Doppelganger, Mitos Kembaran Pembawa Kabar Buruk

Ilustrasi Doppelganger

Bukan kembar, tetapi pernah bertemu seseorang yang mirip denganmu. Apa mungkin? Mungkin saja, karena Alam dan dunia ini menyimpan banyak sekali misteri. Tidak hanya tentang bumi, di dalam diri manusia sendiri banyak sekali hal yang belum bisa terungkap oleh pola pikir. Bahkan bila ternyata kamu menemukan seseorang dengan kemiripan sama denganmu, bukan tidak mungkin kamu akan bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi.

Doppelganger sebutannya. Doppelganger dalam Bahasa German memiliki arti “Pantulan Diri”. Dalam beberapa pengertian dijelaskan bahwa Doppelganger sebenarnya tidak persis dengan seseorang. Bahkan bila seseorang mempunyai kembaran pun, kembaran tersebut tidak seratus persen mirip satu sama lain.

Doppelganger dipercaya sebagai seseorang yang memperingati tentang masa depan. Apa yang akan dialami oleh si Doppelganger akan dialami oleh manusia tersebut. Kemunculan Doppelganger tidak bisa dengan janjian, kembaran tersebut biasanya akan muncul secara tidak disengaja.

Mitos di masyarakat umum mengatakan bahwa Doppelganger adalah pertanda bahwa kematian seseorang tersebut sudah akan dekat.

Dalam suatu kasus yang disebutkan dalam sejarah, dikatakan bahwa Doppelganger bukanlah omong kosong belaka. Banyak orang-orang terkenal yang mengaku pernah bertemu dengan Doppelganger.

Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika pernah menceritakan kepada istrinya bahwa ia melihat Doppelgangernya di cermin. Lincoln menceritakan pada malam pemilihan pertamanya sebagai presiden, Ia meluangkan waktu untuk berbaring sejenak di sofa. Ketika berbaring tanpa disengaja ia melirik ke cermin dan melihat wajahnya sendiri.

Anehnya, wajah dicermin tersebut terlihat pucat seperti hantu. Istri Lincoln mengaku suaminya tersebut mengatakan bayangan tersebut memberikan tanda bahwa dirinya akan dipilih kedua kalinya untuk menjadi presiden Amerika namun dia tidak akan hidup setelah menjadi presiden untuk kali kedua tersebut.

Queen Elizabeth I merupakan Ratu Inggris yang berkuasa pada tahun 1558-1603 juga mengaku bahwa dirinya pernah bertemu dengan kembarannya yang sedang terbaring pucat ditempat tidur. Dia percaya bahwa pengalaman tersebut adalah pertanda kematian.

Kejadian serupa juga pernah di alami oleh Emily Sagee dan lebih terkesan menakutkan daripada cerita Doppelganger lainnya. Biasanya Doppelganger hanya bisa dilihat orang yang bersangkutan, maka Emily Sagee mempunyai cerita berbeda.

Emily Sagee adalah seorang guru asal Prancis berusia 32 tahun dan mengajar di Pensionat Von Neuwelcke School, sekolah untuk para putri bangsawan. Murid-murid inilah yang mengaku melihat Emily Sagee di dua tempat berbeda namun dalam waktu bersamaan.

Dalam kesaksian mereka, bayangan Emily Sagee berdiri disisinya dan melakukan aksi pantonim. Di lain waktu, 42 murid menyaksikan kembaran misterius Emily Sagee sedang duduk di ruang kelas mengerjalan sulaman, sedangkan Sagee yang asli sedang mengambil bunga di taman.

Apakah benar Doppelganger itu ada?

Dikutip dari berbagai sumber, Penjelasan Doppelganger mempunyai arti beragam dari bagaimana masyarakat menanggapinya. Nah, untuk menjawab pertanyaan, mari kita lihat dulu teori yang dipaparkan Dr. Peter Brugger dari Zurichh University Hospital dalam konteks Sains.

Menurut Dokter Brugger, Doppleganger berkaitan dengan sindrom. Sindrom ini adalah sebuah perasaan dimana sebagai contoh seorang pasien amputasi bisa merasakan kembali adanya anggota badan yang telah hilang.

Namun dalam kasus Doppelganger bukan hanya sebagian anggota badan, melainkan seluruh tubuh “tambahan” yang dirasa ada di luar tubuh dan berada di luar kendali. Menurutnya, sindrom ini bisa terjadi ketika syaraf mengalami goncangan sehingga kita akan membawa representasi internal diri dan kemudian ditransfer ke dunia luar. Hal ini biasa terjadi ketika sedang mengalami stress, kesepian atau ketika otak kita mengalami luka atau tumor.

Beberapa penelitian berpendapat bahwa fenomena bertemu dengan Doppelganger yang memiliki kemiripan persis sama dan tidak memiliki bayangan serta tidak bisa dilihat orang lain adalah gejala Schizoprenia (gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang) atau ada juga yang menyebutnya gangguan pada otak yang disebabkan adanya stimulasi bersifat elektrik.

Dalam dunia sastra, Doppleganger pernah digunakan oleh Shakespeare sebagai perangkat sastra dalam drama Hamlet-nya yang terkenal. Ayah Hamlet dibunuh dan Hamlet bertemu dengan hantu ayahnya. Namun, sosok itu hanyalah hantu walaupun fisik dan rupanya sangat mirip.

Edgar Allen Poe yang terkenal menulis dengan tema Supranatural dan sangat gelap, juga menggunakan Doppelganger dalam novelnya, William Wilson, yang seluruh hidupnya diambil alih oleh Doppelganger-nya ini.

Dalam Islam, umat muslim sudah tentu tahu bahwa sesuatu yang pandai menyerupai manusia dan sangat mirip diperankan oleh Jin Qarin. Jin Qarin sangat senang menganggu manusia dengan cara menyerupai seseorang.

Dikutip dari Fatwa Islam, Syaikh Muhammad bin Shalil Al-Munajid menjelaskan, berdasarkan perenungan dari Al-Qur’an dan Hadist bahwa tidak ada tugas bagi Jin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan Jin Qarin akan semakin melemah sebanding dengan kekuatan iman seseorang.

Akan tetapi, kamu perlu tahu bahwa tidak ada manusia biasa yang bisa melihat Jin. Dan Jika ada yang bisa melihat dan mengklaim “mampu” melihat Jin, mungkin saja orang itu sedang bermasalah, atau dia mempunyai Jin warisan dan kegiatan yang membuatnya bisa melihat Jin. Lagi pula, kemampuan seperti ini dilarang dalam islam untuk dimiliki karena termasuk bekerja sama dengan Jin yang menyesatkan. 

Walaupun tidak bisa dibilang kembar, sebagian orang mengaku pernah bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya, namun bukan Doppelganger. Sampai-sampai mereka bisa menjalani kehidupan seperti benar-benar kembar. Artis, penyanyi dan orang biasa pernah mengakui hal tersebut dan tidak malu untuk menunjukkan wajah mereka hanya karena mirip saja.

Tidak ada yang tahu apakah Doppelganger itu benar adanya dan dianggap sebagai tanda kematian, atau memang hanya akal-akalan manusia yang sedang mengalami stress dan lelah berkepanjangan. Yang pasti dan sangat jelas, tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat kapan maut akan menjemput. 

Editor : Rizha
Rubrik : Artikel
Komentar
Artikulli paraprakXiaomi Mi 10 Resmi Dirilis, Berikut Spesifikasi dan Bocoran Harganya
Artikulli tjetërAngka Positif Covid-19 Bertambah 533 Orang Jadi 13.645, Pasien Sembuh Jadi 2.607