Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dua pemuda Teuku Fakhrul Nazar (20 tahun) dan adiknya Teuku Mustafa Kamil (19), menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah warga Desa Blang Pulo Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh. Dalam pengeroyokan tersebut, oknum Ketua RT berinisial TAR diduga juga terlibat dalam pengeroyokan.
Akibat pengeroyokan, TFN mengalami lebam di bagian wajah dan bagian tubuh lainnya sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit. Sedangkan adiknya TMK (19) mengalami luka lecet dan lebam di bagian pelipis.
Tak terima perlakuan kasar tersebut, kedua remaja lalu melaporkan pengeroyokan ke SPKT Polres Lhokseumawe. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP /234 / VI / Aceh / 2021 / Res Lsmw, tanggal 30 Juni 2021. Korban melaporkan kasus ini dan didampingi penasehat hukum Rizal Saputra, SH, dan Desi Andi Ariani, SH dari Samudera Access to Justice Innitiatives (SAJI) Lawfirm.
Rizal Saputra kepada kepada media ini, Jumat (2/7/21) menjelaskan kliennya melaporkan dua kasus sekaligus, yaitu tindak pidana pengeroyokan dan pengancaman. Kedua kasus akan dilaporkan dalam bentuk terpisah.
“Ada dua yang kita laporkan, yaitu pengeroyokan dengan nama pelapor FN (20), yang mana nantinya menyusul laporan satu lagi atas nama pelapor MK (19). Diduga MK selain dianiaya juga mendapat ancaman dengan sebilah pisau oleh salah satu dari 4 pelaku berinisial ZB,” ucap Rizal.
Rizal menyebut, berdasarkan pengakuan klien, korban juga diduga mendapat pukulan dari oknum perangkat desa yang saat ini menjabat sebagai Ketua RT berinisial TAR.
Rizal menjelaskan, berdasarkan pengakuan korban FN (20) peristiwa itu terjadi pada Kamis malam lalu. FN dan adiknya MK (19) hendak pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda motor Honda CBR 150. Setiba di tempat kejadian perkara, sepeda motor diberhentikan oleh ZB yang disebut merasa terganggu dengan suara bising knalpot. Cek-cok mulut pun terjadi hingga datang beberapa teman ZB dan berujung pengeroyokan.
Terpisah, Keuchik (kepala desa) Blang Pulo Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, H Syeh Ahmad HB saat dikonfirmasi melalui via seluler menyebut tidak mengetahui kejadian pengeroyokan tersebut. Dia juga mengaku tidak tahu terkait dugaan bawahannya terlibat aksi pengeroyokann.
“Saya tidak tahu, tidak ada informasi sama saya,” ucap Keuchik Blang Pulo.
Keuchik Blang Pulo dalam pernyataannya juga terkesan menutup-nutupi. Menurut informasi yang dihimpun, kasus dugaan pengeroyokan dan pengancaman ini sempat dilakukan mediasi di Balai Desa setempat. Akan tetapi mediasi tidak menuai hasil, sehingga korban melaporkan ke Polres Lhokseumawe.