Analisaaceh.com, Tapaktuan | Kepala Dinas Aceh Selatan, Safril, S.Sos disebut-sebut melakukan tindakan premanisme dan pengancaman terhadap salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan, Hadi Surya, S.TP., MT karena mengkritik salah satu program pariwisata Kabupaten setempat.
Hal itu terjadi pada Rabu (1/7) malam di sebuah Cafe di Tapaktuan setelah beberapa jam sebelumnya Hadi Surya menyodorkan kritikan serta sarannya melalui media online dan laman facebook miliknya.
“Akibat dari status facebook dan pemberitaan saya, oknum Kepala Dinas ngamuk-ngamuk ke saya di Cafe Anak Laut sekira pukul 22.00 WIB,” kata Hadi Surya kepada Analisaaceh.com, Jum’at (3/7/2020).
Peristiwa itu, kata Hadi, saat dirinya sedang bersama rekannya yakni Erdian JK, Boy Andika dan Balesti. Kemudian Kadis tersebut menghampirinya dengan menghempaskan berkas usulan Nominasi Pesona Indonesia 2020 di depan mereka seraya menggertak akan menampar.
“Dihempaskan dokumen usulan Nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2020 di depan kami dengan nada marah menggertak tampar saya dengan mengacungkan tangan ke arah muka. Spontan saya langsung menyodorkan pipi, tetapi gertak tamparnya itu hanya gertakan sambal saja,” imbuh politikus Gerindra ini.
Menurutnya, anggota DPRK punya hak untuk menyampaikan pendapat, apalagi Pariwisata memang mitra kerja Komisi II. Oleh sebab itu, kata Hadi Surya, jika keliru atas pernyataannya maka silahkan gunakan hak jawab, bukan “manggologok”.
“Dari kejadian ini, logikanya kritikan dan saran dari anggota DPRK Aceh Selatan mendapat respon dengan gaya preman, bagaimana jika kritikan ini datang dari masyarakat biasa,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Safril, S.Sos kepada Analisaaceh.com membantah bahwa dirinya melakukan pengancaman terhadap Ketua Komisi II DPRK itu. Bahkan menurutnya, informasi yang beredar di masyarakat terkesan provokatif dan sangat tendensius serta jauh berbeda dengan fakta.
“Apa yang beredar di masyarakat itu tidak benar. Hadi Surya itu mitra kerja kami, jadi tidak mungkin kami mengancamnya,” kata Safril.
Dirinya menyayangkan adanya oknum yang memprovokasi dan memperkeruh suasana. Safril mengaku pihaknya juga telah berupaya duduk bersama untuk memediasi dan meluruskan persoalan yang berkembang.
“Kita di Dinas Pariwisata sudah duduk mencari solusi atas kesalahpahaman ini. Kita berharap persoalan ini tidak menjadi polemik yang berkepanjangan sehingga mengganggu kinerja dan program-program pembangunan yang sedang giat-giatnya kita tumbuh kembangkan,” imbuhnya.
Cuitan Hadi Surya
Sebelumnya, anggota DPRK Aceh Selatan Hadi Surya melontar kritikan dan sarannya di salah satu media online serta di laman facebook milik pribadinya. Cuitan ini disebut-sebut yang melatarbelakangin permasalahan itu.
Dalam postingannya, Hadi mengucapkan berterimakasih kepada dinas Pariwisata Aceh Selatan yang telah mengusulkan beberapa pesona Aceh Selatan, baik objek wisata maupun potensi daerah dalam Nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020.
Namun demikian Hadi Surya menilai kedua katagori nominasi yang masuk pada objek yang diusulkan tersebut sama sekali belum pernah mendapat sentuhan dari dinas Pariwisata Aceh Selatan.
“Nominasi cendramata rencong batu, mereka tumbuh dan berkembang sendirinya melalui lembaga Politeknik Aceh Selatan berkat dukungan pemda dan improvisasi prodi Teknik Industri POLTAS, demikian juga dengan wisata air, ini tumbuh sendirinya karena hobi para komunitas surfing yang tergabung dalam Tapak Tuan Surf Camp,kabarnya juga belum pernah mendapat perhatian dinas pariwisata,” sebut Hadi.
Oleh sebab itu Hadi Surya menyayangkan sikap Dinas Pariwisata yang terkesan abai dengan potensi wisata yang ada di Aceh Selatan, sehingga potensi ini kemudian tumbuh liar tanpa arah dan dukungan dari dinas terkait.
“Sangat disayangkan, potensi ini terkesan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, ibarat kata bagaikan bak jok timoh lam huteun (aren tumbuh liar di hutan) maka atas hal ini sepatutnya dinas pariwisata Aceh Selatan untuk berbenah diri dan respon terhadap potensi alam Aceh Selatan untuk dikembangkan dengan konsep Fokus dan Tuntas,” ungkap Hadi dalam cuitannya.
Oleh sebab itu Ia meminta dinas pariwisata Aceh Selatan untuk lebih giat melakukan upaya anggaran APBN khususnya objek yang telah masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2020 dan objek wisata lainnya secara umum. Untuk rencong batu berbahan dasar marmer diharapkan ditetapkan sebagai cendramata khas Aceh Selatan.