Jalan Rusak Parah, Sawah di Linge Tak Lagi Berfungsi

Kondisi jalan menuju persawahan masyarakat disusun Ongkal Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Jalan tersebut kondisinya memprihatinkan, akibatnya sawah masyarakat itu tak lagi berfungsi.

ANALISAACEH.COM, TAKENGON | Jalan menuju lokasi persawahan Kampung Waq Dusun Ongkal Kemukiman Singah Mata, Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah kondisinya dilaporkan rusak parah, akibatnya sawah yang ada di daerah itu tak lagi difungsikan.

Salah seorang masyarakat Linge mengaku kondisi sawah dipenuhi semak belukar itu kurang lebih berlalu selama 9 (sembilan) tahun. Sebelumnya sawah tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat setempat.

Kondisi Bekas persawahan masyarakat yang kini tak lagi difungsikan

“Bagaimana masyarakat hendak melintas ke sana, jalanya sudah tidak layak untuk dilalui kendaraan, terlebih saat musim hujan turun,” kata Bentara Linge melalui press rilisnya, Kamis (26/12/2019) di Takengon.

Ia menduga, rusaknya akses menuju ke lokasi persawahan masyarakat tersebut akibat seringnya dilalui mobil pengangkut Getah Pinus yang ada di lokasi tersebut. Dengan muatan Ribuan Kilo (Per-Ton-red) sekali angkut membuat jalan tersebut hancur.

“Kami menduga ini penyebab jalan hancur, bahkan irigasi yang ada di sana kini telah beralih fungsi menjadi lintasan kendaraan, di dalamnya dijejal batang kayu sehingga mudah untuk dilintasi mobil pengangkut getah,” papar Bentara.

Sebelumnya kata dia, jalan tersebut dibangun melalui swadaya masyarakat pada tahun 1990. Di lokasi persawahan itu sebelumnya ditempati sebanyak 50 Kepala Keluarga, kini di sana hanya tersisa gubuk-gubuk bekas tempat tinggal masyarakat.

“Tak ada lagi kehidupan di sana, dulu lokasi itu sangat strategis untuk penghidupan keluarga,” kenang Bentara.

Waktu itu, lanjutnya, ia menghabiskan masa-masa kecilnya di lokasi tersebut. Puluhan hektar sawah itu merupakan penghasil beras nomor satu di Waq Kecamatan Linge.

Seharusnya kata Bentara, pengusaha getah yang ada dilokasi itu membuat jalur pribadi untuk mengangkut hasil garapan mereka, dengan kata lain, tidak menggangu akses utama masyarakat menuju lokasi persawahan.

“Artinya, jalan itu kini telah dikuasai pengangkut Getah Pinus, selain sawah ada juga perkebunan serewangi di sana, kini semua telah tak lagi digarap,” Kata pria yang kerap disapa Item Angut itu.

Ia berharap, jalan tersebut dapat diperbaiki oleh pihak terkait dan pengangkut getah tak lagi menggunakan akses tersebut, sehingga masyarakat dapat menikmati lintasan itu,

“Saya kecewa, masa konflik dulu sawah tersebut dimanfaatkan, sedangkan kini telah damai tidak lagi digunakan, ini kan lucu. Kembalikan ke awal jangan lagi digunakan untuk lintasan mengangkut getah,” tutup Bentara Linge.

Komentar
Artikulli paraprakAdvan G3 Pro 2020 Resmi Diluncurkan, Ini Harganya
Artikulli tjetërBahas Potensi Daerah, Reje Temui DPD PDI Perjuangan Aceh