Categories: NEWS

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Langsa Meningkat

Analisaaceh.com, Langsa | Sepanjang tahun 2024, Kota Langsa mencatat 69 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Angka ini mengalami peningkatan 16 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Langsa, Amrawati, melalui Kepala Tata Usaha UPTD PPA Langsa, Meutia Wati, S.STP, mengatakan pada tahun 2023 tercatat sebanyak 53 kasus kekerasan, dengan rincian 45 kasus terjadi di Kota Langsa dan 8 kasus berasal dari luar wilayah Kota Langsa.

“Sementara pada tahun 2024, tercatat sebanyak 69 kasus, dengan rincian 65 kasus terjadi di Kota Langsa, 1 kasus merupakan rujukan dari Aceh Tamiang, dan 3 kasus berasal dari Aceh Timur. Tahun ini, kami juga menangani kasus kekerasan terhadap perempuan yang mengakibatkan dua korban jiwa, keduanya merupakan warga Langsa,” ujar Meutia Wati, saat ditemui Analisaaceh.com, (31/12/2024).

Meutia merincikan bahwa pada tahun 2024, di Kota Langsa tercatat 28 kasus kekerasan terhadap perempuan, meliputi KDRT fisik (17 kasus), penganiayaan (6 kasus), pelecehan (2 kasus), penelantaran (2 kasus), dan lainnya (1 kasus).

Sementara itu, kasus terhadap anak mencapai 41 kasus, terdiri dari KDRT fisik (1 kasus), penganiayaan (11 kasus), pemerkosaan (11 kasus), pelecehan (11 kasus), penelantaran (2 kasus), anak bermasalah dengan hukum (3 kasus), dan lainnya (2 kasus).

“Sejak terbentuknya UPTD PPA, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Langsa terus meningkat setiap tahun, menyerupai fenomena gunung es yang tampak kecil di permukaan tetapi menyimpan masalah besar di bawahnya.” Sebutnya.

Ia menambahkan, rata-rata para korban yang kami dampingi tidak tahu harus melapor ke mana.

“Bahkan, kami pernah menangani kasus yang terjadi dua tahun sebelumnya karena korban atau keluarganya tidak mengetahui tempat untuk melapor,” jelas Meutia.

Menurut Meutia, beberapa faktor utama penyebab kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Langsa adalah permasalahan ekonomi serta kurangnya kepedulian dari orang tua maupun kerabat terhadap para korban.

“Faktor terbesar penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak adalah ekonomi, kedua tidak ada keperdulian orang tua baik itu terhadap pengawasan penggunaan handphone dan media sosial. Karena rata-rata yang kami tangani 80 persen dengan kondisi ekonomi menengah kebawah,” ungkap Meutia.

Meutia mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke UPTD PPA jika mengetahui atau mengalami kekerasan terhadap perempuan dan anak. Agar korban dapat segera mendapatkan pendampingan dan pemulihan psikologis.

“Beberapa kali kami menemukan bahwa pelaku kekerasan hari ini ternyata pernah menjadi korban 10 atau 12 tahun lalu. Trauma psikologis yang tidak tertangani membuat mereka akhirnya memperlakukan orang lain seperti yang dulu dialaminya,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak, meskipun sibuk mencari nafkah.

“Anak harus menjadi prioritas utama karena mereka membutuhkan kasih sayang dari orang tua dan kita semua,” tutup Meutia Wati.

Chairul

Komentar

Recent Posts

Rumah Zakat dan Influencer Turki Bantu Korban Banjir Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gelombang solidaritas internasional terus mengalir untuk masyarakat Aceh pascabencana banjir dan…

15 jam ago

Pasokan Terbatas, Warga Jruek Balee Rela Antre Gas Sejak Tengah Malam

Analisaaceh.com, Aceh Besar | Pasokan gas elpiji subsidi mulai kembali masuk ke sejumlah wilayah di…

15 jam ago

Distribusi Banjir Dipercepat, Wagub Aceh Siapkan Jalur Udara

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh bantuan bagi korban banjir…

15 jam ago

Pemerintah Aceh Surati UNDP dan UNICEF untuk Pemulihan Pascabencana

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh menyurati United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations…

1 hari ago

Jembatan Bailey Teupin Mane Dibuka, Akses Bireuen–Bener Meriah Pulih

Analisaaceh.com, Bireun | Akses penghubung vital antara Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Bener Meriah kembali normal…

1 hari ago

77 Lembaga dan 1.960 Relawan Terlibat dalam Pemulihan Bencana Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh mencatat sebanyak 77 lembaga dengan total 1.960 relawan telah…

1 hari ago