KGBN Salurkan Bantuan untuk Guru dan Siswa Terdampak Banjir di Aceh Utara

Analisaaceh.com, Aceh Utara | Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) kembali menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Kabupaten Aceh Utara, Rabu (24/12/2025). Bantuan tersebut difokuskan untuk pemulihan sektor pendidikan, khususnya bagi sekolah yang terdampak parah.

Penyaluran bantuan dilakukan di SMPN 1 Samudera, salah satu sekolah yang mengalami kerusakan cukup berat akibat banjir. Bantuan yang diserahkan meliputi paket sembako untuk guru terdampak, pakaian seragam bagi seluruh guru dan tenaga kependidikan, serta buku dan alat tulis untuk siswa.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Yayasan Guru Belajar dan Sekolah Cikal Jakarta sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan yang turut terdampak bencana alam.

Bantuan diserahkan langsung oleh Pengurus Komunitas Guru Belajar Nusantara Provinsi Aceh, Marliza, dan diterima oleh Kepala SMPN 1 Samudera, Fauzaniah.

Marliza mengatakan, SMPN 1 Samudera menjadi prioritas penyaluran bantuan karena termasuk sekolah dengan dampak banjir terparah di wilayah tersebut.

“Hari ini kami menyalurkan bantuan kepada SMPN 1 Samudera yang merupakan salah satu sekolah terdampak paling parah akibat musibah banjir,” ujar Marliza.

Ia menjelaskan, bantuan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Guru Belajar, Komunitas Guru Belajar Nusantara, dan Sekolah Cikal Jakarta.

“Bantuan ini berasal dari Yayasan Guru Belajar, Komunitas Guru Belajar Nusantara, dan Sekolah Cikal Jakarta,” katanya.

Menurut Marliza, bantuan kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan air minum diharapkan dapat meringankan beban para guru dan siswa dalam menghadapi masa pemulihan pascabanjir.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Samudera, Fauzaniah, menyampaikan bahwa banjir tidak hanya merusak fasilitas sekolah, tetapi juga berdampak langsung pada kondisi guru dan siswa. Bahkan, satu orang tenaga pendidik dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan tugas.

“Pasca banjir, banyak guru dan siswa ikut terdampak. Bahkan, salah seorang tenaga pendidik kami meninggal dunia saat berdinas,” ungkap Fauzaniah dengan suara lirih.

Ia mengungkapkan, setelah banjir melanda, seluruh aktivitas sekolah sempat terhenti.

“Pasca banjir kami sudah tidak bisa bergerak lagi, semua kegiatan lumpuh. Saya merasa sangat sedih,” ujarnya.

Meski demikian, Fauzaniah mengajak seluruh guru untuk bangkit dan bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah serta ruang kelas agar proses belajar mengajar dapat kembali berjalan.

“Mari kita berbenah bersama, meskipun ini sangat berat,” katanya.

Di akhir sambutannya, Fauzaniah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menunjukkan kepedulian terhadap SMPN 1 Samudera.

“Atas nama sekolah, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyumbang dan pihak yang telah peduli kepada kami,” pungkasnya.

Komentar
Artikulli paraprakKlaster Kesehatan Waspadai Penyakit Menular Pascabencana