Oleh dr. Nurul Fajri
Salah satu platform media sosial yang sedang populer saat ini adalah TikTok, banyak orang kecanduan main TikTok, seolah ada kenikmatan tersendiri di dalamnya sehingga orang ingin lagi dan lagi. Jumlah warga TikTok kian hari kian bertambah dengan dahsyatnya dari menit ke menit, ini menunjukkan bahwa saat ini Tiktok sudah menjadi budaya baru di Indonesia dan digandrungi oleh masyarakat berbagai kelompok usia.
Saat ini TikTok sudah punya lebih dari 1 miliar pengguna. Indonesia merupakan pasar kedua terbesar di dunia. Sementara itu, Amerika Serikat menduduki peringkat teratas dengan 65,9 juta pengguna aktif bulanan TikTok pada 2020, setelah itu menyusul Negara Rusia dengan jumlah pegguna 16,4 juta. Di Jepang sebanyak 12,6 juta pengguna aktif bulanan TikTok, Prancis dan Jerman menyusul masing-masing sebanyak 9,3 juta dan 9,1 juta. Popularitas TikTok tercatat melonjak semenjak pandemi Covid-19. Perusahaan milik ByteDance ini menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia pada tahun 2020.
Aplikasi Tiktok sudah ada sejak tahun 2018, meskipun pernah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan alasan aplikasi tersebut memberikan dampak negatif untuk anak-anak, namun TikTok terus berkembang pesat hingga pada tahun 2020 total unduhan aplikasi TikTok mencapai 63,3 juta kali dan Indonesia menjadi negara yang paling banyak mengunduh aplikasi tersebut sebesar 11% dari total unduhan aplikasi TikTok. Jumlah ini meningkat drastis pada tahun 2021 menjadi tiga kali lipat yaitu mencapai angka 92,2 juta pengguna terhitung Per Juli 2021.
Berdasarkan fakta tersebut, aplikasi TikTok menjadi salah satu platform yang sangat digemari saat ini dan berpeluang menjadi media promosi kesehatan yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan, memberikan sarana berbagi konten dengan berbagai tingkat kreatifitas, hal ini terlihat pada penggunaan TikTok untuk hal-hal seperti hiburan, pendidikan, pemasaran produk, dakwah dan tak terkecuali untuk promosi kesehatan.
Meskipun belum ada kebijakan yang spesifik dari Pemerintah terkait Tiktok, namun Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Komunikasi, telah menetapkan tidak akan menutup aplikasi TikTok di tengah ramainya beberapa negara melakukan larangan penggunaan TikTok. Pemerintah Indonesia belum menemukan pelanggaran terkait adanya masalah yang dialami beberapa negara terkait keamanan bocornya informasi suatu negara akibat penggunaan aplikasi ini. Pemerintah sendiri akan tetap membebaskan penggunaan aplikasi TikTok kepada masyarakat secara luas dan jika aplikasi tersebut melanggar aturan terhadap konsekuensi yang telah ditetapkan pemerintah, maka langkah pelarangan dan penutupan tentu akan dilakukan. Pemerintah juga akan terus melakukan pengawasan dan meminta komitmen kerja sama penyelenggaraan aplikasi sosial media dalam hal keamanan konten dan penggunaan data di Indonesia.
TikTok adalah sebuah aplikasi dari fitur media sosial yang memberikan ruang dimana penggunanya dapat merekam diri mereka sendiri kemudian dapat diberi efek dan suara sesuai keinginan masing-masing. TikTok merupakan salah satu media elektronik yang dapat bergerak dengan dinamis ditujukan pada masyarakat yang sifatnya massa atau publik dan sangat popular di kalangan milenial. Selain aplikasi ini gratis ternyata sangat mudah diakses dan dapat membawa keuntungan financial bagi sebagian orang.
Tujuan TikTok dari sisi dunia kesehatan adalah untuk menyampaikan informasi kesehatan yang dikemas secara baik dan menarik, sehingga dari informasi tersebut dapat memicu kesadaran masyarakat terkait kesehatan, dapat menggiring masyarakat untuk terjadi terjadi perubahan sikap yang selanjutnya diikuti oleh perubahan perilaku menjadi sehat. Pada akhirnya masyarakat menjadi mandiri dan mampu mengenali permasalahan kesehatan yang ada dalam lingkungannya sendiri, sehingga timbul keinginan untuk mengatasi dan mencegah permasalahan tersebut.
Kendala yang dihadapi saat ini banyak petugas kesehatan yang ragu-ragu menggunakan aplikasi TikTok, karena persepsi sebagian orang bahwa TikTok pada dasarnya media yang kurang membawa manfaat, norak dan hanya hiburan belaka, padahal ini adalah suatu peluang bagi dunia kesehatan dalam mengembangkan media promosi kesehatan untuk menyebarkan pesan-pesan kesehatan.
Hingga saat ini penelitian masih terbatas, belum ada kajian yang memadai tentang dampak penggunaan TikTok, namun sebatas penggunaan wajar tidak berlebihan, tidak menimbulkan addiksi (kecanduan) dan membawa manfaat dalam kehidupan, kemungkinan dampaknya sama seperti media sosial yang lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TikTok sebagai media promosi kesehatan sangat efektif. Jadi para promotor kesehatan atau tenaga kesehatan, jangan lagi ragu-ragu melakukan kegiatan promosi kesehatan melalui media TikTok dengan tidak meninggalkan fungsi-fungsi dan peran utamanya sebagai promor kesehatan, buatlah konten kesehatan semenarik mungkin karena ada jutaan permirsa yang menyaksikan konten tersebut, kemudian masyarakat akan membagi konten anda pada orang lain, sehingga informasi kesehatan akan terus mengalir ke seluruh penjuru nusantara. Kepada masyarakat tontonlah konten Tiktok yang bermanfaat sehingga membawa berkah dan perubahan lebih baik dalam kehidupan ke depan.
Penulis adalah Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran-USK-Banda Aceh
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh membuka seleksi terbuka Calon Kepala Badan Pengelola Migas Aceh…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Aceh Barat Daya (Abdya) menangkap empat pemuda…
Komentar