Ekonomi Aceh Tahun 2024 Mengalami Pertumbuhan 4,82 Persen

Kepala BPS Provinsi Aceh, Ahmadriswan Nasution, foto : Naszadayuna/analalisaaaceh.com

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Aceh, Ekonomi Aceh triwulan I Tahun 2024 apabila dibanding dengan triwulan I 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 4,82 persen.

Kepala BPS Provinsi Aceh, Ahmadriswan Nasution mengatakan bahwa pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali sektor jasa keuangan dan jasa kesehatan. Lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 10,65 persen.

“Diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar 9,22 persen administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 9,08 persen pertanian,” ujarnya Selasa (7/5/2024).

Kemudian kehutanan dan perikanan sebesar 7,04 persen serta pengadaan Air sebesar 6,44 persen.

“Sementara itu, lapangan usaha yang terkontraksi adalah jasa kesehatan sebesar 5,74 persen dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan-IV 2023 (q-to-q), ekonomi Aceh mengalami kontraksi sebesar 6,44 persen,” paparnya.

Lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam diantaranya lapangan usaha konstruksi sebesar 19,61 persen, diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,67 persen.

serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 6,74 persen. Disisi lain, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha transportasi dan pergudangan sebesar 6,70
persen.

Diikuti jasa pendidikan sebesar 5,69 persen, serta Jasa Lainnya sebesar 3,80 persen. Struktur PDRB Aceh menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2024 tidak menunjukkan perubahan berarti.

Perekonomian Aceh masih didominasi oleh pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 31,65 persen; diikuti oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,28 persen, administrasi pemerintahan sebesar 8,70 persen, konstruksi sebesar 8,32 persen.

“Serta transportasi dan pergudangan sebesar 6,59 persen. Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Aceh mencapai 70,54 persen,” paparnya.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran, semua komponen mengalami pertumbuhan. Komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) sebesar 29,34 persen.

Diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 20,83 persen, Komponen Ekspor Barang & Jasa sebesar 10,78 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 0,73 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga (PK-RT) sebesar 4,93 persen.

Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran) juga tumbuh sebesar 11,82 persen.

Selain tentang pertumbuhan ekonomi, disampaikan juga rilis Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2023. Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Aceh tahun 2023 sebesar 0,489, turun 0,015 poin dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 0,504.

Ketiga dimensi pembentuk Indeks Ketimpangan Gender (IKG) secara konsisten mengalami perbaikan. Dimensi kesehatan reproduksi membaik, risiko perempuan dalam kesehatan reproduksi semakin menurun.

Sementara, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja semakin setara. Indikator terakhir yang disampaikan adalah indikator ketenagakerjaan. Pada Februari 2024.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Aceh sebesar 5,56 persen yang mengalami penurunan sebesar 0,19 persen poin dibandingkan dengan Februari 2023. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur. (Yuna)

Komentar
Artikulli paraprakDaftar Sebagai Bacalon Bupati, Ketua NasDem: Safaruddin Anak Muda yang Mampu Berikan Perubahan Nyata untuk Abdya
Artikulli tjetërRatusan Calon PPK Pilkada Kota Banda Aceh 2024 Ikuti Ujian Tulis CAT