Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Suasana Aula Lantai III Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sultanah Nahrasiyah pada Selasa, 12 Agustus 2025 terasa berbeda. Deretan tamu undangan dari kalangan akademisi, pejabat daerah, hingga para pengawas sekolah hadir bukan sekadar untuk mendengarkan materi, melainkan menyaksikan dua agenda penting yang menyatu dalam satu panggung: penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara FUAD UIN Suna dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, serta Bedah Buku Pengawas Sekolah bertema “Dengan Semangat Kemerdekaan, Kita Teguhkan Peran Pengawas Sekolah Menuju Pendidikan Aceh Utara Bangkit, Unggul dan Berkarakter Melalui Gerakan Gemar Menulis”.
Kedua agenda itu bukan kebetulan, melainkan dirangkai untuk menunjukkan bahwa kemitraan perguruan tinggi dan pemerintah daerah dapat langsung menyentuh kebutuhan di lapangan. MoA yang diteken bersama Dinas Pendidikan Aceh Utara ini berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Fokusnya meliputi pelatihan literasi, riset terapan di bidang pendidikan, dan pendampingan pengawas sekolah sebagai garda depan pembinaan mutu sekolah.
Hadir dalam kesempatan itu Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Prof. Dr. Danial, M.Ag, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Utara Jamaluddin, S.Sos., M.Pd, Dekan FUAD Dr. Ruhama Wazna, S.Th.I., M.A., dan Dosen FUAD Almira Keumala Ulfah, M.Si., Ak., CA., ASEAN CPA yang juga menjadi salah satu narasumber dalam bedah buku.
Dalam sesi sambutannya, Dekan FUAD Dr. Ruhama Wazna menegaskan peran strategis kampus dalam mendukung program daerah. “Kami ingin FUAD UIN Suna tidak hanya menjadi pusat kajian akademik, tetapi juga mitra aktif pemerintah daerah dalam membina pengawas sekolah. Literasi adalah pintu masuk untuk melahirkan tenaga pendidik yang unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” ujarnya.
Bedah buku yang menjadi rangkaian acara ini memantik diskusi hangat. Para narasumber membedah isi buku yang memuat strategi, pengalaman, dan tantangan yang dihadapi pengawas sekolah di Aceh Utara. Rektor Prof. Danial menggarisbawahi bahwa budaya membaca dan menulis adalah pondasi utama membangun mutu pendidikan. Sementara itu, Kadisdik Jamaluddin mengajak para pengawas untuk memanfaatkan kerja sama ini sebagai ruang belajar bersama dan memperluas wawasan.
MoA yang ditandatangani di sela acara ini tak sekadar simbol kerja sama. Dalam dokumen tersebut tercantum rencana pelatihan berkelanjutan, penyusunan modul literasi yang sesuai karakter lokal, riset bersama yang memotret kebutuhan pendidikan daerah, hingga program pengabdian yang melibatkan langsung pengawas sekolah dan guru. Harapannya, pendidikan Aceh Utara tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan.
Perpaduan antara diskusi intelektual lewat bedah buku dan penandatanganan MoA ini memberi kesan bahwa pendidikan yang maju tak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Kolaborasi kampus dan pemerintah menjadi jembatan yang menghubungkan visi akademik dengan praktik di lapangan, di mana ide dan aksi berjalan beriringan.
Acara bedah buku tersebut didukung oleh penerbit Sefa Media Utama dan berbagai media lokal.