Dituding Fiktif, Progres Proyek 12 Miliar Lebih di Simeulue Capai 54 Persen

Proyek jalan lingkar Kabupaten Simeulue direkam Sabtu (8/2/20)

Analisaaceh.com, SINABANG | Proyek Pengaspalan jalan lintas Nasreuhe, Lewak, Sibigo, Kabupaten Simeulue, sebesar Rp 12 miliar yang bersumber dari DOKA tahun 2019 dituding Fiktif. Pihak terkait membantah dan menyebut progres fisik sudah mencapai 54 persen.

Lontaran tudingan fiktif itu tak lain berasal dari sejumlah anggota DPRK Kabupaten setempat. Seperti dikutip dari salah satu media online, anggota dewan yang sempat terjun ke lapangan untuk melihat proyek itu merasa geram.

Lantaran, dewan menilai kondisi jalan Simpang Batu Ragi menuju Simpang Patriot Kecamatan Simeulue Barat terlihat tak ada realisasi pekerjaan sedikitpun.

Kepala Bidang Bina Marga PUPR Simeulue, Breeh Firdaus, membantah tudingan tersebut. Breeh menilai tudingan itu tidak benar.

Sebab dikatakannya, saat ini proyek pengaspalan jalan lingkar Simeulue itu sedang dalam proses pengerjaan oleh rekanan yang memenangkan tender.

“Fiktifnya dimana, proyek itu dalam pengerjaan. Progresnya sudah 54 persen,” Kata Bereeh Firdaus, kepada wartawan, Sabtu (8/2/2020).

Breeh menilai, tudingan yang dilontarkan ke pihaknya itu keliru. Sebab dikatakannya tudingan itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Breeh yang saat itu didampingi Kasie Pembangunan PUPR setempat, Is Wahyudi, menjelaskan, sesungguhnya proyek bernilai fantastis itu sepanjang 3.125 kilo meter. Kabid Bina Marga memaparkan, dari total panjang jalan tadi, secara keseluruhan, material kelas B sudah selesai dikerjakan.

Sementara untuk saat ini, dikatakannya, sedang proses penghamparan material kelas A. Selanjutnya tinggal pengaspalan.

“Jalan yang kita tangani ini berada di ruas Provinsi, yakni Nasreuhe Lewak Sibigo. Kenapa kita mulai dari sana (Desa Amabaan, Simeulue Barat), supaya bisa lansung dimanfaatkan masyarakat, kalau kita sambung estafetnya dari batu ragi, disana tidak ada penduduk. Mereka mengatakan itu Fiktif karena mereka hanya melihat satu titik,” Jelas Breeh.

Senada juga dikatakan Bupati Simeulue, Erli Hasim. Alasan dimulainya titik pekerjaan itu dari Amabaan, mengingat di sana banyak penduduk.

“Kalau kita kerjakan mulai dari batu ragi tidak bisa dimanfaatkan masyarakat, karena di sana tidak ada penduduknya,” Pungkas Erli Hasim, kepada wartawan melalui sambungan telepon.

Sementara itu, Diki, salah seorang pengawas lapangan ketika disambangi wartawan, menyebutkan, pekerjaan itu mulai dikerjakan sejak bulan 10 lalu, dan saat ini masih terus dikerjakan.

“Jalan ini sedang dikerjakan, gak betul itu kalau dibilang Fiktif, yang bilang fiktif, itu orang sentimen. Buktinya ini kan sudah dikerjakan, kami sangat kecewa dan merasa sangat dirugikan,” Kata Diki. (JI)

Editor: Desriadi Hidayat

Komentar
Artikulli paraprakHadiri Maulid Akbar Barsela, Aminullah: SDM Berkualitas Ready Stock
Artikulli tjetërAminullah: Banda Aceh Harus Jadi Acuan Mutu Pendidikan di Aceh