Oleh : Haftar, S.Pd. M.Pd.
Penulis adalah seorang Pendidik dan Penulis buku juga artikel
Analisaaceh.com – Menatap masa depan Labuhan Haji sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, sejak reformasi bergulir tahun 1998 hingga dewasa ini, terlihat bahwa perkonomian masyarakat di daerah ini mulai menggeliat ke arah yang lebih maju dibandingkan Kecamatan lain di Aceh Selatan.
Kecamatan dengan luas areal sekitar 70 ha ini, memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan. Kalau benar-benar dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Hal ini sangat memungkinkan mengingat kawasan Labuhanhaji, selain memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah
diantaranya potensi kelautan, pertanian, perikanan dan pariwisata. Juga di dukung oleh posisi letaknya yang strategis sebagai kawasan pelabuhan laut transit atau perintis antar pulau, dari dan ke Pulau Simeulue dan Pulau Banyak.
Hal ini dapat dilihat di sekitar lokasi pelabuhan laut. Dimana perputaran uang cukup tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya ikan hasil tangkapan nelayan dari berbagai daerah di Aceh dan juga dari daerah Pelabuhan Sibolga dan Belawan yang juga di kirim dan dipasok dari Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang terletak dalam komplek kawasan pelabuhan Labuhanhaji.
Sedangkan di sekitar pelabuhan ferry yang membawa penumpang dari dan ke Pulau Simeulue terlihat setiap kapal yang akan berangkat dan balik dari Simeulue terlihat kesibukan yang cukup padat. Sehingga warung-warung dan penginapan tumbuh bagai cendawan di musim hujan.
Di samping letaknya yang strategis, Labuhan Haji juga menyimpan keindahan alam yang sangat mempesona yang belum dikelola secara optimal, terutama lokasi pantai di sekitar teluk pelabuhan laut Labuhanhaji dan di sekitar Sungai Simpang di pelosok desa Hulu Pisang.
Di sepanjang pantainya yang berpasir putih, sudah mulai dibangun beberapa pondok-pondok kecil dan kolam renang. Setiap sore dan hari libur, masyarakat ramai datang berkunjung ke lokasi tersebut.
Yang tidak kalah menariknya, di kawasan ini berkembang pariwisata sprituil, terutama sejak dikembangkan pengkajian Tauhid-Tasawuf oleh Abuya Syech H. Amran Waly dengan kegiatan “Ratieb Seribee”. Sehingga hampir setiap tahunnya
ribuan umat Islam dari berbagai daerah di Nusantara bahkan dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, Turkey datang berkunjung mengikuti pengkajian tersebut.
Dengan adanya berbagai potensi tersebut, maka perekonomian masyarakat di Kecamatan Labuhanhaji terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Apalagi kebiasaan penduduk Labuhan Haji yang terbiasa merantau mencari rezeki, seperti di Pulau Jawa dan Malaysia. Maka setiap libur menjelang lebaran, maka masyarakat perantauan tersebut kembali ke kampung halamannya dengan membawa uang yang telah mereka dapatkan di daerah perantauan kembali ke kampung halaman.
Dari berbagai potesi yang sedang berkembang di daerah Labuhanhaji, maka hal ini menyebabkan Labuhanhaji menjadi magnet bagi orang-orang dari luar daerah bahkan dari Minang dan Jawa yang membuka usaha di Labuhan Haji. Terutama di bidang makanan dan pakaian. Maka tidak mengherankan disepanjang jalan nasional yang melintasi kawasan Labuhan Haji, sekarang ini bertaburan toko-toko yang baru didirikan dan pedagang-pedagang, makanan dan pakaian yang berasal dari Jawa dan Minang.
Melihat perkembangan ekonomi masyarakat Labuhanhaji tidak menutup kemungkinan lima tahun ke depan Labuhanhaji akan berkembang dengan pesat.
Persoalannya adalah bagaimana kesiapan pemerintah Kecamatan dan pemerintah desa di Labuhanhaji mengantisipasi perkembangan tersebut. Sehingga masyarakat setempat tidak tersingkirkan oleh pendatang. Karena kalah bersaing dalam memperebutkan kue pembangunan di Labuhanhaji.