Analisaaceh.com, Medan | Ketua Dewan Perwakian Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Arwin Mega temui anggota DPRA dari PDI Perjuangan dapil IV, M. Ridwan. Pertemuan tersebut berlangsung disela-sela acara Workshop Bimbingan Teknis Peran dan Fungsi pokok anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, di Hotel Soechi, Kota Medan, Rabu (27/11).
Dalam pertemuan tersebut, Arwin Mega yang didampingi sejumlah anggota DPRK Aceh Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut menyampaikan beberapa hal terkait dinamika di Aceh Tengah.
“Kita harapkan pak Ridwan dapat membantu untuk mengkomunikasikan dengan pemerintah Aceh terkait dengan aset provinsi yang ada di Aceh Tengah, tepatnya aset yang berupa tanah di Blang Bebanka, kecamatan Pegasing,” Ungkap Korwil Aceh II DPD PDI Perjuangan Aceh ini.
Menurut Arwin, jika pemerintah Aceh dapat menyerahkan aset tersebut kepada pemerintah Aceh Tengah, maka akan dimanfaatkan dengan baik.
Selanjutnya, Mantan ketua DPC PDI Perjuangan Aceh Tengah ini juga menyampaikan terkait upaya penegrian Universitas Gajah Putih (UGP).
“Kita punya potensi dibidang pendidikan, kita minta bantu kepada pak Ridwan untuk ikut serta memperjuangkan penegrian UGP,” Ungkap Arwin.
Menut politisi yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Presiden Jokowi ini, kehadiran UGP di Aceh Tengah sudah sekitar 33 tahun, namun sampai saat ini masih belum negeri.
Masih menurut Arwin, terhambatnya proses alih status ini berdampak pada minat generasi muda untuk masuk ke UGP.
“Jika proses penegrian ini terus tertunda, kita khawatir mengurangi minat masyarakat untuk melanjutkan studi di UGP,” Ungkap Arwin.
Menanggapi laporan ketua DPRK Aceh Tengah tersebut, M. Ridwan berjanji akan memperjuangkan sesuai kewenangannya.
“Nanti kita lihat penugasan dari Fraksi, saya berada di komisi mana, saya akan memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah,” Ungkap M. Ridwan.
Mantan kadis pendidikan Aceh Tengah ini juga mengharapkan sinergisasi seluruh stakeholder di Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk sama-sama memperjuangkan penegrian UGP.
“UGP adalah kampus kebanggan masyarakat yang berdomisili di wilayah aceh bagian tengah, kita sangat mengharapkam kampus tersebut menjadi Negri,” Ungkap M. Ridwan.
Dirinya berharap, mulai dari pihak Yayasan, Rektorat, Pemerintahan Aceh Tengah, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama bersatu padu untuk mewejudkan misi tersebut.
“Kepada pihak manajemen kita minta untuk menyiapkan seluruh berkas administrasi, kemudian pihak yayasan harus mengikhlaskan untuk dialihkan status, pemda juga demikian, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, jika semua elemen ini bersatu, kita akan sama-sama menghadapkan kementrian, jika perlu kita menghadap presiden untuk melaporkan permasalahan ini,” Ungkap tokoh masyarakat Gayo ini.