Analisaaceh.com, Meulaboh | Pimpinan beserta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) meninjau langsung proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) regional Meulaboh di Aceh Barat, Sabtu (26/6/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRA, Safaruddin dalam mengatakan, Pemerintah Aceh berkomitmen melanjutkan pembangunan RS regional Meulaboh dan RS regional lainnya pada tahun 2021 yang ditargetkan rampung dan fungsional pada tahun 2023.
“Kita dari DPRA komitmen, apalagi sudah disampaikan Kadinkes yang mendampingi kita. Harapannya tahun 2022 proses penganggaran bisa kita finalkan untuk rumah sakit regional agar bisa fungsional pada tahun 2023,” kata Safaruddin didampingi Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif.
Ia menjelaskan, tahun ini 2021, Pemerintah Aceh sudah mengalokasi anggaran Rp 60 miliar untuk kelanjutan pembangunan.
Sedangkan untuk proses pembangunan rumah sakit itu hingga tuntas dan fungsional pada tahun 2023, maka masih dibutuhkan anggaran tambahan yang diusulkan tahun 2022 sebesar Rp 120 miliar lagi atau lebih.
“Insyaallah kita komitmenlah menuntaskan kegiatan pembangunan rumah sakit regional Meulaboh dan rumah sakit regional lain di Aceh. Apalagi bicara otsus kita yang tahun depan tinggal 1 persen lagi,” ujarnya.
“Kita ingin coba tuntaskan pembangunan rumah sakit ini. Inilah buah tangan APBA dalam menuntaskan RPJM dan prioritas pembangunan yang ditetapkan pada pemerintah Irwandi-Nova,” sambung Safaruddin.
Disamping itu, sambung Politikus Gerindra ini, pihaknya juga meminta komitmen dari pemerintah kabupaten setempat untuk mempersiapkan segala sarana pendukung rumah skait. Jika rumah sakit ini fungsional, segala penunjang dan pendukungnya harus disipakan di kabupaten.
Seperti tenaga medis, dokter, termasuk akses jalan yang luas untuk masuk ke rumah sakit dan air. “Kalau rumah sakitnya sudah bagus dan besar, kalau tidak didukung oleh akses jalan yang baik, sayang juga,” kata Safaruddin lagi.
Menurut Safaruddin, saat ini progres pembangunan rumah sakit itu sudah 70 persen. “Postur bangunan yang kita lihat sudah sangat representatif sebagai rumah sakit rujukan. Dalam banyangan kita ini akan menjadi rumah sakit terbaik di Aceh,” ungkapnya.
Sementara itu ketua komisi IV DPRK Aceh Barat, Ahmad Yani, sangat mengapresiasi kunjungan kerja DPRA dan unsur Pemerintah Aceh ke lokasi proyek pembangunan Rumah Sakit Regional Cut Nyak Dhie Meulaboh.
Menurutnya, kondisi rumah sakit lama saat ini sudah kurang layak, baik dari aspek fasilitas maupun tenaga medisnya, untuk itu kehadiran rumah sakit regional yang representatif sudah sangat dibutuhkan.
“Selama ini pasien banyak yang masih harus dirujuk ke Banda Aceh, bayangkan dengan kondisi sedang sakit namun harus menempuh jarak cukup jauh dan melintasi pergunungan untuk sampai ke rumah sakit rujukan, maka sering kita dengar pasien meninggal dunia dalam perjalanan, kondisi ini sangat memprihatinkan akibat tidak adanya rumah sakit yang memiliki standar paling tidak hampir sama dengan RSZA,” jelasnya.
Ahmad Yani berharap pada Tahun Anggaran 2022 Pemerintah Aceh bersama dengan DPRA dapat mengalokasikan anggaran secara maksimal guna menuntaskan pembangunan rumah sakit tersebut, sehingga pada tahun 2023 sudah bisa fungsional.
Terkait dengan perlunya fasilitas penunjang dan pendukung yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Aceh Barat, Ahmad Yani mengaku bahwa DPRK Aceh Barat akan segera melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah untuk memperjuangkan pengalokasian anggaran guna penyelesaian fasilitas yang dibutuhkan tersebut pada APBK Tahun Anggaran 2022.
“Insya Allah, kita DPRK sangat berkomitmen untuk mendukung penyelesai fasilitas tersebut, kita harapkan pada tahun 2023 disamping rumah sakitnya sudah fungsional, tentunya fasilitas penunjang dan pendukung juga sudah siap,”tutup Ahmad Yani.
Kunjungan dari Komisi V DPRA tersebut turut dihadiri Tarmizi SP, Nora Indah Nita, Muslim, Sofian Puteh, Asib Amin dan beberapa anggota lainnya serta dari pihak Rumah Sakit Cut Nyak Dhien, Meulaboh.