Analisaaceh.com | Sejumlah penginapan di Aceh menjadi korban peretasan akun Google Bisnis. Pelaku peretasan mengubah informasi penting seperti kontak dan alamat pada profil bisnis, yang kemudian digunakan untuk menipu calon pelanggan yang hendak melakukan reservasi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengimbau para pemilik usaha pariwisata di Aceh untuk segera memeriksa dan memperbarui informasi bisnis mereka guna mencegah penipuan yang dapat merugikan wisatawan maupun pelaku usaha.
Penginapan yang menjadi korban tersebar di beberapa wilayah, termasuk Banda Aceh, Sabang, Aceh Tengah, dan sejumlah daerah lainnya. Menurut laporan, pelaku menggunakan nomor ponsel yang sama untuk beberapa hotel dan homestay di Banda Aceh. Selain itu, pelaku mencantumkan nomor rekening bank yang bukan milik pemilik penginapan, untuk menipu korban yang hendak melakukan reservasi.
“Kami meminta pelaku usaha pariwisata di Aceh untuk memperbarui alamat dan kontak bisnisnya. Saat ini sedang marak peretasan alamat dan nomor kontak usaha pariwisata.” kata Almuniza Kamal
Almuniza mengungkapkan bahwa ia sudah mendengar informasi mengenai peretasan ini sejak dua hari lalu. Dia telah menerima banyak laporan dari pelaku usaha penginapan serta agen perjalanan terkait aksi penipuan tersebut.
“Beberapa pemilik penginapan melaporkan bahwa alamat dan informasi kontak mereka telah diubah oleh peretas, sehingga tamu terjebak dalam transaksi palsu.” Ujarnya.
Beberapa tamu bahkan dilaporkan telah mentransfer uang sebagai tanda reservasi, namun dana tersebut masuk ke rekening yang diberikan oleh pelaku. Ini mengakibatkan kebingungan di pihak tamu dan kerugian finansial bagi pelaku usaha yang kehilangan pelanggan potensial.
Menanggapi hal ini, Almuniza berharap para pemilik usaha lebih waspada dan segera memperbarui informasi bisnis di platform digital seperti Google Bisnis untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Selain itu, Almuniza juga memperingatkan wisatawan yang ingin memesan penginapan di Aceh agar lebih berhati-hati. Dia menyarankan agar calon tamu hanya melakukan pemesanan melalui situs resmi atau platform terpercaya.
“Silakan pesan hotel atau homestay melalui situs yang terpercaya atau mencari informasi dari media sosial resmi milik penginapan,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap informasi yang mencurigakan.
“Jika menemukan informasi yang meragukan, jangan langsung melakukan transaksi apa pun agar tidak menjadi korban penipuan,” tambahnya.
Aksi peretasan akun Google Bisnis tidak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga di berbagai kota besar di Indonesia. Beberapa kota yang telah melaporkan kasus serupa termasuk Surabaya, Jakarta, Semarang, Denpasar, dan Makassar.
Fenomena ini menunjukkan bahwa peretasan terhadap profil bisnis online semakin marak, dan pelaku usaha di berbagai daerah harus meningkatkan kewaspadaan untuk melindungi bisnis mereka dari ancaman serupa.
“Disbudpar Aceh berkomitmen untuk terus mendampingi pelaku usaha pariwisata dalam menjaga keamanan informasi bisnis mereka, serta berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menanggulangi permasalahan peretasan ini” Pungkasnya.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) resmi membentuk susunan keanggotaan alat kelengkapan…
Analisaaceh.com, Meuredue | Penyidik Subdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Aceh menyerahkan dua tersangka kasus illegal logging…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur nomor urut 01, Bustami Hamzah…
Analisaaceh.com, Suka Makmue | Satreskrim Polres Nagan Raya menangkap MS (53), terduga pelaku penembakan warga…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Atlit tunggal putri SMPN 1 Lhokseumawe akan menantang atlit SMPN 1 Arun…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, secara resmi melantik dan…
Komentar