Dinkes Pidie Fokus Tingkatkan Cakupan Imunisasi Anak

Dinkes Pidie berikan imunisasi pada anak usia sekolah dasar. Foto: (dok. Dinkes Pidie).

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie tengah berupaya keras meningkatkan cakupan imunisasi, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat imunisasi rendah atau tidak merata. Hal ini dilakukan melalui serangkaian kebijakan dan program strategis yang dirancang untuk menjangkau masyarakat di 23 kecamatan dan 730 gampong yang tersebar di wilayah Pidie.

PLT Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, menjelaskan bahwa salah satu langkah utama yang diterapkan adalah program kunjungan rumah. Program ini bertujuan untuk menjangkau anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.

“Kunjungan rumah dilakukan karena ada banyak alasan mengapa balita dan anak-anak belum mendapatkan imunisasi. Beberapa di antaranya karena belum sempat datang ke posyandu, orang tua terlalu sibuk, perpindahan domisili, hingga tantangan akses di daerah terpencil yang minim fasilitas kesehatan,” ujar dr. Dwi saat di wawancari tim analisaaceh.com pada 19 September 2024 lalu.

Kunjungan rumah ini merupakan salah satu strategi jemput bola yang dinilai sangat efektif. Dalam beberapa kasus, banyak keluarga yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan sehingga sulit mengakses vaksinasi untuk anak-anak mereka. Dengan adanya kunjungan langsung dari tenaga kesehatan ke rumah-rumah, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang terlewat dari program imunisasi.

Selain program kunjungan rumah, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga fokus pada peningkatan akses ke fasilitas kesehatan. Daerah-daerah yang minim fasilitas kesehatan, terutama di wilayah pedalaman atau terpencil, sering kali menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan program imunisasi. Oleh karena itu, dr. Dwi menegaskan bahwa langkah-langkah konkret harus dilakukan untuk memperbaiki situasi ini.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan dan penguatan Puskesmas Pembantu (Pustu) di daerah-daerah yang membutuhkan.

“Kami bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membangun Pustu di desa-desa yang jauh dari kota. Pustu ini nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai serta tenaga medis yang terlatih, sehingga masyarakat di desa-desa terpencil dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan ibu dan anak tanpa harus pergi ke kota,” jelas dr. Dwi.

Peningkatan fasilitas ini menjadi kunci penting dalam memastikan setiap warga, tanpa terkecuali, dapat menerima layanan kesehatan yang setara. Hal ini tidak hanya berdampak pada program imunisasi, tetapi juga secara umum pada peningkatan layanan kesehatan di wilayah Pidie.

Namun, peningkatan akses saja tidak cukup. Salah satu tantangan lain yang dihadapi oleh Dinkes Pidie adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Untuk mengatasi hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga menggencarkan edukasi dan kampanye informasi publik. Edukasi ini dilakukan melalui pemasangan poster-poster di setiap desa dan berbagai media lain seperti brosur dan sosialisasi langsung di tempat-tempat umum.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang pentingnya imunisasi, terutama bagi ibu dan anak. Dengan adanya informasi yang memadai, diharapkan masyarakat bisa lebih peduli terhadap kesehatan keluarga mereka, terutama terkait imunisasi,” ujar dr. Dwi.

Kampanye ini juga bertujuan untuk menepis berbagai mitos dan hoaks seputar imunisasi yang sering kali beredar di masyarakat. Hoaks menjadi tantangan besar yang tidak bisa dianggap sepele, karena informasi yang salah bisa membuat orang tua ragu untuk membawa anak-anak mereka mendapatkan vaksin.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga mengambil langkah tegas dalam penanggulangan hoaks. Salah satunya dengan mengoptimalkan program promosi kesehatan (promkes) yang dilakukan oleh Puskesmas melalui berbagai platform, termasuk media sosial.

“Dalam era digital ini, media massa, online, dan sosial sangat efektif dalam menyampaikan informasi kesehatan. Kami mengelola konten-konten promosi kesehatan dengan profesional, memastikan informasi yang disampaikan berbasis data yang valid dan tidak menyesatkan. Ini penting untuk mencegah penyebaran hoaks yang bisa merugikan masyarakat,” kata dr. Dwi.

Konten promosi yang dihasilkan oleh promkes Puskesmas ini dirancang untuk menjawab berbagai pertanyaan masyarakat seputar imunisasi dan kesehatan ibu serta anak. Dengan demikian, masyarakat diharapkan lebih paham dan yakin tentang pentingnya program imunisasi bagi kesehatan keluarga.

Selain kampanye dan edukasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga fokus pada pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dilibatkan dalam berbagai kegiatan kesehatan agar mereka lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Pemberdayaan ini dilakukan melalui pelatihan dan sosialisasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga kader-kader posyandu.

“Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan program imunisasi. Oleh karena itu, kami tidak hanya fokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga pada pemberdayaan mereka, agar mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ungkap dr. Dwi.

Selain pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemitraan antar pemangku kepentingan juga menjadi salah satu strategi penting dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Kemitraan ini mencakup kerja sama dengan dinas terkait, badan kesehatan, serta organisasi swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan ibu dan anak. Kemitraan ini tidak hanya membantu memperluas jangkauan program imunisasi, tetapi juga memberikan masukan dan bantuan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

“Dengan adanya kemitraan ini, kami bisa bekerja sama lebih baik dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama di daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah. LSM dan tokoh masyarakat juga bisa membantu dalam menyosialisasikan program-program kesehatan, termasuk pentingnya imunisasi,” kata dr. Dwi.

Tidak hanya sampai di situ, dalam upaya lebih lanjut untuk meningkatkan cakupan imunisasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga menerapkan kebijakan imunisasi sebagai prasyarat masuk sekolah. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Kementerian tahun 2022, yang melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Melalui kebijakan ini, imunisasi rutin lengkap ditetapkan sebagai salah satu syarat untuk mendaftar masuk Sekolah Dasar (SD). Selain itu, agenda Bulanan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) juga dijadikan kegiatan wajib dalam Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

“Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak yang masuk sekolah sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Dengan adanya prasyarat ini, diharapkan kesadaran orang tua untuk mengimunisasi anak-anak mereka semakin meningkat,” tambah dr. Dwi.

BIAS sendiri merupakan program nasional yang melibatkan pemberian imunisasi pada anak-anak SD, yang dilaksanakan dua kali setahun. Pada bulan Agustus, anak-anak mendapatkan imunisasi Campak, Rubella, dan Human Papilloma Virus (HPV), sementara pada bulan November mereka menerima imunisasi Diphtheria Tetanus (DT) dan Tetanus Diphtheria (Td).

Menurut data Kementerian Kesehatan, cakupan imunisasi melalui program BIAS pada tahun 2022 sudah mencapai 90 persen. Namun, untuk imunisasi Tetanus Diphtheria lanjutan, cakupannya masih berada di bawah 90 persen. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan tokoh masyarakat masih diperlukan untuk meningkatkan cakupan ini.

Secara keseluruhan, berbagai langkah strategis yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan cakupan imunisasi, terutama di daerah dengan tingkat imunisasi rendah. Mulai dari kunjungan rumah, peningkatan akses ke fasilitas kesehatan, edukasi publik, penanggulangan hoaks, hingga pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kemitraan, semuanya diarahkan untuk memastikan tidak ada anak yang terlewat dari program imunisasi.

“Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, kami optimis cakupan imunisasi di Kabupaten Pidie akan terus meningkat, sehingga kesehatan ibu dan anak bisa terjaga dengan baik,” pungkas dr. Dwi Wijaya.

Komentar
Artikulli paraprakKetua GRIB Dukung Safaruddin-Zaman Akli, Sebut Peduli Pembangunan
Artikulli tjetërUsman: Pelayanan JKN Setara untuk Semua Peserta