Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengajak masyarakat Kota Banda Aceh membudayakan lingkungan yang bersih. Kota yang bersih akan memberikan kenyamanan bagi warganya dan tamu, seperti wisatawan.
Hal ini disampaikan Aminullah saat memberikan sambutan pada Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh, Kamis (13/2/2020).
Karenanya, tanggung jawab membersihkan lingkungan dan Kota Banda Aceh harus dilakukan secara bersama-sama.
“Kebersihan kota kita ini menjadi tanggungjawab kita secara bersama. Tidak hanya menjadi tanggungjawab DLHK3 saja atau pasukan orange saja,” ujar Aminullah.
Sebagai kota wisata, lanjutnya, Banda Aceh harus terus menjaga kebersihan dan keindahan. Karena akan menjadi salah-satu daya tarik bagi wisatawan.
“Ketika kota kita dipenuhi sampah, jorok dan bau tak sedap misalnya, maka wisatawan enggan datang karena mereka tidak nyaman,” tambahnya.
Aminullah menjelaskan, data kenaikan kunjungan wisata ke Kota Gemilang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, kunjungan wisata hanya 288 ribu. Kemudian naik menjadi 380 ribu pada 2018 dan naik signifikan hingga 500 ribu lebih pada 2019 lalu.
Wali Kota kemudian meminta tren kenaikan ini harus dipertahankan dan semua pihak diminta dapat berkontribusi sesuai kapasitasnya masing-masing. Dan dia menilai kebersihan dan keindahan kota menjadi poin penting yang tidak dapat dipisahkan dari kemajuan sektor wisata itu sendiri.
Terkait Maulid Nabi yang diselenggarakan DLHK3, Wali Kota memberikan apresiasi. Katanya, lewat Maulid menjadi sarana dalam meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW yang sangat mencintai kebersihan dan keindahan. Bukan hanya itu, Maulid juga menjadi sarana membangun kekompakan dan kebersamaan sesama pegawai DLHK3 dan membangun semangat bersama menjadikan Kutaraja lebih bersih, indah dan tertata rapi.
Pada kegiatan maulid itu, Wali Kota bersama Kepala DLHK3, Hamdani menyerahkan santunan kepada puluhan anak yatim, dan diakhiri dengan ceramah yang disampaikan salah-satu ustaz kondang Banda Aceh, Tgk Umar Ismail.[]