Oleh: Muhammad M. Piah (CM)
Partai Golkar Pidie Jaya akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke IV pada Selasa 25 Agustus 2020 mendatang, dengan agenda utama adalah pemilihan Ketua Umum.
Partai yang sudah eksis sejak era Orde Baru, dinamika di Golkar selalu menarik untuk diamati secara nasional, demikian juga Golkar Pidie Jaya memiliki adaptasi para pengurus dengan tokoh masyarakat sehingga nampak lebih bersemangat akan persiapan persiapan Musda yang sedang dipersiapkan.
Dapat dilihat kegiatan beberapa hari ini menjelang perhelatan bagaikan persiapan pesta perkawinan dalam sebuah rumah tangga. namun sayangnya hingga H-3 belum terlihat ada calon ketua umum yang bakal maju.
Walaupun hingga kini belum ada yang menyatakan akan ikut serta dalam pemilihan Ketua Umum, partai ini tidak pernah kekurangan kader terbaik untuk tampil sebagai pimpinan. Mudah mudahan di Golkar proses alih generasinya tak pernah macet.
Menurut pantauan kita dalam pemilihan di kabupaten /kota yang telah bermusda kebanyakan dengan aklamasi. Oleh karena itu kemungkinan di Pidie Jaya pun nampak akan kearah yang sama dalam pemilihan nantinya.
Alasan kami dalam tulisan ini karena hingga kini belum ada kader Partai yang terlalu ambisius. Maka dari suara suara pengurus kejayaan Partai Golkar nantinya tergantung pada figur ketua umum.
Dalam Musda Golkar kali ini, selain soal kandidat ketua umum, isu lain yang mengemuka adalah soal bagaimana proses pemilihan ketua umum akan berjalan. Setidaknya ada dua model pemilihan yang akan dilakukan, yakni secara aklamasi atau melalui musyawarah mufakat.
Apabila pilihannya adalah model aklamasi, tentu Ketua Panitia H. Teuku Zikri, S.Sos.I lebih berpeluang untuk terpilih sebagai Ketua Umum apalagi dianya pemilik kursi anggota DPRK Pidie Jaya.
Apabila menggunakan sistem musyawarah mufakat, selain ketua umum yang sekarang, figur-figur lain bisa juga maju sebagai calon ketua umum. Namun, apapun model yang dipilih, sebaiknya jangan sampai terjadi friksi di tubuh Golkar.
Hemat kami, para kader Partai Golkar akan lebih jernih dalam berpikir saat ini, yakni kebutuhan akan datang untuk menambah kursi dan kewibawaan dalam kerjasama di Pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya ke depan.
Maka kesimpulannya, semua kita akan melihat ketua umum yang akan datang adalah generasi muda yang berwibawa.