Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar pertunjukan ‘Peyasan Seuni Awak Awai’ di Taman Seni dan Budaya Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (24/9/2022), pukul 20.30 WIB.
Pertunjukan tersebut mengangkat tema Harmoni Nada dan Sastra’. Acara ini akan dipandu oleh aktor ‘Teater Mata’ era 1990-an hingga 2000-an.
Sederet seniman senior asal Aceh akan tampil pada pertunjukan piasa seni ini, di antaranya Hasbi Burman, Rapai Tuha Syeh Lam Tapa Aceh Besar, Udin Pelor, Thayeb Loh Angen, Barlian AW, Nazar Debus, Zulfikar Sawang, Rahmad Sanjaya dan Bengkel Musik Batas, serta Komunitas Musik Moritza Thaher.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, acara ini digelar sebagai ajang reuni para seniman yang sejak puluhan tahun lalu hingga kini masih konsisten pada profesinya.
Sebagaimana diketahui, seiring perkembangan zaman para seniman yang telah berumur tersebut semakin jarang mendapat kesempatan dan ruang tampil.
“Pertunjukan ini sebagai salah satu cara untuk menyapa para seniman senior Aceh. Kita berupaya membuat panggung untuk mereka tampil, walaupun hanya mampu duduk di atas panggung tanpa bersuara, seperti Udin Pelor yang akan tampil pada kesempatan ini,” kata Almuniza.
Penampilan para seniman senior tersebut nantinya akan berkolaborasi dengan seniman yang lebih muda, seperti Rahmad Sanjaya dengan Bengkel Musik Batasnya dan Moritza Thaher dengan rekan-rekan komunitas musiknya.
“Sudah sepatutnya, para seniman muda tidak melupakan jasa-jasa para seniman yang lebih dahulu berkiprah di dunia kesenian. Mereka telah banyak mengajarkan kita berbagai ilmu dalam seni dan berkesenian yang mereka miliki, baik secara langsung maupun tidak langsung,” katanya.
“Selain sebagai ajang penampilan karya para awak awai, kegiatan pentas Harmoni Nada dan Sastra ini juga sebagai ruang silaturahmi bagi kita semua. Insyaallah kegiatan serupa ini ke depannya akan kita upayakan diadakan lagi, sebagai upaya untuk kita beri kesempatan kepada seniaman lainnya di seluruh Aceh secara bergilir,” tambah Kadisbudpar Aceh.
Sementara itu, Muhammad Yusuf Bombang (Apa Maoy) mengatakan, pertunjukan sastra seperti baca puisi memang lebih indah jika dipadukan dengan musik agar pertunjukannya lebih menarik, sesuai tema yang diangkat.
“Ingin kita tunjukkan juga bahwa acara sastra tidak terkesan hanya baca puisi seperti selama ini. Tetapi novel, cerpen, prosa, hiem, hikayat, hadih maja dan sastra lainnya juga layak dikemas untuk memperkaya jenis seni pertunjukan di Aceh. Maka pada kesempatan ini kita memberi juga kesempatan kepada salah seorang Novelis Aceh, Thayeb Loh Angen, untuk tampil membaca novel di atas panggung untuk menunjukkan kemampuan kreativitasnya,” kata Apa Kaoy, seniman Aceh yang ditunjuk untuk mengemas acara.
“Kami mengundang seluruh masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya untuk ikut menyaksikan. Sementara yang jauh dari jangkauan lokasi dapat menontonnya melalui channel Youtube Disbudpar Aceh.[]