Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wanita itu berkulit sawo matang. Tubuhnya terlihat kurus. Ia memakai kacamata lensa hitam serta masker biru muda.
Namanya Zubaidah, seorang pensiunan guru dari ujung barat Indonesia, Sabang, Provinsi Aceh. Umurnya sudah lebih dari setengah abad. Namun fisiknya terlihat masih sangat kuat.
Tangan Zubaidah mengengam erat dua wanita di sisi kiri dan kanannya. Wanita lebih tua berada di sisi kanannya. Ia adalah ibu dari Zubaidah yang bernama Ruhani Usman Umar berusia 83 tahun.
Sementara di sisi kanan adalah Rosmida Muhammad Nursairin, 35 tahun, yang tak lain adalah anak dari Zubaidah atau cucu dari Ruhani. Tiga generasi ini tergabung dalam Kloter 7 Aceh untuk menuju Baitullah.
Beberapa kali, Zubaidah terlihat menitihkan air mata haru.
“Saya terharu,” ujarnya saat ditanya petugas.
“Saya daftar haji bersama suami pada 2012 lalu. Namun suami meninggal setahun lalu,” kenang Zubaidah.
Zubaidah sempat terdiam saat bercerita soal almarhum suaminya.
“Almarhum orang biasa. Bukan PNS,” ujar Zubaidah.
“Kehendak Allah Swt, suami saya meninggal tahun lalu (2024-red). Jadi anak saya (Rosmida-red) menggantikan almarhum suami. Jadi setelah suami meninggal, saya tanya sama anak, siapa yang mau menggantikan, akhirnya Ros yang menggantikan. Saya juga sudah minta izin sama suaminya Ros, dan diizinkan,” kata Zubaidah yang ditemui di aula Jeddah, Sabtu 24 Mei 2025.
Sedangkan sang ibu (Ruhani Usman-red), kata Zubaidah, yang daftar haji beberapa tahun setelahnya mendapat porsi langsia dan bisa berangkat pada tahun bersama dengan dirinya dan sang cucu.
“Karena adanya kebijakan penggabungan mahram, membuat kami bisa berangkat pada tahun yang sama, Kloter yang sama dan penginapan yang sama,” ujar Zubaidah yang merupakan pensiunan guru di Sabang ini lagi. Terakhir ia pensiun mengajar di SDN 19 Sabang.
Penggabungan mahram haji 2025 adalah kebijakan yang memungkinkan jemaah haji untuk bergabung dengan mahramnya, seperti suami/istri, orang tua/anak, atau saudara kandung, yang memiliki perbedaan jadwal keberangkatan.
Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi jemaah haji, terutama bagi mereka yang membutuhkan pendampingan selama menjalankan ibadah haji.
Kata Zubaidah, sang ibu atau Ruhani Usman Umar berusia 83 tahun. Ruhani memiliki 5 anak dan salah seorang di antaranya adalah dirinya.
Sedangkan Zubaidah sendiri memiliki 2 anak. Salah seorang di antaranya bernama Rosmida yang berangkat ke tanah suci menggantikan almarhum.
Kemudian Rosmida Muhammad Nursairin (cucu-red) berusia 35 tahun dengan status ibu rumah tangga beranak satu.
“Doakan kami sehat-sehat selama perjalanan dan di tanah suci bisa melaksanakan rukun dengan sempurna dan pulang ke Aceh menjadi hajjah yang mabrur,” kata Zubaidah.
“Amin,” timpal Rosmida.
Kloter 7 sendiri dilepas oleh Wakil Bupati Tamiang, Ismail. Dalam sambutannya, ia berharap para jemaah haji mendoakan kebaikan Aceh selama berada di tanah suci.
Kloter 7 rencananya akan diberangkat dari Banda Aceh pada Sabtu, 24 Mei 2025, pukul 19.40 WIB serta diperkirakan tiba di Jeddah pada hari yang sama pukul 23.45 WAS. Sedangkan untuk pemondokan di Makkah berada di wilayah Misfalah, Sektor 9, Hotel Al Zaer Al Akhyar.
Sebanyak 393 jemaah yang tergabung dalam Kloter 7 dilepas keberangkatannya di aula Jeddah, Asrama Haji Aceh, Sabtu 24 Mei 2025, pukul 10.00 WIB.
Para jemaah ini berasal dari 4 kabupaten kota, seperti Tamiang, Langsa, Aceh Barat dan Sabang.