FKUB Aceh Tengah Gelar Dialog Kerukunan Umat Penegak Syari’at

Bupati Shabela Abubakar saat membuka kegiatan Dialog kerukunan umat beragama

Analisaaceh.com, Takengon | Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Aceh Tengah menggelar kegiatan Focus Group Discusion (FGD) kerukunan internal umat tonggak penegakan syari’at di Aula Hotel Bayu Hill Takengon, Senin (02/12/2019).

Ketua I FKUB Aceh Tengah, Wahdi mengaku kegiatan diikuti sebanyak 30 peserta, terdiri dari, pemuka agama, tokoh agama, anggota FKUB Aceh Tengah, unsur Jaksa, TNI dan Polri yang ada di daerah berhawa sejuk itu.

“Umat Islam di Republik Indonesia secara umum dan Kabupaten Aceh Tengah secara khusus harus mewarnai wajah syari’ah dipermukaan bumi ini,” harapnya kepada seluruh peserta.

Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan, banyak hal yang menyebabkan perbedaan dalam agama Islam, lingkungan dan budaya. sedikit banyaknya tentu akan mempengaruhi lahirnya berbagai aliran dan mazhab. Budaya di Arab tentu berbeda dengan tanah air, bahkan budaya di Aceh Tengah berbeda dengan di Aceh secara umum.

“Jangan tinggalkan adat istiadat orang Gayo, adat adalah pagarnya agama. Begitupun keharmonisan dan kerukunan bisa terwujud manakala semua pihak dapat memahami perbedaan sebagai rahmat dari Allah,” pinta Bupati.

Di samping itu, mencermati kehidupan masyarakat saat ini yang cenderung lebih mengarah pada pola kehidupan modern telah membawa dampak terhadap semakin merosotnya nilai-nilai budaya dan agama.

Hal itu kata dia, disebabkan oleh cara dan pemahaman yang salah dalam mengaktualisasikan pola kehidupan modern, segala hal yang berkaitan dengan modernisasi dianggap sebagai bahagian yang harus dijadikan acuan hidup tanpa disinergikan dengan ajaran dan tuntunan agama Islam yang bersandarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah.

“Itu merupakan realita yang tidak dapat dipungkiri, melalui berbagai media informasi yang berkembang saat ini, terutama melalui media elektronik, internet, dan handphone, dampak negatif kehidupan global sangat mudah masuk dan menyusup dalam kehidupan masyarakat sehingga perlahan lahan menggerogoti budaya, akhlak dan aqidah ummat,” jelas orang nomor satu di Kabupaten penghasil Kopi Arabika terbaik itu.

Lanjutnya lagi, degradasi moral dan pergeseran aqidah ummat dewasa ini merupakan keadaan yang harus disikapi dengan bijak, keseriusan memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan aqidah dan moral ummat dengan menyuburkan kembali kegiatan pengajian di tengah-tengah masyarakat.

“Demi memperkuat aqidah dan moral ummat, sehingga akan menjadi benteng yang kokoh dalam menghadapi pengaruh negatif kehidupan global yang berkembang semakin pesat,” tutup Shabela.

Sebagai Narasumber dalam dialog itu disampaikan oleh Prof, Samsu Rizal.MA dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Editor : Nafrizal

Komentar
Artikulli paraprakBupati Aceh Selatan H. Azwir S.Sos Tutup Usia
Artikulli tjetërBocah Delapan Tahun Penderita Gibur Butuh Uluran Tangan Dermawan