT-HB-Hib 4 sebanyak 40 anak (0,5%), dan capaian campak rubella 2 (CR2) sebanyak 53 anak (0,7%).

Sementara itu, cakupan IDL di beberapa kecamatan di Pidie, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie hingga Juni 2024, adalah sebagai berikut: Keumala 1 anak, Ujong Rimba 2 anak, Geleumpang Tiga 1 anak, Indrajaya 3 anak, Pidie 8 anak, Sakti 5 anak, Muara Barat 5 anak, Delima 5 anak, Simpang Tiga 5 anak, Mutiara 10 anak, Padang Tiji 7 anak, Titeu 7 anak, Muara Tiga 13 anak, Geumpang 4 anak, Kembang Tanjong 8 anak, dan Kota Sigli 31 anak.

“Puskesmas dengan “Zero Partisipasi Antigen Baru” antara lain Muara Tiga, Mila, Ujong Rimba, Gampong Baro, Teupin Raya, dan Ujong Rimba” Katanya.

Oleh karena itu, dr. Dwi mengajak orang tua untuk mempercayakan kesehatan anak-anak mereka kepada tenaga kesehatan di puskesmas, Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan dokter spesialis anak.

Ia juga menghimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan berita bohong yang dapat merugikan kesehatan anak akibat tidak diimunisasi sejak dini, karena lebih baik mencegah penyakit daripada menyesal setelah terinfeksi.

“Percayakan kesehatan kepada ahli. Lebih mudah mencegah penyakit berbahaya seperti campak, rubella, tetanus, difteri, dan kanker serviks, daripada mengobatinya setelah terinfeksi karena pengobatannya lama dan menimbulkan penderitaan,” ujar dr. Dwi.

Dinkes Pidie juga menjalankan Program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang memberikan imunisasi lanjutan kepada anak-anak usia sekolah dasar untuk melindungi mereka dari penyakit campak, rubella, difteri, tetanus, dan kanker serviks. (Adv) – Yuna

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Sesosok Mayat Pria Ditemukan Meninggal di Ruko Bordir Kota Langsa

Analisaaceh.com, Langsa | Warga Kota Langsa digemparkan oleh penemuan mayat seorang laki-laki di sebuah ruko…

29 menit ago

Bustami-Muallem Adu Visi Misi untuk Gubernur Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pasangan calon gubernur Aceh, Bustami dan Muallem, menyampaikan visi, misi, serta…

34 menit ago

Usman: Pelayanan JKN Setara untuk Semua Peserta

Analisaaceh.com, Langsa | Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk Usmanuddin…

59 menit ago

Dinkes Pidie Fokus Tingkatkan Cakupan Imunisasi Anak

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie tengah berupaya keras meningkatkan cakupan imunisasi, terutama…

2 jam ago

Ketua GRIB Dukung Safaruddin-Zaman Akli, Sebut Peduli Pembangunan

Analisaaceh.com, Blangpidie | Ketua DPC GRIB-JAYA Abdya, Polem Muda Ahmad Yani, menyatakan dukungannya untuk pasangan…

3 jam ago

Jambore Makmur: Petani Milenial Wujudkan Ketahanan Pangan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar Jambore Makmur di Lapangan Rindam Mata…

17 jam ago