Mengenal Avigan dan Chloroquine, Obat Covid-19 yang di Pesan Jokowi

Analisaaceh.com | Meningkatnya korban virus corona di Indonesia saat ini menjadi kekhawatiran masyarakat di Indonesia sendiri. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan pencegahan terhadap penularan virus yang disebut-sebut berasal dari Wuhan tersebut.

Dalam upaya mengobati korban yang sudah terpapar covid-19, Presiden Joko Widodo menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara agar bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus SARS-Cov-2 tersebut.

“Obat pertama yang akan didatangkan adalah obat flu Avigan. Kita telah mendatangkan lima ribu, akan kita coba dan dalam proses pemesanan dua juta. Sementara itu, obat kedua adalah chloroquin yang telah disiapkan sebanyak tiga juta,” kata Jokowi pada Jum’at (20/3).

Apa itu Avigan?

Dikutip dari halaman en.wikipedia.com, Avigan (Favipiravir) adalah anti-virus yang secara selektif dan berpotensi menghambat RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA. Avigan ini sendiri dikembangkan oleh Fujifilm pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada manusia yang terinfeksi virus corona COVID-19 sejak Februari.

DIlansir dari Xinhuanet, bahwa  dari hasil uji klinis yang dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzen. bahwa dari Shenzhen sendiri, menyumbang 80 pasien, 35 pasien yang menerima perlakuan obat oral favipiravir, dan 45 orang dalam grup kontrol (tidak minum obat favipiravir).

Sementara itu otoritas medis di Cina mengatakan obat yang digunakan di Jepang untuk mengobati jenis baru influenza ini tampaknya efektif pada pasien COVID-19.

Pejabat di kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi China, Zhang Xinmin mengatakan favipiravir dapat memberikan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis di Wuhan dan Shenzhen yang melibatkan 340 pasien.

Oleh karena itu Avigan masih terus dikembangkan. Para ilmuwan juga tengah menunggu hak paten obat tersebut agar bisa mengembangkan obat generiknya.

Bagaimana dengan Chloroquine?

Di tengah-tengah kepanikan atas wabah corona, petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei mengobati pasien  COVID-19 dengan Chloroquine.

Chloroquine merupakan obat anti malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab Covid-19.

Chloroquine disebut-sebut dapat efektif dalam memerangi virus corona. Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine.

Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol.

Hal senada juga disampaikan oleh Dokter di Australia dan China yang telah melihat hasil yang menjanjikan dari chloroquine dan berharap bisa memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan.

Profesor penyakit menular di University of Birmingham, Robin May mengatakan bahwa prosesnya belum dipahami dengan baik. Namun, ia berspekulasi bahwa proses yang disebut “endositosis”, yaitu virus masuk ke inang, mungkin ada hubungannya dengan itu.

Oleh karena itu ada kemungkinan lain bahwa chloroquine dapat mengubah kemampuan virus untuk mengikat bagian luar sel inang.

Komentar
Artikulli paraprakRumah Kepala ULP Aceh Digranat OTK
Artikulli tjetërManfaat ‘Social Distancing’ Mengurangi Penyebaran Coronavirus