Humas PT PP Jobs NPK-PIM Dituding Arogan, Forum Mantan Napi Kecewa

Salinan surat pengurus FMND Aceh Utara ke manajemen proyek PT PP pada jobs pabrik NPK - PIM. Dok:ist

Analisaaceh.com, Lhokseumawe — Pengurus Forum Mantan Napi Dewantara (FMND) kecewa dengan sikap pihak humas PT PP di proyek pembangunan pabrik NPK milik PT. PIM. Pasalnya, sikap humas atas nama Maulana dituding kurang beretika dan arogan.

“Seharusnya sikap pak Maulana, lebih tenang dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungan proyek. Tidak arogan. Humas itukan seharusnya mengayomi,” kata anggota Persatuan Mantan Napi Dewantara, Dani Edwanur alias Iwan Keude kepada wartawan, Sabtu (7/8/21).

Iwan Keude menuturkan, dirinya bersama seorang rekan lainnya diutus oleh Ketua FMND, Syafrizal untuk menindaklanjuti permohonan kerjasama. Sebelumnya, organisasi warga lingkungan itu telah terlebih dahulu menyurati PT PP jobs pabrik NPK yang berada di komplek PIM di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.

Forum Mantan Napi Dewantara dalam suratnya menyampaikan permintaan kerjasama atau pembelian barang sisa pakai atau scrap (besi bekas). Barang bekas dimaksud yakni bahan sisa pakai PT PP pada pekerjaan pembangunan pabrik pupuk NPK PIM.

“Yang telpon Maulana itu kawan saya. Saya dengar pembicaraan. Tapi tanggapannya kasar, membentak gitu dan arogan. Dia bilang jangankan kalian, anggota koramil saja minta gak kami kasih” kata Iwan.

Dia merasa aneh dengan cara Maulana membawa-bawa institusi militer ataupun secara pribadi karena tidak ada hubungannya. PMND menilai tidak seharusnya humas PT PP menggunakan institusi militer sebagai tameng apabila mendapat permintaan atau desakan warga lingkungan. Pengurus PMND menilai ucapan Humas PT PP ini hanya ingin menakut-nakuti pihaknya.

Iwan cs menyebut mereka mengetahui secara pasti beberapa kali scrap pada proyek pabrik pupuk NPK dilelang. Pemenang lelang atau pihak pembeli besi bekas tersebut diantaranya beberapa pengusaha melalui jasa oknum petugas keamanan proyek hingga organisasi maupun atasnama pribadi.

“Setahu saya ada beberapa kali dilelang. Ada melalui satpam disitu ada juga dilelang kepada orang Krueng Geukuh yang berpengaruh. Kenapa kepada kami tidak dikasih? Kami ini kan organisasi perkumpulan lingkungan juga. Mereka bilang tidak ada tender sekarang yang ada di akhir proyek” ujarnya.

Iwan juga merasa dilecehkan karena Maulana menyebut bahwa yang menghubunginya ini sebagai seorang pengemis yang hanya meminta-minta kepada perusahaan.

Atas dasar sikap Mualana, Pengurus organisasi yang berasal dari warga lingkungan PT. PIM ini sangat berharap supaya pimpinan PT. PP secepatnya membenahi manejemen, agar tidak berefek ke hal-hal lain yang bisa merugikan proyek nasional itu.

Sementara itu, Divisi EPC atau Humas PT PP proyek NPK-PIM, Maulana kepada media ini membenarkan ada pihak yang menghubunginya dari organisasi Mantan Napi Dewantara.

Maulana menyebut tidak betul tudingan anggota mantan napi tersebut. Dia juga membantah membawa-bawa institusi militer.

“Gak ada itu. Yang ada saya bilang, tidak ada scrap yang dilelang. Kalau tidak percaya telpon pak Danramil Dewantara” kata Maulana.

Maulana mengakui manajemen proyek pernah melakukan lelang scrap sebelumnya, namun saat ini tidak ada barang yang dilelang.

“Sebenarnya scrap itu tergantung kebijakan manajemen, kalau masih ada yang bisa digunakan, tidak dijual. Makanya saya bilang saat ini tidak ada, di akhir nanti mungkin. Tapi tergantung kebijakan manajemen” ujarnya.

Editor : Nafrizal
Rubrik : ACEH UTARA
Komentar
Artikulli paraprakPerempuan Penjaga Rumah Anggota DPRA Ditemukan Tak Bernyawa
Artikulli tjetërTwibbon 1 Muharram 1443 Hijriah, Cara Pasangnya di Twibbonize